SEVEN

2.8K 366 21
                                    

BINTANGNYA JANGAN LUPA YA!

☆☆☆

Anna menarik penilaiannya bahwa Joshua adalah pria baik. Seorang pria baik tidak akan membiarkan seorang gadis manis seperti dirinya tidur di kasur lipat. Seorang pria baik tidak akan memonopoli kamar seorang gadis, apalagi pria itu tidak ikut campur atas pembayaran flat tersebut.

Tidak tahu saja Anna bahwa Dandy meminta ganti kepada Joshua atas uang yang dikeluarkannya untuk menyewa flat. Well, Dandy memang miskin.

Joshua sungguh terhibur dengan perilaku Anna. Gadis itu unik dan langka. Ia mulai berpikir untuk memuseumkannya.

“Mengapa kau masih di sini?”

“Tidak ada yang pernah mengusirku, Anna. Aku tersanjung karena kau menjadi yang pertama.” ujar Joshua santai. “Omong-omong, tidakkah kau ingin memasak dan memberi tamumu makan?”

Anna tersinggung, sungguh! Ia tak bisa memasak dan Joshua baru saja mencibir kekurangannya. Hal yang wajar karena di asrama tidak ada pelajaran memasak. Seandainya ia tidak di asrama dan tinggal dengan Sarah, mungkin ia akan bisa memasak.

“Tidak bisa memasak?” pria itu benar-benar minta dimutilasi. Karena Anna hanya merengut, Joshua melanjutkan, “Well, aku bodoh karena mengira gadis tolol sepertimu bisa memasak. Dan dengan pintar juga baik hati aku mengajukan diri untuk melihat isi lemari pendinginmu lalu menyulapnya menjadi makanan.”

Untuk ukuran seorang pria yang seluruh tubuhnya dipenuhi tattoo, Joshua cukup cerewet. Untung saja kemarin Sarah membawakannya beberapa bahan makanan yang perempuan itu masak untuk makan malam. Bahan makanan itu masih tersisa di lemari pendingin.

Joshua dan tangan terampilnya membuat Anna iri. Ia merasa tertantang untuk bisa memasak dan mengalahkan keterampilan Joshua. Tetapi itu hanya omong kosong, karena untuk memegang sebutir telur saja Anna ketakutan.

Dalam kurun waktu cukup singkat, Joshua telah menghasilkan dua macam masakan yang membuat air liur Anna menetes. Dengan sisa harga dirinya dan melupakan sejenak rasa kesalnya, Anna mencicipi masakan itu. Oh, bukan mencicipi, namun memindahkan semua ke dalam perutnya.

Anna memiliki kebiasaan menyisakan bumbu di bibirnya, lalu gadis itu akan menjilatnya. Semesta tahu bahwa Joshua yang paling nelangsa ketika Anna melakukan hal itu. Kalau bukan karena sendok yang dipakainya ia jadikan penahan diri, sudah pasti Anna habis diterjangnya sekarang.

Joshua pernah membangga-banggakan dirinya yang bisa hidup berbulan-bulan tanpa seks. Tetapi berurusan dengan Annastasia Callister membuatnya mempertanyakan kembali perihal keyakinannya. Nyatanya, melihat Anna tersenyum manis saja pikiran busuknya meliar ke mana-mana. Jika Anna mempercayakan bibirnya kepada Joshua, pria itu berjanji akan membuatnya lebih berguna.

“Aku akan mencuci piring!” seru Anna bersemangat.

Joshua mengembuskan napasnya perlahan. Dibiarkannya Anna mondar-mandir membawa piring kotor dari meja makan ke bak cuci piring. Gadis itu memang bodoh. Bukannya lebih praktis bila piring-piring kotor itu disatukan supaya bisa dibawa sekaligus?

Iya, gadis itu bodoh. Joshua meyakininya karena tiba-tiba Anna tersandung entah apa. Gadis itu jatuh di sebelah Joshua duduk dengan piringnya yang pecah menjadi tiga bagian.

“Kau—” Joshua kehilangan kata-katanya.

Dibantunya Anna berdiri dengan memegang kedua lengan atas gadis itu.

“Pam—mmn...,”

Niat Joshua yang mulanya hanya untuk membantu Anna berdiri lenyap secepat bibirnya menyambar bibir gadis itu. Ia mendudukkan Anna di meja makan, lantas melumat bibir Anna dengan intens. Merasakan upaya Anna menolak ciuman itu dengan menggeleng-gelengkan kepala, ia kemudian menarik diri. Ia menunduk menatap gadis itu yang terkejut dengan mata melebar. Ia memiringkan kepala, dengan mata terpejam menyapu lembut tepat di bibirnya. Dipagutnya bibir Anna sekali lagi, kali ini sambil menahan tengkuk gadis itu.

The Dark Secret [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang