Pagi-pagi sekali Mina terlihat buru-buru dan segera menghidupkan mesin mobilnya. Yeay~hari ini Nenek dan Ibu Mina datang ke Indonesia. Tetapi ayah Mina tidak bisa datang karena terhalang pekerjaan. Mina harus menjemput nenek dan ibunya dibandara. Mina terlihat begitu antusias. Jam tangan Mina sekarang menunjukkan pukul 7 Pagi. Aduh aku harus cepat. Pesawat mereka mendarat jam 10. Aku takut akan terkena macet nanti.-Mina.
Mina tiba di Bandara 10 menit sebelum pesawat mendarat akibat terjebak macet, ia segera mengeluarkan papan yang bertuliskan namanya. MINA^^. Alasannya agar nenek dan ibu tidak susah payah menemukannya nanti.
"Nek! Ibu! Aku disini!" Mina melambaikan tangan kearah pintu kedatangan.
"Mina cucuku! Kau terlihat sehat dan gemuk disini." Nenek memeluk Mina sebentar dan nada suara nenek memelan diujung kalimat. Nenek merasa ia hanya mengkhwatirkan hal yang sia-sia melihat Mina dapat beradaptasi di Indonesia dengan baik, bahkan sepertinya Mina makan dengan lahap.
"Baby Mina! Aku begitu merindukanmu! Bagaimana ini aku enggan melepaskan tanganku yang memelukmu?!" nada ibu manja,kkkk.
"AAAaah ibuuuu hentikan!? Ibu dapat melanjutkan memelukku dirumah dan kalian tau kan aku juga merindukan kalian. Tetapi kita harus segera kerumahku, karena akan semakin macet nantinya." Mina langsung sigap mengambil koper besar yang dipegangi ibunya sedari tadi dan menggiring mereka keparkiran dimana mobil Mina berada.
Sesampainya dirumah, Mina menceritakan bagaimana ia di Indonesia dan ia juga menceritakan mengenai Dika dengan menggebu-menggebu serta ekspresi yang bersemangat. Melihat hal itu, ibu meminta Mina untuk mengajak Dika makan malam dirumah mereka. Tetapi ekspresi nenek sangat datar berbeda dengan respon ibu yang tampak senang mendengar cerita Mina.
"Nenek kenapa?" tanya Mina.
"Kenapa apanya?" nenek datar.
"Iya nenek seperti tidak menyukai ceritaku."
Menyadari hal itu ibu langsung berkata "Ahh Mina-ah, nenek pasti capek. Jangan diambil pusing, ibu akan membawa nenek ke kamar beristirahat. Ayo bu kita ke kamar" ibu membantu nenek berdiri dan berjalan mengiringi nenek ke dalam kamar untuk beristirahat.
~~~~~~~~~~~~~~
Keesokan harinya di kampus...
"Dika, malam ini ada acara tidak?" tanya Mina dengan tatapan sendu.
"Sepertinya tidak, aku hanya akan menonton tv dirumah haha." Dika tertawa renyah dan Mina terkikik mendengar jawaban Dika.
"Dasar jomblo haha. Baiklah, nenek dan ibuku sudah tiba disini. Mereka pun mengundangmu untuk makan malam bersama."
"Jomblo? Bukankah kita sudah berkencan?" Dika membulatkan matanya.
Mina hanya diam dan tidak berkomentar apapun. Dika pun berkata "Ya! Kau bahkan menciumku bagaimana bisa kau.." ucapan Dika terhenti ketika tangan Mina sudah membekap mulutnya dan scepat kilat Mina mencubit perut Dika.
"Ya! Kau gila mengatakan itu disini?" Mina membelalakkan matanya kearah Dika.
"Cubitanmu sakit sekali. Aku hanya tidak habis pikir bahwa kau tidak menganggapku sebagai kekasihmu." Dika mengusap perutnya yang dicubit oleh Mina.
"Aku tidak tau jika kita berkencan. Bukankah kau tidak pernah mengatakan bahwa kau suka padaku? Hanya akulah yang mengatakan itu setiap saat dan kau bahkan tidak meresponnya. Kau hanya tersenyum manis begitu saja. Dan sekarang..apa?! pacar?! Kau harus memintaku dulu untuk menjadi pacarmu dan menyatakan perasaanmu padaku!" Mina menyilangkan tangannya didada.
YOU ARE READING
DOPPELGANGER - Complete chap
FantasyKu lihat disekeliling ruangan itu, aku tidak menemukannya. Kemana dia? Aku yakin dia yang melakukan ini.-Mina. Begitu bodoh seseorang dari masa depan mempercayai teori reinkarnasi seperti itu. Mungkin hanya teknologi yang semakin canggih dimasa depa...