▪Luka Masa Lalu Satya▪

4.5K 165 4
                                    

             Setelah Satya memperkosa Amara dan Membuat Amara lemah tak berdaya.Satya melihat Tidak ada darah yang mengalir di paha Amara.
Satya menghela nafasnya lega karena Darah dagingnya yang di kandung Amara masih selamat.Satya tadi sempat melihat Gaby.Satya membalut tubuh polos Amara dengan Selimut dan Membawa pakaian Amara.Satya mengendong Amara ala Bridal Style dan Membawanya menuju Mobil.
Satya membuka pintu mobil dan Memasukan tubuh Amara ke dalam Mobilnya.Satya masuk ke dalam mobilnya dan Mengemudikan Mobilnya meninggalkan rumahnya.
           Beberapa Saat Kemudian.
               Gaby sama Para polisi menggrebek rumah Satya.Mereka melihat Sekeliling sudut rumah Satya.
"Pa,Tadi Saya melihat sahabat saya di perkosa Bajingan itu disini,Tapi kok bisa hilang" Ucap Gaby.
"Mungkin orang itu telah membawa kabut sahabat Mbak" Ucap Polisi.
"Ah Sial" Ucap Gaby Geram karena Satya membawa kabut Amara.
             Dia nggak menyangka Pria yang selama ini Baik dan Ramah di depan Kampus.Nggak lebih dari Psikopat.
             Beberapa Saat Kemudian.
        Satya sampai di rumah yang dulu menjadi tempat nginap dia bersama kedua orang tuanya kalau berlibur ke Puncak.Satya masuk ke dalam rumah itu dan Berjalan memasukin rumah itu menuju kamarnya.Satya membuka pintu kamarnya.Satya membaringkan tubuh Amara di kasur.Satya membuka selimut yang menutupin tubuh polos Amara.
Setelah itu Satya memakaikan Pakaian dan Dalaman Amara ke tubuh Amara.Satya membelai rambut panjang.
"Sejak pertama kali kita ketemu di Ospek,Aku udah mulai tertarik sama kamu,Karena kamu Gadis yang periang dan suka gugup di depan Aku,Tapi aku malah terobsesi dengan Gaby yang memiliki Wajah dan Sifat yang mirip kayak Bunga,Makanya aku ngedekatin kamu tapi Malah aku yang jatuh cinta sama kamu,Saat aku tau kamu kehilangan Kakak kamu,Saat itu aku ngerasa kamu adalah gadis yang kuat,Karena kamu berusaha untuk bangkit dari keterpurukkan kamu,Kita sama kehilangan orang yang kita sayang karena kesalahan kita sendiri,Tapi kamu jauh lebih kuat dari aku,Aku masih belum bisa bangun dari keterpurukkan aku,Rasa bersalah dan masa lalu itu selalu menghantui Aku,Dokter Bilang aku mengalami Sakit kejiwaan,Aku nggak bisa mengendalikan emosi aku dan Saat kamu bilang mau melupakan aku,Aku saat itu takut kehilangan kamu,Tapi aku belum sadar kalau Aku cinta sama kamu,Karena Aku terlalu terobsesi dengan Gaby yang mirip dengan mantan aku,Saat Gaby berpacaran dengan Riza sahabat kamu,Aku saat itu sangat Marah tapi Aku nggak pernah merasa sakit,Aku marah karena aku nggak bisa memiliki Gadis yang mirip dengan Bunga,Tapi Saat itu Aku sadar aku mencintai kamu tapi aku takut kehilangan kamu seperti aku kehilangan Bunga,Makanya aku mutusin untuk memperkosa kamu,Walaupun sebenarnya aku tersiksa,Tapi aku nggak mau kehilangan kamu,Udah Cukup aku kehilangan Bunga,Kehilangan Kepercayaan aku terhadap Papa dan Mama,Aku nggak mau kehilangan kamu,Sekarang aku nggak perlu takut kehilangan kamu,Karena ada Bayi yang kamu kandung untuk menjadi pengikat kita,Maafin aku selama ini bersikap kasar dan Dingin ke kamu untuk menutupin ketakutan aku,Aku cinta kamu Amara,Aku sangat mencintai kamu,Walaupun aku nggak tau apa kamu bisa mencintai aku yang sakit kejiwaan ini,Aku yakin kamu membenci aku dan Menganggap aku Psikopat,Tapi aku nggak marah karena kernyataannya aku Psikopat" Ucap Satya menangis melihat Amara.
              Satya mencium bibir Amara lembut.Setelah itu Satya membelai perut Amara.
"Sayang,Kalau kamu udah besar jangan kayak Papa ya,Kamu harus jadi Mama kamu yang kuat,Bukan jadi Papa yang masih terjebak di masa lalu dan Kesalahan Papa,Papa sayang kamu" Ucap Satya Mencium perut Amara.
            Satya berbaring di samping Amara dan Memeluk gadis itu dengan erat.Dia tidak ingin melepaskan Cintanya lagi.
            Keesokkan Harinya Amara tersadar dari pingsannya.Amara terkejut dia berada di sebuah kamar yang berbeda.Jelas jelas itu bukan Kamar di rumah Satya.Amara mengingat Satya memperkosanya.
Amara menangis Apa bayinya masih selamat.Amara meraba raba perutnya.
"Bayi lo masih selamat" Ucap Satya berpura pura Dingin.
           Amara menatap Satya dengan tatapan kebencian.Biasanya Satya mendapatkan tatapan cinta dari Amara.Sekarang tidak lagi dia mendapatkan Tatapan kebencian Dari Amara.
"Makan" Ucap Satya Dingin memberikan Sepiring nasi dan Lauk Pauk ke Amara.
"Lo bawa gue kemana lagi Hah" Tanya Amara Marah.
"Makan" Ucap Satya Dingin.
"Gue nggak mau makin,Gue mau pulang" Ucap Amara.
"Makan" Ucap Satya memaksa Amara makan.
"Gue nggak mau" Ucap Amara menghempaskan Piring itu.
"Prang"
          Piring itu pecah dan Lauk pauk berhamburan.
"Gue benci sama lo Psikopat,Gue menyesal dulu pernah mencintai lo Psikopat,Gue berharap lo lenyap di hadapan gue" Ucap Amara Menatap Satya membenci.
"Setelah lo,Kalau Lo nggak mau Makan kan,Lo pengen gue nggak ada di hadapan Lo kan,Sebelum gue lenyap di hadapan lo,Gue cuman mau bilang Sama lo,Gue cinta sama Lo,Gue baru sadar kalau Gue cinta sama lo,Tapi karena Lo nggak cinta sama gue,Jadi buat apa gue hidup,Jaga bayi kita baik baik,Jaga sampai kayak bapaknya seorang Psikopat" Ucap Satya Tersenyum hambar.
             Amara terkejut mendengar perkataan Satya dia melihat tatapan Mata Satya.Tidak ada kebohongan melainkan ketulusan dari tatapan Satya.Satya mengambil pecahan Kaca itu.Satya mengores Tangannya hingga mengeluarkan darah.Amara terkejut melihat itu.Satya hendak menyayat denyut nadinya.Amara menahan tangan Satya dan Melempar pecahan kaca itu.
"Lo mau ngapain lo sakit hah" Ucap Amara Terkejut.
"Lo bilang mau lihat gue lenyap dari hadapan lo,Gue emang sakit" Ucap Satya mengambil pecahan Kaca itu.
             Satya mengoreskan di tangannya hingga mengeluarkan darah.
"Gue capek untuk hidup dengan Rasa bersalah dan Takut kehilangan lagi" Ucap Satya Masih mengores tangannya.
               Amara menangis dan Mengambil Pecahan kaca itu. Melemparnya Satya hendak mengambilnya tapi Amara menahan Tangan Satya dan Memeluk Satya.
"Lo bodo,Lo Psikopat terbodo yang pernah gue lihat,Nggak selalunya lo nuruti perkataan gue,Lo harusnya ngelawan atau nyakitin gue" Ucap Amara Menangis di pelukan Satya.
             Satya melonggarkan pelukannya dengan Amara dan Memegang kedua Pipi Amara.
"Apa salah kalau seorang Psikopat kayak gue mencintai gadis sebaik lo,Apa seorang Psikopat kayak gue harus kehilangan orang yang di sayangnya lagi,Apa seorang Psikopat kayak gue nggak pantas untuk dicintai dan Mencintai,Maafin gue yang udah melecehkan lo,Mengambil kehormatan lo dan Memperkosa lo,Karena biar gue bisa dekat sama lo dan Karena gue nggak mau kehilangan lo,Kalau gue harus merasakan kehilangan Lagi lebih baik Gue mati dari pada gue hidup seperti ini terjebak di masa lalu,Gue capek Di hantui Rasa bersalah itu terus,Gue capek" Ucap Satya menangis memukul kepalanya.
             Amara memegang kedua tangan Satya dan Mengecup bibir Satya lembut.Satya terdiam dan menangis.Amara memeluk Satya.
"Gue bohong kalau gue bisa membenci lo seutuhnya,Karena gue masih cinta sama lo,Kalau lo mau terlepas dari rasa bersalah lo cerita sama gue" Ucap Amara.
"Gue nggak sanggup untuk menceritakan masa lalu itu,Gue nggak pantas buat lo,Gue sakit mental,Gue takut kehilangan lo,Gue takut" Ucap Satya Menangis.
             Amara terkejut mendengar Satya mengidap penyakit sakit mental bisa di sebut sakit kejiwaan.
"Gue nggak peduli lo sakit kejiwaan atau apapun itu,Gue akan tetap mencintai lo dan Lo nggak bakal kehilangan gue,Karena gue mengandung bayi lo dan lo harus tanggung jawab,Kalau lo sudah siap lo bisa cerita sama gue,Gue akan bantu lo keluar dari masa lalu lo dan Bantu lo sembuh dari penyakit lo" Ucap Amara.
             Satya menganggukkan kepalanya.Amara melonggarkan pelukannya dan Mengambil kotak P3K.Amara mengobatin Goresan goresan luka di tangan Satya.Sebegitu depresinya Satya sampai dia hendak menyakitin dirinya sendiri.Satya mencium bibir Amara lembut bukan kasar lagi.

BERSAMBUNG.

                    Vote And Comment.

       

I Love You MR.Psikopat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang