BROKEN 3 ✓

1.7K 210 56
                                    


Side story dari COFFEE, timeline setelah GRUND. It's parent! Vmin fic 😃

A/N nya duluan ya 😅

Cerita ini tidak saya masukkan ke works GRUND karena inti ceritanya sudah selesai. Vmin nikah bahagia punya anak 😄

Sekarang saya kobam vmin back hug dan sender senderan. Asdfghjkl. Tenggelam dalam kubangan momen vmin tapi ga ingin ke permukaan lagi.

Ya ampun kalo ga ada momen, merana. Dikasih momen banyak, nggak siap 😂 dasar lemah kamu, run /ngaca/

(Paradoks penikmat fandom minor yang terbiasa mencari momen dalam celah. Sekalinya dibukain lebar; dikasih banyak asupan, malah sibuk hype duluan sampe kehabisan darah)

Oke alaynya kita cukupkan sampai disini. Happy reading, fams! ❤️

...

Ketenangan yang Jimin dapat begitu bangun pagi itu terasa ganjil.

Terbiasa menyambut pagi dengan rangkulan kokoh di pinggang, atau teriakan anaknya akhir-akhir ini membuat Jimin kontan merasa ada yang salah. Sudah lama sekali pagi harinya yang damai dan tenang seorang diri berlalu. Sejak membina hubungan dengan Kim Taehyung, satu dua kebiasaan Jimin sudah berubah.

Hal paling drastis yang menimpa mereka berdua tentu saja kehadiran Kim Jihyung di tahun kedua pernikahan. Copy carbon suaminya itu benar-benar membuat Jimin dan Taehyung banyak belajar, merawat dan membesarkan Jihyung bersana membuat mereka secara tidak langsung juga semakin memahami satu sama lain.

Tujuh tahun kebersamaan mereka membuat Jimin bahkan rasanya bisa tahu apa yang Taehyung maksud hanya dari tatapan mata. Jika pria itu pulang dengan pekerjaan yang dibawa, misalnya, Jimin akan sigap memberi pengertian kepada putranya bahwa sang ayah sedang tidak bisa di ajak bermain dulu. Atau, kerling nakal di mata pun sentuhan seringan kapas di tengkuknya pertanda ajakan 'melepas penat'.

Dari tatapan pertama mereka di penghujung hari, Jimin bisa tahu apa yang di maksudkan suaminya.

Mereka mengenal satu sama lain terlampau baik, sehingga ketiadaan Taehyung dan Jihyung yang tanpa kabar ini sedikit banyak membuat Jimin terusik. Dia mengernyit bingung. Biasanya, selelah apapun dia selepas 'serangan pagi' dengan suaminya, kepala keluarga Kim itu akan membantu membersihkan diri terlebih dahulu di kamar mandi. Lalu saat sang putra mendatangi kamar mereka, Taehyung akan memberi tahu Jihyung jika bunda sedang kurang enak badan, dia yang menggantikan membantu rutinitas pagi.

Jimin berguling, meraih bantal yang biasa Taehyung pakai lalu mengusakkan muka disana. Wangi musk khas seketika memenuhi penghidu, dia dibuai kembali rasa kantuk. Separuh sadar, Jimin merasa ada usapan di kepala. Sambil mengeratkan dekapan pada bantal, dia bergumam. "Tae, aku masih mengantuk. Padahal kita tidak habis itu tapi rasanya lemas sekali."

Decakan yang mengudara membuat Jimin cemberut, masih pagi begini masa dia dimarahi? Lagipula biasanya Taehyung senang jika membantu Jihyung bersiap pagi. Lalu Jimin yang akan membereskan semua kekacauan di kamar sang putra. Jimin balas mendengus, meringkuk semakin menjemput kantuk. Usapan di kepalanya memperparah keadaan.

"Sudah tua begini kamu masih susah bangun di akhir pekan, eh, Jimin-ie?"

Suara bass yang menyapa membuat Jimin sontak membuka mata. Dia bangkit tergesa lalu menerjang sang kakak. "Chanyeol-hyung!!! Ih kangeeen!"

Park Chanyeol yang terjengkang hanya tertawa-tawa, membalas dengan kepitan di leher Jimin. Mereka sudah lama tidak berjumpa karena Jimin dan Taehyung pindah ke Daegu sejak setahun lalu, suaminya mengambil alih pekerjaan ayah mertua. Jimin seketika tahu, kunjungan Chanyeol berarti penculikan Kim Jihyung.

ficlet 2 [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang