TEN

2.4K 301 22
                                    

Terima kasih untuk vote dan komennya ya! Aku tunggu vote dan komen kalian di part ini juga

***


“Annie, senang melihatmu lagi. Aku merindukanmu.” Deborah langsung memeluk gadis itu, membuat Anna tersenyum lebar dan segera membalas pelukannya.

“Aku juga, Nana.”

Deborah menggiring gadis itu untuk duduk dan meminta maid untuk mengambilkan minuman. Joshua sendiri mendengkus dengan keramahan Deborah dan tingkah perempuan tua itu yang memonopoli gadisnya.

“Maaf jika Joshua menjadi pria berengsek, Annie. Dia memang kurang diberi pelajaran tentang menghadapi seorang perempuan.”

“Aku tidak mengerti mengapa ada seorang nenek yang mengumbar aib cucunya sendiri.” dengkus Joshua dalam bentuk cibiran.

Anna tertawa lantas mengerling kepada Joshua, “Paman Josh memang berengsek, Nana. Aku sangat tidak menyukainya.”

“Katakan itu jika kelopak matamu tidak membengkak karena menangis semalaman, Gadis Kecil.”

“Aku tidak menangis semalaman!” seru Anna tidak terima. Percaya diri sekali pria itu bahwa Anna akan menangisinya semalaman hanya karena merasa kecewa.

Joshua mengangkat alis dengan ekspresi mengejek yang tercetak nyata di wajahnya. Anna segera membuang muka. Baiklah, ia akan mengaku bahwa dirinya pasti akan menangis semalaman andai tak jatuh dalam tidurnya. Tapi intinya, ia tidak menangis semalam penuh karena ia tertidur! Lagipula, ia malu mengakuinya.

“Jangan hiraukan dia. Kau sudah sarapan, Annie?”

“Dia tidak akan segemuk itu jika aku menelantarkan jam makannya, Gramms. Lihat pipinya yang bulat.”

“Aku tidak gemuk dan pipiku tidak bulat!”

Mata gadis itu mendelik. Joshua menyembunyikan senyumnya. Ia senang membuat gadis itu merajuk. Anna terlihat semakin mempesona saat matanya membulat dengan tatapan jengkel seperti saat ini.

Deborah terkekeh geli. Sepertinya, Anna akan membawa warna baru di dalam mansion mereka. Joshua juga terlihat lebih santai dengan gadis itu. Ia berharap nanti ketika saatnya tiba bagi Anna untuk mengetahui kebusukan Joshua, gadis itu sudah terlanjur mencintai pria itu hingga pintu maafnya terbuka. Itu adalah harapan terselubung Deborah ketika dengan tega bersikeras untuk menjadikan Anna pelayan pribadinya.

Obrolan mereka terhenti karena Joshua menerima sebuah panggilan, sepertinya dari Diego. Ekpresi pria itu terlihat serius. Anna mendengar nama Ethan dan juga kalimat-kalimat lain yang merujuk pada peristiwa kecelakaan.

“Aku akan segera ke sana.” Joshua menutup teleponnya, ia menatap Deborah, “Ethan kecelakaan. Aku harus pergi.”

Deborah mengangguk saja, “Pergilah.”

“Paman—”

“Kau tetap di sini.” Putus Joshua tanpa mau dibantah, selanjutnya pria itu berdiri dan melangkah cepat keluar dari mansion.

Ethan tak bisa mengendalikan mobilnya karena remnya tidak berfungsi. Jelas itu bukan sesuatu yang normal. Ethan tidak seceroboh itu. Joshua dan semua orang meyakini bahwa ada orang yang telah terlibat secara disengaja.

“Kita harus melakukan penyelidikan terhadap Brian Leroza.” ujar Joshua ketika hanyatinggal mereka berdua di ruang rawat Ethan. Untunglah Ethan tidak mengalami cidera serius.

“Ini sebuah gertakan.” Ethan menipiskan bibirnya, “Aku khawatir Ava akan ketakutan karena masalah kecil ini.”

Perkataan Ethan terbukti saat Nadine bersama Ava masuk ke ruang rawat itu. Joshua undur diri, menghampiri Diego dan juga Dandy yang berbicara dengan polisi. Kecelakaan itu masuk ke dalam tahap penyelidikan.

The Dark Secret [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang