Pada akhirnya, semua benar-benar berubah drastis. Begitu kontrak kami dengan Big Hit habis, Bangtan Boys sudah jadi kenangan di bumi.Sebenarnya, beberapa memperpanjang kesepakatan, tapi tidak sebagai anggota band lagi. Namjoon dan Yoongi-hyung meneruskan karir produsernya, Hoseok-hyung mengisi slot koreografer. Jeongguk si Golden Maknae jadi pelatih vokal, dan Seokjin-hyung jadi aktor pertama dari agensi.
Hanya aku dan Jimin yang memilih berhenti dari semua. Ya, benar, aku tidak sendirian meninggalkan agensi yang sudah membesarkan kami ke seluruh dunia. Ikatan kami sebagai soulmate terlampau kuat, aku tahu. Kami memang saling memahami satu sama lain sebegitunya sampai barangkali, hanya Jimin yang benar-benar mengerti alasanku menolak tawaran menjadi aktor alih-alih kembali ke Daegu dan mengelola lahan warisan keluargaku.
Segalanya memang selalu berputar, akhir adalah sebuah awalan lain dan saat aku bukan anggota BTS lagi, aku kembali ke titik awal hidupku. Memenuhi takdir sebagai pewaris bisnis keluarga yang memang sudah aku bantu kembangkan dengan penghasilan menjadi idol.
Akhir yang satu ini juga membuat aku berakhir sendiri, lagi. Seperti memang semua manusia akan kembali ke masa awal mereka, hanya masalah waktu saja sampai tiap-tiap orang mengalaminya. Entahlah.
Bukan berarti aku tidak berbahagia atas pilihan karir rekan grupku, tentu aku sangat mendukung mereka, terutama Jimin. Dia kembali ke Busan, membuka studio tari disana dan menjadi pengajar tunggal yang bahagia. Sangat, kalau bisa aku bilang, tidak ada yang bisa menandingi wajah berseri-seri miliknya tiap kami bertatap video call di Sabtu atau Minggu malam yang hening.
Diantara semua member kami, hanya tersisa aku dan Jimin yang masih sendiri. Kami tidak punya pasangan seperti Yoongi atau Seokjin-hyung yang sudah tak lajang lagi, atau pacar-pacar rekan grupku yang lain. Aku dan Jimin terpisah jarak sebegitu jauhnya, tapi kami tahu, kami tetap bisa saling memiliki.
Dulu, sih, dia memang mudah memikat hati. Tapi Jimin yang sekarang punya terlalu banyak kalkulasi untuk menyeret orang lain ke kepalanya yang tak henti berotasi. Terlalu lama bersamaku mungkin membuat otak Jimin menggaungkan frekuensi yang mirip dengan punyaku, jadilah dia orang berpikiran rumit sama sepertiku.
Tapi mau serumit apapun pola Jimin berpikir dan bagaimanapun pandangannya akan dunia, aku tidak akan pernah pergi. Begitupula dia. Mungkin kelakar member yang lain benar, aku dan Jimin akan terus berteman, berdua saja sampai mati.
Aku bahagia dengan jalan yang kupilih saat ini, Jimin juga. Semua rekanku bersinar dengan cara mereka masing-masing dan bagiku, itu semua sudah lebih dari cukup.
Jam dinding di seberang meja kerjaku terus berdetak, tik-tok, tik-tok, dan sebentar lagi pukul 10 malam tiba. Senyum membuat tulang pipiku tertekan begitu memandangi ruang chat milikku dengan Jimin. Sepersekon berlalu, ponsel di tanganku bergetar halus dan nada deringnya yang khusus tak ayal makin melebarkan senyumku.
Suara Park Jimin mengalun lembut di seberang sana, "Hai, land Lord," itu sebutannya bagi bisnis properti yang aku miliki. "sebuah kehormatan bisa kembali berbincang denganmu, Your Majesty."
Kami tergelak bersama, beban satu pekan terakhir rasanya luruh di tiap-tiap hela napas Jimin yang riuh. "Hei, Jimin-ssi, terimakasih sudah merepotkan diri untuk menghubungi aku sehabis mengajar begitu."
Deguk tawanya mengalun, "Tua bangka," Jimin memulai. "Kau yang harus lebih banyak menggerakkan tubuh jangkungmu itu." Suara air yang diteguk Jimin makin mengikis spasi diantara kami. Dia masih disini.
"Mari kita berlatih koreografi bersama lain kali, Jiminie." Aku menjauhkan gawai dari telinga, mengubah mode panggilan kami ke video call. Wajah Jimin di seberang masih berlapis peluh yang membuat kulitnya dipenuhi kilauan, senyuman khas itu hadir dan setelah semua ini, Jimin masih Jimin dengan mata melengkung sabit yang sama. "Hai," aku mencibir waktu dia menyugar rambutnya yang lepek ke belakang. "Aku merindukanmu, Jimin-ssi."
Jimin menyeka keringatnya yang jatuh dari dahi, sibuk sendiri untuk beberapa saat lalu kembali menatapku dengan senyuman. "Aku juga merindukanmu, Taehyung-ssi."
...
080918 😄
Terimakasih sudah membaca ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
ficlet 2 [VMIN]
Fanfic[ONESHOT COMPILATION] Ficlet: istilah bagi cerita yang lebih panjang dari drabble, namun tidak sepanjang oneshot biasanya. Word count; 500-1500 kata per part. SEMUANYA MATURE RATED Konsep sama seperti FICLET 1 | NEVER ENDING BOOK ❤️ [✓] berarti cer...