Prolog

2.4K 82 12
                                    

Musim Hujan 2015

tik..tik..tik bunyi hujan diatas genting airnya turun tidak terkira cobalah tengok dahan dan ranting,aku dan kamu basah semua,
nyanyian itu selalu bergeming dipikiranku ,tatkala mengingat seseorang yang hampir selalu menyanyikan lagu itu dikala hujan  ketika bersamaku.

For you my dear :
Hei, apa kabarmu hari ini ? sudah pasti baik kan, aku tahu kau kan laki laki yang pintar dalam menjaga kesehatan tubuh haha, nilai biologi kamu pun lebih tinggi dari pada aku. Oh iya ada yang ingin aku sampaikan, aku rindu ,rindu ketika kau selalu berada disampingku, canda tawamu.

Apa aku telah lancang merindukanmu ? Tanpa terlebih dahulu memikirkan kau juga merindukan aku atau tidak.

Aku rindu.

Tepatnya hari ini , dimalam ini pula, aku selalu bertanya pada diriku sendiri akan kah kamu kembali ? yaa aku percaya kamu akan kemnali , kamu tak akan lupa arah pulang ,tapi apakah aku yang menjadi tempat kamu pulang ? atau aku hanya tempat persinggahan ? ah sudahlah, pikiran ku mulai kacau

Kamu tau kata apa yang paling ku benci di dunia ini ? menunggu , aku benci ketika aku menunggu kamu yang tak pernah kunjung kembali tanpa memberi kabar, tapi rasa benci itu kalah dengan rasa rindu ku kepadamu.

Ataukah mungkin, aku hanyalah seekor buaya yang sedang dibodohi sang kancil hanya untuk bisa menyebrangi dan menemui apa yang kamu  inginkan ?

Memang daun yang jatuh tidak akan menyalahkan angin, tapi dia terjatuh karena dia sudah berada di titik paling lemah. Titik yang dia tidak mampu lagi untuk bertahan. Harapanku ialah untuk tidak seperti daun itu, aku ingin tetap menunggumu walau hati ini sangat lemah.

Ku harap surat itu bisa dibaca oleh seseorang yang selalu ku tunggu kehadirannya.

Keputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika aku harus memilih diantara tetap bertahan atau melepaskan. Aku tahu perasaan ini tidak seharusnya aku rasakan ketika dia tidak kunjung kembali.

Dengan ditemani senja yang menghiasi langit dengan warna jingga membentang di ufuk barat, kuusap ribuan kali air mata yang mengalir di pipi. Sembari mengingat kata demi kata apa yang pernah dia lontarkan kepadaku.

Di atas pasir pantai ini, aku mengenang dia. Dia yang pergi sebelum sempat mengucapkan selamat tinggal. Dia yang pergi membawa separuh hati. Dia yang kini entah dimana keberadaannya.
Sampai suatu hari dia datang menemuiku kembali Aku telah merindukanmu, izinkan aku kembali.

Akan kah aku menerimanya kembali?

Aku merindukan Senja dan Hujan.

Senja dan Hujan [Tahap REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang