11. Berdarah Segar

22 9 12
                                    

Kasih Bintang dulu kali ya oke??
🌟

🌟

🌟

"Wajah bisa tergambar di cermin, terlihat di mata, tapi perasaan hanya bisa di rasakan dan di lihat oleh hati yang tulus."

***

Pagi ini Keanu duduk sendiri di depan teras rumahnya. Rumah berlantai putih bersih itu tak pernah di lewati siapapun. Rumah dengan design semu kuno itu sedikit lebih autentik ditambah sofa keluaran Amerika tahun 80'an.

Keanu ada pria berusia 22 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan listrik ternama di kota Bandung. Mahasiswa semeatet akhir dari kampus swasta itu sangatlah giat bekerja. Dia sangat menghargai waktu, usaha, kerja keras dan proses dalam hidup. Makluk, anak rantau.

Rumah bernomor 33 ini adalah peninggalan sang paman yang meninggal pada empat tahun lalu, saat dirinya pertama kali datang ke Bandung menjadi mahasiswa baru. Dia tinggal sendiri tanpa teman, rekan maupun asisten rumah tangga atau mbok, bibi dan mbak. Semua pekerjaan dilakukan sendiri tanpa ada rasa bosan dan lelah.

Hari ini adalah hari yang cukup hebat bagi Keanu. Detik-detik yang berharga, hari naik jabatan. Namun juga merupakan hari yang buruk juga karena nanti Malam dirinya harus mengemas barang dan kembali ke kos-kosan. Bagaimana tidak Teh Dian (Kak Dian) dan suaminya akan menempati rumah ini kembali setelah kelahiran anak ke-dua mereka.

Keanu menghela napas panjang, tubuhnya sedikit lemas karena suara mobil pembawa barang sudah ada di dalam telinganya dengan jelas.

"Aku akan segera kemasi barang," ucap Keanu bangkit dari duduknya. Dia segera masuk ke kamarnya. "tunggu ya Teh, engga lama ko," sambungnya sopan.


Keanu segera membereskan semua barangnya, memgepak, mengemas dan siap untuk pergi dari rumah ini.

Pamit tak panjang lebar, singkat mempertegas semuanya. Keanu segera pergi dengan motornya.

***

Hari sudah sangat gelap, kamar kos masih berantakan. Syukur, siang tadi dirinya mendapat tempat, walau keadaannya kurang memuaskan. "Ah, mengapa semuanya tak beres juga?" tanyanya sembari membereskan kasur putihnya.

Keanu masih dengan telaten membereskan perlengkapannya. Selimut, baju bahkan peralatan mandinya.

Jam menunjukkan pukul 23:40, sudah sangat larut pikirannya buyar karena rasa lelah. "Esok saja la--gi..." ujarnya sambil menutup mata.

Baru matanya tertutup handphone-nya berdering nyaring. Telepon masuk dari sang bos. Ada apalagi?. Tanyanya dalam hati.

Keanu segera bangun, merapihkan file-file kantornya yang akan dia bawa besok pagi serta permohonan maaf atas ketidakijinannya pindah rumah menjauh dari kantor.

"Hallo??"

Suara tegas keluar dari spiker handphone hitam milik Keanu. Tarikan napas dilesatkan.

PREDATORS | THE WAY YOU SEE THE WAY YOU DO❗ | [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang