▪Luka Yang Terpendam▪

4.4K 164 5
                                    

Malam harinya Gaby dan Riza menunggu Amara dari tadi sore selesai pulang kampus sampai sekarang jam 9 Malam.Tapi Amara tak kunjung datang.Gaby sudah berkali kali menelpon Amara tapi nggak di angkat Amara.Gaby sudah berkali kali ngechat Amara tapi nggak di balas.
"Gimana ada jawaban" Tanya Riza.
"Nggak ada Riza,Aku berusaha hubungin Amara tapi nggak ada jawaban,Kita udah nunggu dia dari Jam 4 sore sampai sekarang jam 9 malam dia nggak datang juga,Nggak biasanya Amara bikin kita nunggu selama ini,Entah kenapa Riza perasaan aku nggak enak seakan akan Amara dalam masalah yang besar" Ucap Gaby Khawatir.
"Sayang,Kamu tenang aja mungkin Amara nggak enak badan makanya nggak datang,Ya udah kamu mau pulang Nggak,Biar besok kita tanya Amara kenapa dia nggak datang" Ucap Riza.
Gaby menganggukkan kepalanya.Walaupun dia masih khawatir dengan Amara.Gaby dan Riza berjalan keluar dari Cafe.
Disisi lain Amara menangis sambil memeluk selimut yang menutupin tubuhnya yang sudah tidak perawan lagi.Amara hanya bisa menangis dan membenci tubuhnya sendiri yang sudah kotor dan hina.
Amara masih menatap Satya tertidur dengan lelap.Setelah melakukan hal bejat itu terhadap Amara.Amara menatap Satya penuh kebencian dulunya Dia menatap Satya dengan cinta tapi Sekarang dia menatap Satya dengan kebencian terhadap Satya.Sekarang Dia sudah menganggap Satya seorang psikopat yang nggak pantas untuk di cintai atau mencintai.
"Ma,Pa,Maafin Amara yang nggak bisa mempertahankan kehormatan Amara,Amara sekarang kotor dan Hina Ma,Pa,Amara nggak pantas untuk menjadi anak Mama dan Papa,Amara sangat kecewa dengan Satya,Pria yang selama ini Amara anggap malaikat nggak lebih dari seorang Psikopat,Dia sudah menodai kehormatan Amara" Ucap Batin Amara menangis terisak.

"Sungguh ku kecewa sungguh kecewa
Oh sungguh aku kecewa
Diriku oh ternoda"
Amara bernyanyi sambil berjalan dan memeluk tubuhnya sendiri.Mengingat Satya telah menodai kehormatannya.Mengingat dia yang sudah nggak suci lagi melainkan dia sudah kotor dan hina.

"Tidak ku sangka sejak lama
Serigala berbulu domba
Orang yang sangat aku cintai
Dan aku anggap seorang malaikat
Merenggut kesucianku
Sungguh malangnya nasibku"
Amara bernyanyi dan duduk di bangku taman.Amara menangis mengingat Saat dia bertemu Satya yang ramah dan Baik.Tapi ternyata nggak lebih dari Psikopat.Mengingat Satya yang sering melakukan pelecehan terhadapnya dan Mengingat Satya telah memperkosa dengan keji dan mengambil kehormatannya dengan keji.

"Aku pembunuh,Aku pembunuh,Maafin aku Bunga,Maafin aku" Gigau Satya.
Amara masih menangis dan Mendengar Suara gigauan Satya.
"Maafin aku Bunga,Maafin aku,Aku pembunuh,Aku pembunuh,Aku pembunuh" Gigau Satya meneteskan air matanya dan berkeringat dingin.
Amara ketakutan mendengar perkataan Satya.
"Apa Bunga meninggal karena Satya membunuhnya,Kalau ternyata itu benar aku berhadapan dengan Seorang psikopat" Ucap Batin Amara Ketakutan.
Satya terbangun dari mimpinya.Mimpi tentang masa lalunya dan Kesalahannya terhadap Amara.Satya menoleh melihat Amara yang menatapnya ketakutan.Satya mengubah posisinya tidurnya jadi duduk.Satya mencekram kedua bahu Amara kasar.
"Kenapa lo natap gue ketakutan" Tanya Satya Dingin.
Amara bingung dengan sikap Satya yang berubah ubah.Tadi Amara melihat Satya menangis.Sekarang dia bersikap kasar dan dingin terhadap Amara.
"Lo membunuh Bunga mantan lo" Tanya Amara.
"Iya,Emang kenapa lo takut sama gue" Ucap Satya Dingin.
"Lo seorang Psikopat" Ucap Amara ketakutan.
"Emang iya gue seorang Psikopat,Kenapa lo nggak suka,Tapi tenang aja gue nggak bakal ngebunuh lo,Karena lo sangat memuaskan gue dengan tubuh lo" Ucap Satya Vulgar dan Membelai Pipi Amara.
Amara semakin ketakutan melihat Tatapan Satya.
"Sekarang kita lanjutin Malam pertama kita yang sangat indah" Ucap Satya membelai rambut panjang Amara.
"Nggak,Gue nggak mau" Ucap Amara.
"Lo jangan sok suci,Lo udah kotor dan sekarang lo udah jadi milik gue,Gue nggak akan lepasin lo" Ucap Satya Sangat Dingin dan Berusaha menaril selimut yang menutupin tubuh Polos Amara.
Amara menahan selimut yang menutupin tubuhnya.Dengan satu tarikan Satya berhasil menarik selimut itu dan Melemparnya ke bawah.Satya melihat tubuh Amara yang sudah dia nodai.Tapi masih sangat mengairahkan.Satya mencium Bibir Amara dan Membaringkan tubuh gadis itu di kasur.Amara menangis.Satya memperkosanya dengan Lebih kasar dan Berkali kali.
Beberapa Saat Kemudian.
Amara terkulai lemas dan Pingsan.Karena Syok melihat Satya memperkosanya berkali kali.Satya tertidur di samping Amara dan Memeluk tubuh gadis yang sudah menjadi miliknya seutuhnya.Satya menangis mengingat Masa lalu dan Rasa bersalahnya Terhadap Bunga.
Keesokkan Harinya Satya sedang menikmati tubuh Amara.Amara hanya menangis dan pasrah atas perlakuan Satya yang memperkosa di pagi hari ini.Amara merasa seperti wanita pemuas nafsu Pria.
"Satya,Satya" Panggil Seorang Memanggil Satya.
Satya mendengar seorang memanggilnya.Dia sangat Familiar dengan suara itu.Itu suara Dita.
Satya mengepal tangannya penuh kemarahan.Dia berdiri dari tubuh Amara dan Memakai pakaiannya.
Amara menarik selimutnya menutupin tubuh polosnya.Satya mencekram kedua Pipi Amara.
"Lo diam disini,Kalau perlu lo bersihin tubuh lo yang kotor itu setelah itu kita bermain main" Ucap Satya Dingin.
Satya berjalan keluar dari kamar Tamu dan Menutup kamar tamu dengar menggunakan Password.
Amara berdiri dan berjalan mendekatin pintu dengan selangkangnya yang sakit karena Satya memperkosa berkali kali.Amara terduduk di dekat pintu dan Masih memeluk selimutnya.
Satya berjalan menghampiri Dita bersama Seorang yang Satya yakinin seorang psikolog.
"Ngapain Anda kesini,Bukannya saya pernah bilang jangan pernah kesini,Karena saya tak segan segan untuk mengakhirin hidup saya kalau saya harus melihat Anda lagi" Ucap Satya Dingin.
"Mama tau kamu masih membenci Mama,Mama kesini membawa Psikolog dari Perancis,Dia psikolog ternama,Dia bisa menyembuhkan Satya" Ucap Dita.
"Saya sudah bilang saya nggak butuh Psikolog atau terapi apapun" Ucap Satya Dingin.
"Nak,Mama cuman nggak mau penyakit kamu semakin Parah" Ucap Dita.
"Ya biarin aja penyakit saya Parah,Biarin aja Saya mengakhirin hidup saya dengan itu kalian nggak perlu melihat Anak kalian yang sakit ini dan saya bisa hidup bahagia dengan Bunga,Biar Saya bisa menebus rasa bersalah saya" Ucap Satya Dingin.
Dita berlutut di hadapan Satya dan menangis.Satya berusaha menahan Air matanya.
"Lupain Bunga Nak,Kamu nggak salah atas kepergiaan Bunga,Nak,Mama mohon kamu mau ya diterapi atau bicara dengan psikolog" Ucap Dita menangis.
"Saya sudah bilang berkali kali saya nggak mau,Buat apa ada peduli dengan Saya,Setelah 3 tahun Anda meninggalkan Saya sendirian menghadapi keterpurukkan saya,Saya pernah memohon mohon sama Anda waktu itu,Saya bilang Ma,Satya mohon jangan tinggalin,Satya butuh Mama,Apa Anda mendengar pemohonan saya,Nggak,Anda memilih pergi meninggalkan Saya sendirian dan Sekarang ada memohon mohon ke Saya untuk terapi,Saya sudah bilang nggak mau,Percuma Anda memohon mohon dengan Nangis darahpun,Saya nggak akan luruh,Seperti saat saya menangis memohon mohon tapi anda tetap memilih pergi,Satu lagi jangan pernah kesini dan Anda tau pintu keluar dimana,Silahkan keluar kalau kalian tidak mau pergi dari sini,Saya yang memilih untuk pergi selamanya biar kalian bisa tenang" Ucap Satya sangat Dingin.
Dita berdiri dan memandang Satya.
"Mama yang pergi dari sini,Kamu jaga diri kamu baik baik,Jangan berniat untuk menyakitin diri kamu,Kalau nanti kamu butuh apa apa,Mama pasti akan kabulkan" Ucap Dita memeluk putranya.
Satya menahan tangisannya dan merasakan kehangatan pelukan sosok ibu.Terakhir dia merasakan pelukan ini 3 tahun yang lalu.Satya tidak pernah membenci Dita atau Feri tapi dia masih kecewa sama mereka yang memilih ego mereka dan Meninggalkan Satya sendiri,
Menghadapin keterpurukkannya.
Dita berjalan bersama Psikolog yang dia bawa meninggalkan rumah Satya.Satya menangis.Amara mendengar percakapan antara anak dan ibu itu.Amara yakin Satya memiliki masalah terhadap kedua orang tuanya.Buat apa dia peduliin Satya pria psikopat yang telah menodainya.
"Prang"
Satya memecahkan seluruh barang di sekitarnya hingga pecah.
Amara terkejut mendengar pecahan barang itu.
"Satya,Satya" Teriak Amara Panik.
"Satya yang bersalah Ma,Satya yang membuat Bunga pergi meninggalkan Satya,Seharusnya Satya yang mati bukan Bunga" Ucap Satya menangis.
Satya terduduk di lantai dan bersandar di sofa.Dia menangis dan menjambak rambutnya mengingat Masa lalunya dan kesalahannya terhadap Bunga.Amara panik mendengar tangisan Satya yang penuh luka yang selama ini Satya pendam.

BERSAMBUNG.

Vote And Comment.

I Love You MR.Psikopat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang