TWELVE

1.9K 261 19
                                    

Jangan lupa vote dan komennya yaa

***

Akhir-akhir ini, Joshua sering sibuk dengan urusannya sendiri. Anna sering dijemput oleh pria itu untuk kemudian ditinggal di mansionnya guna menemani Deborah. Di kali pertama sampai ketiga, Anna tidak keberatan. Toh, menemani Deborah cukup menyenangkan.

Namun untuk ketujuh kalinya, Anna mulai kesal. Pria macam apa yang menelantarkan kekasihnya? Pria macam apa yang menggunakan kekasihnya hanya sebagai hiburan untuk neneknya? Daripada diterlantarkan, ia memilih untuk membantu Sarah dan Rev saja di kedai.

Anna tahu bahwa Joshua sibuk bukan hanya karena pekerjaan. Pria itu juga tengah membantu meringankan beban sahabatnya. Kalau tak salah ingat, salah satu sahabat Joshua yang kini tengah dilanda masalah pelik bernama Ethan. Ethan ... Anna lupa nama belakangnya.

“Nana, aku bosan.” ujar Anna sembari menghempaskan diri di sofa ruang tengah. “Kapan Paman Josh akan pulang?”

Biasanya Anna akan belajar memasak kepada salah satu maid yang bertugas di dapur. Atau membantu untuk merawat bunga yang Deborah tanam sendiri. Bisa pula hanya berdiam diri di tepi kolam renang luas di mansion itu. Tapi sekarang ia benar-benar bosan. Sudah sangat bosan.

“Kau bisa menegur Joshua karena tidak memperhatikanmu, Sayang.”

Anna merengut. Ia juga merindukan kebersamaan dengan Joshua. Pria itu, apa sudah lupa telah memiliki kekasih? Atau jangan-jangan, ini semua adalah cara Joshua untuk mendepak Anna dari hidupnya?

“Nana, aku mau pulang saja. Tolong beritahu Paman Josh nanti.”

Deborah menghela napas. Sepanjang hari ini, sudah berkali-kali Anna mengeluh bosan padanya, juga merengek untuk pulang yang Deborah selalu larang. Cucunya memang sedikit keterlaluan. Joshua tidak berpikir bahwa gadis muda seperti Anna selalu butuh hiburan dan harus diperhatikan.

“Biarkan driver yang mengantarmu, Annie.”

“Ya, Nana.” Anna berdiri untuk mengambil jaketnya, lalu mengecup pipi Deborah, “Maaf tidak bisa menemanimu sampai malam. Sampai jumpa.”

“Tidak apa-apa. Hati-hati, Annie.”

Anna mengangguk, ia melangkah menuju pintu. Membantu Sarah dan Rev jelas merupakan keputusan tepat dibanding ia mati kebosanan. Ia tak peduli jika nanti Joshua menegur karena ia pulang tanpa menunggu pria itu.

Bersamaan dengan Anna yang membuka pintu, Joshua melangkah ke teras. Pria itu memandang Anna dari atas ke bawah.

“Mau ke mana?”

“Pulang.” ketus Anna sebagai jawaban.

“Nanti malam saja. Ayo masuk.” pria itu merangkul pundak Anna namun gadis itu menjauh.

“Aku tidak mau mati kebosanan di dalam sana.”

“Maksudmu?” Joshua bertanya bingung.

Gadis itu menatap Joshua kesal. Ia mendengus dan melangkah lebar melewati Joshua. Joshua menghela napas. Ia lelah hari ini, maka dari itu memutuskan untuk pulang cepat. Sebab ia tahu gadisnya dapat mengurangi rasa lelahnya. Tapi sepertinya Anna sedang merajuk.

Joshua memutar tubuh. Melangkah lebar menyusul Anna yang sudah hampir sampai di mobil. Dengan gerakan luwes ia mengangkat tubuh mungil itu dan memanggulnya di pundak.

“Paman! Ugh, pusing,” Anna memejamkan matanya. “Turunkan aku!" serunya kemudian.

Joshua tidak mendengarkan setiap protes dari Anna. Ia bahkan tidak menghiraukan Deborah yang menatapnya penuh cemooh. Dibawanya gadis itu ke kamarnya sendiri, lalu ia letakkan di tempat tidur.

The Dark Secret [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang