MARKING ✓

2.3K 262 78
                                    


Wajah lelap Park Jimin adalah yang pertama kali Taehyung lihat begitu membuka mata.

Kelopak matanya menajam di sudut, nampak lebih kecil dari yang biasa Taehyung lihat karena pemuda itu sering menggunakan lensa kontak. Napasnya terasa lembut tiap menyentuh lengan Taehyung yang melintang di celah leher Jimin.

Ia nampak mungil, berbaring menyamping dalam rengkuhan tangan Taehyung yang tersampir di lekuk pinggangnya amat apik.

Bahkan saat lelap saja Jimin dapat membuatnya terkesima.

Taehyung mengusap pipi Jimin dengan jemari yang bebas, merasai tekstur lembut di sana pelan-pelan karena takut mengusik lelap. Hidung Jimin sedikit mengerut karenanya dan itu lucu. Tersenyum, Taehyung mendekatkan wajah mereka lalu mengusakkan hidungnya pada milik Jimin.

Sungguh Taehyung tak menyangka kalau apa yang selama ini hanya ada dalam angannya, dapat jadi sebegini indah saat menjadi nyata. Semua debar menyenangkan di jantungnya ini sudah membuat kewarasan sirna. Sebenarnya Taehyung takut ketergantungan, tapi tidak menampik karena ia tak keberatan harus menjadi gila karena Jimin.

Apalagi feromon lembut Jimin yang menguar dengan kurang ajar ini. Aroma menenangkan yang porsinya dapat membuat pening saking terkonsentrasinya sumber dari penyebab wangi tersebut.

Taehyung menghirup napas sebanyak yang ia bisa, ingin menguasai bau Jimin hanya untuk dirinya sendiri. Ia tersenyum sambil menghela napas, lebih memilih untuk mengusakkan hidungnya ke pipi Jimin. Menahan hasrat untuk menandai calon omeganya yang bahkan belum dia tahu kapan Jimin bersedia untuk ditandai.

Kegiatannya kali ini berhasil mengganggu Jimin karena wajah berpipi lembut itu merengut. Ada kerutan di dahi dengan mata mulai mengerjap pelan.

Taehyung mengulum senyum sambil mengusap pertemuan alis Jimin. Sedikit merasa bersalah karena sudah mengusik namun dihadapkan fakta bahwa mereka perlu mengonsumsi makanan lain. Ia terus melakukannya sampai Jimin perlahan terjaga dan manik cokelat kelam di sana menenggelamkannya.

"Taehyung," Jimin mengerang pelan. Dia semakin bergelung dan mengusakkan wajah ke ceruk lehernya. Oh, shit. "masih ngantuk, dikit, tapi kamu wangi."

Semuanya bertambah buruk kala Taehyung merasakan embus napas Jimin di kulit lehernya langsung. Bisa ia duga Jimin tengah mengendusnya, udara panas di sana membuat dia terlena.

Taehyung menarik napas, sulit. "Nite, sleepy head. Udah lapar belum?"

"Mmm." Geraman kecil itu membuat Taehyung bergidik. "Laper, tapi masih mau peluuuk." Jimin terkekeh samar karena teredam bahu Taehyung dan fabrik di antara mereka. "Aku suka, kamu wangi, Tae."

Degup jantung Taehyung bereskalasi begitu Jimin kembali mengusakkan hidung ke lehernya. Ia meremang. "Kamu kenapa jadi ngendus aku terus gini sih, Jim?" Taehyung refleks menengadahkan kepala karena perlakuan yang diterima. "Geli tau, Jimin."

Padahal tidak hanya geli, ada sesuatu yang lain menggeliat dalam diri namun Taehyung tak ingin lepas kendali. Ia mengusak helai lembut di kepala Jimin, menanti pemuda satu itu menjawabnya.

"Wangi kamu bikin aku ngerasa aman, Tae." Taehyung merasa bagian bawah kausnya sedikit tertarik oleh genggaman Jimin. "Setiap mau heat, aku selalu ngerasa khawatir. Takut. Apalagi keadaan aku tinggal sendiri juga kan ... aku suka parno karena itu.

Tapi pas aku rasain pra-heat yang sekarang, inget kamu aja bikin aku tenang. Aku kayak mendamba buat kamu lindungin. Kesannya drama sih, tapi yang aku rasain begitu...." Taehyung mengelus punggung Jimin yang makin tenggelam dalam rengkuhannya. "Di situ aku sadar, aku butuh kamu. Cuma butuh kamu."

ficlet 2 [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang