FOUR

5.7K 442 16
                                    

(Joshua Melvis)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Joshua Melvis)

***

Gadis itu nampak manis dibalut midi dress berwarna peach. Panjangnya sampai di atas lutut tanpa corak apapun. Joshua mengalihkan tatapannya secepat yang ia bisa ketika gadis itu tersenyum padanya.

“Ayo, Gramms sudah menunggu untuk sarapan.”

Gadis itu mengikuti langkah lebar Joshua. Sesekali tersenyum ketika berpapasan dengan maid yang mengangguk sopan. Di mansion itu ada banyak sekali pelayan. Wajar saja, mansion itu sangat luas. Dari jendela kamar yang Anna tempati, semalam gadis itu menghabiskan waktu sampai larut untuk memandang keindahan pekarangan mansion.

Anna merasa senang sekali. Joshua memperlakukannya dengan baik meski mereka baru bertemu. Lihat saja dress yang membalut tubuhnya. Itu adalah dress yang diantarkan salah satu maid atas perintah Joshua.

Anna mengingat ibunya dan Daddy Rev. Ia mengira-ngira apa mereka sudah pulang atau belum. Pasti ibunya mencari-cari keberadaannya kalau memang Sarah sudah pulang. Kalau boleh memilih, Anna tak mau kembali ke rumah itu. Ada Louis yang berbahaya di sana. Tapi kalau tak pulang ke sana, di mana ia akan tinggal? Ia juga tak mau kembali ke Swedia. Ia merasa tak memiliki hak apapun di sana.

“Paman,” Anna memanggil dari belakang tubuh tinggi Joshua ketika mereka menuruni tangga.

“Ada apa?”

“Tidak jadi.” jawab Anna karena mereka sudah tiba di ruang makan.

Lagi-lagi ia dibuat takjub. Meja makan penuh sekali dengan makanan. Ayolah, itu hanya sarapan untuk tiga orang. Kenapa banyak sekali makanan di sana? Apa para maid yang berdiri itu juga akan ikut makan?

“Duduklah, Annastasia. Jangan hanya berdiri di sana.”

Mendengar suara yang sangat ramah itu, Anna mengerjap. Ia menatap Deborah yang nampak geli karena tingkahnya. Dengan pipi bersemu ia tersenyum dan mengangguk.

“Kuharap kau menyukai menu sarapan ini, Anna.”

“Tentu aku akan menyukainya, umm...,”

“Kau bisa memanggilku Grandma, Nana, atau Gramms seperti Joshua.”

Anna merasa kian bersemangat. Joshua mengernyit melihat gadis itu. Apakah Anna sudah melupakan kesedihan karena Maxime meninggal?

“Aku akan menyukainya, Nana.” sahut gadis itu kemudian.

“Kapan kita bisa mulai sarapannya? Aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku bekerja.”

Deborah melayangkan tatapan penuh peringatan kepada cucunya karena mengganggu percakapannya dengan Anna. Joshua tak ambil pusing, ia membalikkan piringnya untuk memulai sarapan.

Meja makan itu hening kemudian dari suara percakapan. Yang terdengar hanya denting peralatan makan yang beradu. Anna jelas sekali tidak tahu-menahu tentang table manner. Atau mungkin tahu tapi mengabaikannya. Gadis itu makan dengan rakus, seolah semua makanan tersebut adalah kesukaannya.

The Dark Secret [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang