Siapa dia?

2.9K 117 15
                                    

Seorang gadis terus menangis di balik pohon, sambil meremas tas tootbag yang kosong itu. Hatinya terasa perih bagai tertusuk belati panas menyaksikan pria yang ia sayangi bermesraan dengan perempuan lain. "Siapa dia, Langit?" Gadis itu terduduk meratapi nasibnya yang sangatlah sial. Apakah ini akhir dari hidupnya? Apakah ia harus merelakan pria yang ia cintai untuk orang lain? Jikapun itu harus maka, ia akan menjadi orang terjahat di dunia.

Gadis itu berusaha berdiri dengan kemampuan yang ia punya. Namun, karena tanah di sekitarnya sangatlah lembab dan basah. Kaki gadis itupun tergelincir. "LANGIT?!" teriak gadis itu.

Dua orang remaja yang sedang menikmati makan siangnya langsung berhenti. Mendengar teriakan seorang gadis yang memanggil nama Langit dari arah belakang. "Langit ... kamu dengarkan?" tanya Bintang yang langsung diangguki Langit. "Kok serem, ya? Kita balik aja, yuk?"

"Duluan. Gue mau cek dulu." Mendengar itu Bintang langsung berkata, "Aku ikut!"

"Bahaya," ucap Langit yang mendapatkan pelototan dari Bintang.

"Nggak! Pokoknya aku mau ikut!" tegas Bintang.

Langit langsung menghela napas kasar dan pergi meninggalkan Bintang. "Langit, ihh! Kok ninggalin, sih?!" Yang namanya batu memang tidak pernah mau mendengar. Berani mengambil keputusan tanpa tau apa akibatnya.

Sekitar 30 menit meraka berjalan menyusuri bagian belakang tempat mereka duduk. Namun, tidak ada siapapun yang ditemukan. "Langit ... balik yuk?" ajak Bintang kepada Langit.

Jika Bintang di suruh jujur, maka ia akan bilang bahwa tempat itu sangatlah seram. Pepohonan yang menjulang tinggi dan dahan pohon yang saling bersentuhan satu sama lain membuat tempat itu sangat mirip dengan hutan. Ditambah lagi dengan pencerahan yang kurang dan tanah yang lembab sudah pasti membuat orang berfikir tempat itu adalah hutan. "Lang?" panggil Bintang yang tak di gubris Langit. "Langit ... pulang ...." rengek Bintang.


"Pulang sana."


"Dasar nyebelin! Kamu ya—" kalimat Bintang terpotong akibat rintahin seorang gadis dari dalam lubang. "Sa ... kit..., to... long ...."


"Langit! Langit! Itu dibawah!" Langit langsung melihat ke arah yang ditunjuk Bintang. Jantung Langit langsung berpacu dengan sangat cepat. Melihat gadis yang ia sayangi tergeletak penuh darah yang mengalir dikakinya. "BULAN?!" teriak Langit dengan nada khawatir.

Langit kenal sama dia? batin Bintang.


Tanpa sepatah kata, Langit langsung masuk kedalam lubang dan menolong Bulan. "Dia kenapa, Langit?" Langit tak menggubris pertanyaan Bintang. Ia terlalu sibuk dengan berbagai pikiran yang berkecamuk didalam otaknya. "Tahan, sayang...." guman Langit lirih yang masih bisa didengar Bintang.

Langit berlari ke parkiran Seperti orang kesetanan dan membawa Bulan ke rumah sakit. Hingga ia lupa, seseorang sedang menunggunya di tempat lain.

Gadis itu tertawa hambar dengan apa yang terjadi padanya. Perlahan tapi pasti. Puzzle-puzzle kebingungan mulai tersusun. Dari gadis itu yang berteriak memanggil Langit, Langit yang juga terlihat khawatir dengan gadis itu, dan apa tadi? Langit memanggil gadis itu dengan sebutan sayang?  Cih! Bintang sampai lupa bahwa Langit itu playboy. Ia terlalui terlalu terpesona dengan perilaku Langit yang menurutnya sangantlah gentle.

Diary Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang