"Dek! Bangun! Alamak masih ngebo lagi!" Teriak Satria sambik menepuk jidatnya. Baru aja sehari gue bersyukur, sekarang kembali berkufur."Apasih bang? Teriak teriak mulu. Sakit nih kuping." Satria yang mendengar itu melotot dan langsung menarik adiknya untuk bangun. "Woy! Liat jam sana! Lo mau telat, bah?!" Bintang pun melirik jam sekilas. "Oh, setengah tujuh."
"WHAT?!?!" Teriak Bintang dan langsung berlenggang ke kamar mandi tanpa menghiraukan Satria yang menatapnya tajam. "Rasain! Gue ke sekolah dulu, ya? Baik baik berangkatnya."
"Abanggg!! Tungguin aku!" Teriak Bintang didalam kamar mandi. "Gue nggak mau telat. Bye." Satria pun berjalan keluar dari kamar Bintang tanpa mempedulikan sumpah serapa yang dikeluarkan oleh adiknya.
Saat ingin memasuki mobilnya, Satria di buat heran oleh seorang laki laki yang memarkirkan motornya didepan rumahnya. Eh?! Bukannya dia yang di mini market itu ya? Samperin ah, Guman Satria.
"Woy! Lo siapa? Ngapain markir didepan rumah. Awas! gue mau keluar."
"Bintang?" Tanya laki laki itu. Langkah Satria terhenti saat nama adiknya di panggil. Ditatapnya laki laki itu dengan tatapan tanya. "Ada?" Tanya laki laki itu lagi. Nih orang gila apa ya? Nggak nyambung banget.
Laki laki itu menghela napas gusar. Ia tau bahwa orang didepannya itu tidak mengerti dengan apa yang disampaikan. "Bintang ada?" Tanya nya datar. "Owh... Bintang. Ada. Lo siapa?"
"Pacar."
"What?!?!" Teriak Satria. Langit yang mendengar teriakan Satria pun refleks menutup telinganya. "Gue kira adek gue polos. Ternyata dia udah punya pacar rupanya. Wah wah. Btw, lo kesini buat jemput dia? Dia didalam tuh. Hati hati ya? Awas lo macam macam. Gue pergi dulu," cerocos Satria tanpa memedulikan jawaban Langit.
Pip
Ditatapnya mobil Satria yang berlalu hingga hilang dipersimpangan. Lalu matanya kembali menatap rumah Bintang sembari menarik napas lalu menghembuskannya. Kakinya pun melangkah masuk kedalam rumah itu.
Dilihatnya foto foto yang tersusun rapi diatas meja. Langit tersenyum melihat satu foto yang sangat mencolok. Foto Bintang dan Satria saat masih kecil. Namun, ia hanya fokus kepada foto Bintangnya. Lucu.
Dibukanya aplikasi kamera di handphone nya dan memotonya diam diam. Takut kalau Bintang melihatnya. "Bang?! Bang Satria udah pergi ya?! Dasar abang laknat!" teriak Bintang sambil menuruni tangga. Bintang belum sadar bahwa Langit sedang berada tidak jauh dari dekatnya. Ia pun hanya berlenggang kedapur untuk sarapan dan meminum susu kotaknya. Saat ia hendak keluar, ia baru sadar kalau ada sosok yang memperhatikannya. Dan saat kesadarannya itu penuh, ia kaget melihat Langit sedang menatapnya di ruang tamu.
Byurrr....
Semua susu yang ada di mulutnya muncrat keluar. Saking kagetnya melihat keberadaan Langit dirumahnya, matanya juga hampir keluar. "Hai," sapa langit dengan diakhiri senyum tipis. "Kamu ngapain disini?!" tanya Bintang to the point.
"Jemput pacar. Nggak boleh?" jawabnya terus terang. "Emang siapa yang jadi pacar kamu?" ketus Bintang.Langit yang tidak mau membuat suasana menjadi runyam hanya berdehem dan langsung menarik Bintang keluar. "Ngapain sih narik narik?!" teriak Bintang dengan wajah garangnya. "Kunci. Habis itu pergi."
"Hah?!" beo Bintang.
Langit yang melihat reaksi Bintang pun Langsung mengunci pintu rumah sendiri dan langsung menggandeng Bintang yang masih dilanda kebingungannya. "Nih, pake!" pinta Langit Sambil memberikan helm pink kepada Bintang. Tapi Bintang, tidak menerimanya. Ia masih dilanda kebingungannya. Langit pun hanya berdecak melihat reaksi gadis itu sangat lah lambat. Ia pun memakaikan helm itu kepada Bintang. Dan langsung mengajaknya naik ke motor. Bintang pun hanya diam menurut seperti anak ayam yang lagi disuruh sama induknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Us
Teen Fiction(On going) "Kamu jahat, Lang?! Kamu tega sama aku?! Aku benci sama kamu?!" teriak gadis itu sambil memukul pria di hadapannya. "Maafin aku, sayang. Aku tidak bisa melepas kalian berdua. Kalian berdua penting dalam hidupku." "Shit! Kamu itu egois, La...