Two

1.3K 163 5
                                    

"Bam diamana jinyoung tadi?"
Sahut Jackson, sekertaris mark sudah sedari dulu mengincar park jinyoung.

"Dia sudah pulang, lagian kau lama sekali"
Jawab bamban malas dan berlalu meninggalkan jackson.

"Aaishh, kalau bukan karna dokumen tak penting ini aku pasti bisa mengajaknya makan siang."


Disilah jinyoung berada, cukup jauh dari Tuan's Corp.
Dia terpakasa memilih masuk dari pada menganggur dan tak bisa membayar sewa kamarnya.

"Saya park jinyoung,-"

"Aah, silahkan masuk tuan"
Costumer service di perusahaan ini sudah di beri tahu sebelumnya soal park jinyoung, pemuda pilihan untuk perusahaan ini.
"Ini kartu pengenalnya."

"Baik, terimakasih"
Lihat, bahkan jinyoung belum bekerja tapi pelayanan yang di tujukan padanya sangat lengkap.

Runagan di perusahaan ini terlihat sangat jelas karena sekat sengaja di buat kaca, agar pekerja bisa di pantau setiap saat.

"Apa dia tertidur lagi?"
Jinyoung melirik sang CEO perusahaan dari luar ruangannya.
Tapi sayang itu kaca gelap yang sengaja di pasang agar tak terlihat jelas dari luar.

"Hyungg?!"
"Apa dia ke toilet"
Jinyoung mentap lugas ruangan itu, tapi tak seorangpun di dalam sana.
Dia hendak keluar sebelum mendengar dengkuran keras dan berbalik, dan itu Dia.
Jinyoung menemukan orang yang dia cari, sedang terlelap pulas di salah satu sofa panjang yang dia belakangi tadi.
"Pantas saja tak terlihat."
Jinyoung menggeleng pelan.

"Hyung, apakau akan terus seperti ini hingga tua?"
Jinyoung menggoyangkan tubuh jaebum pelan.

"Eungggh.. younjae sayang sebentar lagi saja"
Dan ya , jaebum terus melanjutkan tidurnya.

"Youngjae? Sayang?"
Jinyoung hendak berfikir tapi tak sempat karena orang yang dia ingin ingat sudah masuk dan menyapanya duluan.

"Haii jie, apa kabar?"

"Oo Onje?"
Jinyoung terkejut melihat siapa yang masuk.

"Kkkk, sudah lama ya"

"Kk kau kekasihnya jaebum hyung?"
Jinyoung melanjutkan acara terkejutnya.

"Dan juga sekertarisnya"
Balas youngjae bangga.

"Heol~ kapan? Kenapa tak memberi kabar?"

"Kau saja yang tak pernah membuka sns mu itu."

"Aah matta aku sibuk dengan dokumen ini."
Menyodorkan beberap amplop di tanganya.

"Sini, biar aku yang urus. Kau langsung ke meja mu saja"
Youngjae mengambil dokumen itu, dan mengantarkan jinyoung pada mejanya.



"Ini silahkan, manager pemasaran park jinyoung."

"Aish kau bisa saja"
Jinyoung terkikik malu.

"Omong-omong beberapa hari lagi ada program pertukaran yang kau kejar itu, jika kau jadi ikut aku bisa memasukkan namamu."

"Tak perlu repot, tapi jika kau memaksa ya aku bisa apa. Kkk"
Canda Jinyoung yang mebuat mereka berdua tertawa.

"Sudah ya, aku harus membangunkan kucing besar itu dulu. Jika dia stress dia selalu tidur."

"Sejak zaman kuliah dia selalu menjadi langganan perpusatakaan"
Lanjut jinyoung yang membuat mereka berdua tertawa kembali.

-

"Baiklah, aku harus siapkan bahan apa untuk pertukaran itu?"
Jinyoung mebalik kertasnya dan mulai menulis rancangan idenya agar bisa masuk dalam jajaran nama itu.














"Hyung!"
Teriak jinyoung di sertai lambaian tangan yang membuat semua kariawan di perushaan itu menatapnya, dan tentu saja mark.






Otte?
Vote & Coments

100 days with u - markjin [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang