Setelah menemukan dimana keberadaan 'pria' itu yang ku peroleh dari pulpen pemberian Dadang tanpa pikir panjang aku bergegas menuju ke lokasi yakni di Rumah Sakit Bunda.
"Ahh sebaiknya aku menggunakan motor itu lebih baik agar terhindar dari macet."aku meraih kunci motor yang terletak di nakas.
Aku berniat menemui 'pria' itu dengan mengajaknya untuk berbicara baik-baik tentang obsesinya terhadap reinkarnasi. Aku akan menjelaskan kepadanya dank u harap ia akan memahami dan dapat menghentikan niatannya tersebut. Aku tau jika didalam mimpi yang selama ini ku impikan, aku menyetujuinya. Aku setuju karena memang saat itu ku piker hidupku tidak berharga dan memang tidak ada salahnya aku mati ditangannya. Ditangan 'pria' itu yang sangat terobsesi akan reinkarnasi dan berharap memiliki nasib yang lebih baik daripada yang ia jalani selama ini. Aku tidak mengerti, apakah dimasa depan aku masih menjadi orang yang tidak beruntung yang membuatku dimasa depan ini merasa begitu frustasi dan memilih jalan seperti ini. Aku benar-benar tidak percaya bahwa diriku dimasa depan seperti seorang psikopat yang rela melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mengapa kehidupanku dimasa depan begitu buruk? Mengapa aku begitu serakah?-Dika.
Aku menggenggam erat pulpen itu hingga aku tiba dihalaman rumah. Saat aku ingin menyalakan mesin motorku dan mengeluarkannya dari pagar rumah, aku bertemu dengan tetangga ku Pak Uwun yang kebetulan sedang berada dipekarangan rumahnya sedang menyirami bunga seperti biasa. Sudah menjadi aktivitas rutin Pak Uwun dan biasanya aku akan membantunya hari ini hari jumat karena tidak ada jadwal kuliah dan karena bosan.
"Pak Uwun."sapa ku dengan senyum ramah yang ku miliki.
"Eh nak Dika. Wah mau kemana ini tumben ga main sini"Pak uwun.
"Haha absen dulu ya pak. Dika permisi dulu pak"
"Oh iya hati hati".
Aku langsung melajukan motorku dan meninggalkan Pak Uwun yang sebenarnya tampak bingung.
Aku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi, menyusuri jalanan sepi hari itu. Jalanan ke RS Bunda sangatlah sepi, dikarenakan jalanan ini hanya satu arah saja. Hanya menuju ke RS Bunda, tidak ada jalan lain. Sedikit mengerikan memang, terlebih ini adalah gedung yang terbengkalai dan tidak menutup kemungkinan adanya aura mistis disekitar gedung. Ketika aku memasuki gerbang Rumah Sakit tersebut bulu kuduk ku sedikit merinding. Aku semakin merinding melihat tumbuhan liar yang merambat pada dinding rumah sakit tersebut. Tidak dapat dipercaya seseorang memilih tinggal ditempat seperti ini. Aku rasa semua hal gila seakan sudah biasa sekarang.-Dika.
Aku memasuki pintu samping rumah sakit tersebut dengan sedikit membuka paksa knop pintu yang macet. Mataku menelusuri setiap inci ruangan dengan waspada. Aku menutup kembali pintu tersebut dengan hati-hati dan berjalan perlahan. Ku telusuri satu per satu ruangan yang ada, hingga aku tiba diruangan yang besar bentuknya serupa dengan sebuah hall. Ku dapati sesosok makhluk yang selama ini menghantui didalam mimpi yang sering ku sebut sebagai doppleganger atau kembaranku. Ku teliti lagi kita memang serupa. Jika dilihat, aku seperti dapat melihat diriku sendiri. 'Pria' itu sedang sangat asik pada permainan VR nya. Ia sama sekali tidak menyadari kehadiranku dan tetap asik bermain sendiri. Berulangkali ia berteriak histeris dan berputar-putar, tetapi tetap tidak menyadari kehadiranku yang kini sudah berada tepat dihadapannya. Tangannya menyentuh bahu ku secara tidak sengaja. Ia terkejut.
"Mwoya.."doppleganger.
Dia melepaskan VR itu dan kemudian melihatku dengan muka sedikit terkejut kemudian ia tersenyum dengan sangat ramah "Whoaa Dika. My twins my mirror my life my everything."
Mendengar ucapannya sedikit membuatku terkekeh. Lalu ia melanjutkan "Aku tidak menyangka kau akan menemukanku secepat ini." Kedua tangannya mengembang seolah mengisyaratkan untuk memberi pelukan.
YOU ARE READING
DOPPELGANGER - Complete chap
FantasyKu lihat disekeliling ruangan itu, aku tidak menemukannya. Kemana dia? Aku yakin dia yang melakukan ini.-Mina. Begitu bodoh seseorang dari masa depan mempercayai teori reinkarnasi seperti itu. Mungkin hanya teknologi yang semakin canggih dimasa depa...