Menyapa Selamat Datang Cinta

493 26 0
                                    


Jangan membuat ku salah paham, aku tak mau terjatuh pada hati yang salah.

Matahari bersinar cerah pagi ini, semangat menggebu untuk menuntut ilmu. Jarak tak jadi alasan untuk mengejar impian. Harapan akan terwujud asal dengan bermodalkan tekad, kemauan, dan optimis.

Aku melangkah keluar rumah meninggalkan kak Radit yang masih sibuk dengan penampilannya, maklum lah dia sedang mencari jodoh, ups hehe. Tak terasa, aku telah menjadi mahasiswa satu bulan lamanya, dan dalam satu bulan itu pun aku menemukan banyak hal termasuk kisah baru tentunya. Kisah baru yang aku sendiri tak tau akan bagaimana nantinya.

Aku duduk di dekat jendela agar bisa melihat pemandangan sepanjang perjalanan nanti, tapi sudah 10 menit aku sudah duduk disini dan bus belum juga beranjak. Bangku disebelahku pun masih kosong.

Aku menatap keluar jendela dan malah membuat kepalaku terasa pusing, semua kejadian seperti kaset yang terputar jelas di memori kepala.

Selalu tersenyum jika mengingat tentangnya. Memikirkan dia seperti hal yang wajib. Otakku terasa sudah telah kontaminasi berat.

Stoppp!!! Ada apa dengan ku? Kok jadi mikirin dia lagi sih ah. Apa hati ini sudah kalah untuknya? Tapi yang ku takutkan adalah cinta bertepuk sebelah tangan, So, what should i do ? batinku sambil menepuk-nepuk kepala dengan kedua tangan agar pikiran itu segera sirna dari otak ini.

Permisi, gue boleh duduk di sebelah lo?

Boleh, gak usah izin juga kali, mobil ini bukan punya bapak saya ko, ujarku tanpa menoleh.

Hahahaaa dasar lo bisa ngelucu juga, terdengar suara tawa yang membuat kepalaku terpaksa untuk menoleh ke arahnya, dan apa ini.

Astagfirullah kaget, ternyata orang yang duduk disebelahku adalah Arka, tumben dia naik mobil umum.

Wah jahat, dikira gue jin apa? Ku lihat wajah sebalnya yang membuat mulut ini ingin tertawa tapi masih bisa ku tahan.

Kalo lo mau ketawa, ketawa aja, ini juga bukan mobil bapak gue, jadi bebas mau ketawa keras juga, lanjutnya.

HAHAHAAA lucuu juga kak tapi kalo kakak jin juga gak papa sih, maaf maaf Senja gak bisa nahan pengen ketawa. Kataku disusul tawa yang membuat wajahnya memanas.

Gue jadi jin ngapain? Lo aja sono, Katanya sambil melirik ke arahku yang kini memasang wajah geram.
Buat nyari uang kak, Kali ini aku berbiacara tanpa menoleh ke arahnya, ditakutkan tawaku akan meledak seketika.

EH BUSET ngepet kali, tadi lo bilang gue jin, sekarang tuyul, nanti apa lagi? Tanyanya saat sudah berdiri tepat di pinggirku.

Nanti yaa selamat bertemu di kantin, wlee, ku julurkan lidahku ke arahnya, tak terasa hubungan ku dengannya semakin dekat. Tapi apakah hanya aku yang beranggapan kami sudah dekat?

Canda tawaku dengannya mampu menghiasi dalam bus ini, tak terasa rupanya telah sampai saja.

Kulihat dia seraya berlalu sembari menampakan senyum termanisnya, dan hal itu membuat aku semakin terjatuh padanya, tuhan tolong aku.

Senja! teriak pria berkaos putih dipadukan dengan kemeja kotak-kotak yang tak dikancingkan dan celana jeans sobek-sobek dibagian lutut sepaket dengan sepatu yang berwarna hitam. Dan ternyata pria itu adalah seniorku, kata temanku dia adalah musuh bebuyutan Arka dan aku tak tahu apa penyebab mereka bisa bermusuhan. Dia bernama Revan, jurusan kedokteran sama hal nya dengan Arka.

Wajah Revan tak kalah tampan dari Arka, yang menjadi ciri khasnya adalah dia tidak berlesung pipit sedangkan Arka berlesung pipit, Arka dan Revan termasuk bintang kampus yang sangat di gemari oleh gadis gadis disini.

Ada apa kak? tanyaku.

Ayo, kita kan kelasnya searah jadi mending bareng aja.

Iya kak ayo, akupun jalan bersamaan dengan kak Revan menuju kelas kami masing-masing dan sejak kapan kak Revan mengenaliku? Sebenarnya aku canggung jalan beriringan dengannya, apa kata orang nanti.

<<<<<✨>>>>>

Hijau dan asri. Kampus ini sangat menjaga alam sekitarnya. Aku bisa merasakan ada kenyamanan saat pertama kali memasuki sekolah ini, membuatku semakin betah saja.

Sebuah notifikasi line berbunyi.
Aku memicingkan mata. Penasaran dengan pengirim pesan. Seingatnya aku tidak pernah mengenal lelaki yang bernama Zidan. Di bukanya profil akun itu, sayang tidak ada satupun tanda pemilik akun. Hanya ada 5 postingan dan kelimanya hanya ada pengubahan foto profil bertuliskan tips untuk hidup sehat.

Senja : Maaf siapa ya?

Zidan : Dmn?

Senja : Maaf, maksud dmn apa ya? Aku gak ngerti bahasa anak alay.

Zidan : Lo dimana,enak aja bilang gue anak alay.

Senja : Bentar, ini kak Arka? Dapet dari mana id line aku ?

Zidan : Udah itu gak penting juga kali, yang penting sekarang lo dimana?

Senja : Aku lagi di UKS.

Zidan : Ngapain? Lo sakit? Sakit apaan? Kok kaga bilang ke gue, gue lagi di ruang BEM, ntar gue kesana kalo udah kelar.

Senja : Bukan Senja yang sakit kak tapi Asfa, gak usah kesini juga kali.

Ternyata linenya sudah tidak aktif sebelum dia merima line baruku, gimana nih.

Asfa dengan semangat menghabiskan semangkuk soto dihadapannya. Dia terserempet motor ketika hendak menyebrang, sebenarnya bukan kesalahan Asfa sepenuhnya tetapi mahasiswa songong yang tiba –tiba mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Aku sebenarnya ingin memberi pelajaran pada Mahasiswa itu tapi dilarang oleh Asfa, dan akupun tahu siapa mahasiswa itu, dia adalah sahabat dari Kak Revan. Ya dia Haikal, kak Haikal itu seharusnya sudah berada di tingkat dua lebih tinggi dari Revan dan Arka, hanya saja dia tidak bisa menjaga sikapnya dan akhirnya sudah 2 kali semester tidak naik.
Brukkk. Pintu UKS tiba-tiba saja terbuka dengan hentakan dari tangan seseorang.

Ehhh lo gapapa? Lo sakit apa ? Ku lihat nampak ada kekhawatiran yang dia pancarkan dari raut wajahnya.

Jangan membuat ku salah paham, aku tak mau terjatuh pada hati yang salah. Batinku.

Coba lihat pesan notifikasi line dariku, aku sedikit berbisik tepat disamping telinga kiri Arka.

Tringgg , Sontak Arka terbelalak kaget dan malu ketika melihat notifikasi baru yang tadi aku kirimkan, ekspresi wajahnya terlihat lucu. Ini salah satu sisi lain dari Arka.

Hahahahahaaaaaa, Aku tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah aneh Arka. Menyadari dirinya sedang di tertawakan, dia hanya berdecak kesal dan menanggung malu.

Udah ah ketawanya, lo udah ketawa sejam. Dan gue risi tau liat lo. Omel Arka melihat aku yang masih tertawa sampai sekarang.

kheemm aku jadi nyamuk nii, Asfa yang sedari tadi hanya melihat kami berdua berbicara dan akhirnya ia pun buka suara.

Apa sih , emang kamu mau jadi nyamuk? kenapa Asfa berbicara seperti itu, aku jadi kesel.

Habis nya kalian ngobrol berdua terus, kalo mau pacaran jangan di depan yang jomlo ini. Omelnya.

Bukannya mengelak Arka malah berbicara yang tidak-tidak,Doain aja ya.

Ciee aku doain ko tenang aja, asal jangan lupa peje nya.

Suut mulai deh kalian. Diriku hanya menatap kesal ke arah mereka, apa mereka tidak tahu sebentar lagi pipku akan berubah warna?

Senyummu masih sama saja, manis . pertemuan singkat tanpa terencana ini mampu mengelabui semesta.
Betapa tidak, kita bagaikan dua hati yang saling mengasihi tetapi dibaliknya kita tidak akan pernah tahu rencana yang akan datang menghampiri.Ketika kita berdusta tentang perasaan, maka kita telah berhasil membuat semesta tertawa.

Menahan untuk tidak mengungkapkan persaan itu sangatlah sulit, harapanku adalah rasa ini bisa dirasakan oleh dua hati, bukan satu hati yang akan terluka nantinya.

Senja dan Hujan [Tahap REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang