EIGHT

2.7K 317 21
                                    

Jangan lupa vote ya!

***


“Kau akan melewatkan makan malam lagi?”

Hanya Joshua cucu yang paling dekat dengannya. Akhir-akhir ini pria itu sangat sibuk dan tidak pernah menyempatkan diri bergabung di meja makan. Deborah sudah tua. Ia ingin mendapat banyak waktu untuk mengobrol dengan Joshua. Maka dari itu, ketika Joshua berada di luar negeri, ia gencar menyuruhnya pulang.

Ketika Joshua memutuskan untuk pulang dan menjalankan bisnis keluarga yang selama ini ditangani oleh orang kepercayaan Deborah, tentu Deborah teramat lega. Di masa tuanya, akan ada cucu yang menemaninya. Namun ternyata, waktu Joshua tersita oleh kesibukannya. Bahkan untuk makan malam pun Joshua tak bisa.

“Aku lelah, Gramms.”

Deborah tidak bisa apa-apa lagi. Joshua terlihat lebih tua dari usianya. Mungkin pria itu memang tengah memiliki urusan yang pelik.

Untungnya, kasus Carla Whiston sudah mereda. Joshua tidak perlu memikirkannya lagi. Ia hanya sibuk di kantor. Well, berusaha menyibukkan diri sebenarnya. Tujuannya hanya satu, membuat tubuhnya lelah hingga keinginan untuk mendatangi Anna teralihkan.

Cara itu ternyata berhasil. Joshua tidak mendatangi Anna. Namun akibatnya, tentu saja kelelahan fisik yang berlebih.

Itu lebih baik daripada ia tergila-gila kepada Anna. Joshua bukan lagi seorang remaja yang melulu memikirkan perasaan mereka. Ia punya logika dan harus menggunakannya. Dan logikanya berkata bahwa patah di awal adalah pilihan terbaik daripada hancur di akhir.

Keesokan harinya ketika ia baru keluar dari ruang kerjanya, Diana—sekertarisnya yang seksi memberikan sebuah kotak.

“Apa ini?”

“Itu titipan dari seorang gadis bernama Annastasia, Sir.”

Joshua membukanya secepat tangannya bisa. Kotak itu berisi ponsel yang ia berikan kepada Anna.

“Kapan gadis itu kemari?”

“Dia baru saja pergi ketika Anda keluar.”

Joshua mengangguk, ia menutup kembali kotak itu. Langkah lebarnya membawanya masuk ke dalam lift. Tiba di lobi, ia melihat Anna sudah masuk ke dalam taksi.

Joshua tidak datang ke flat-nya selama berhari-hari. Jadi Anna berpikir bahwa pria itu tak mau berurusan dengannya lagi. Would you be my girl yang saat itu Joshua ucapkan, ia anggap tidak pernah ada. Itu hanya mimpi. Dan sebuah mimpi hanya bunga tidur.

Namun begitu, tetap saja Anna kecewa. Amat sangat kecewa. Ia masih bingung dengan sikap Joshua, namun ia tak mau mencaritahu lebih lanjut. Berpikir bahwa Joshua hanya mempermainkannya saja sudah cukup membuat dadanya sesak. Apalagi kalau hal itu memang nyata. Anna pasti akan hancur.

Ya. Ia akan hancur. Sebab dirinya mulai mencintai pria itu. Ia tahu perasaannya tak patut dan terlalu cepat hadir, maka dari itu, ia akan melenyapkannya.

Sebagai usahanya, Anna meninggalkan flat-nya dan pulang ke rumah Rev Falco. Sudah dua hari ia di sana. Dan hari ini, setelah meminta alamat perusahaan Joshua kepada Dandy, ia mengembalikan ponselnya ke tempat itu dengan menitipkannya kepada sekretaris Joshua.

Joshua tidak tahu bahwa Anna telah meninggalkan flat-nya. Ia memarahi Dandy di telepon, Dandy hanya menjawab bahwa Anna yang memintanya untuk tutup mulut. Tentu saja Joshua berang, siapa Anna hingga bisa menentukan apa yang perlu dan tak perlu ia ketahui?

“Mengapa kau memarahiku? Gadis itu yang salah, Man!”

Joshua mengusap wajah gusar. Ia mematikan panggilan begitu saja. Ke mana perginya akal sehatnya? Ia telah bertindak seperti remaja labil! Harusnya Anna yang patut kalang-kabut karena gadis itu adalah remaja. Bukan dirinya!

The Dark Secret [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang