Seven

891 133 6
                                    

malam ini mark kembali membawa jinyoung di mobilnya, alasannya sih karena sudah malam.
lagian tidak ada pegawai yang akan memergoki mereka.

"hyung bag.."

"tunggu, kenapa kau menlanggar janjimu?"
mark dengan cepat memotong kalimat jinyoung.

"janji? apa?"
jinyoung memiringkan kepalanya kebingunan.

"aah lupakan, apa yang ingin kau katakan?"
mark kembali menatap jalan

"hyung ayo besok kencan??"
ucap jinyoung antusias,
dan seketika mark menekan pedal rem mobil.

"augghhh.."
jinyoung mengelus pelan kepalanya yang terbentur ringan.

"what?! aku sibuk.."
mark menatap jinyoung sebentar, dan melajukan mobilnya.

"tta taapi kan besok libur hyu.."

"aku bilang sibuk ya sibuk!"
mark meninggikan suaranya, membuat jinyoung takut.
dan..

"hikks.."
"hikksss"
jinyoung tiba-tiba saja menangis, mungkin terlalu sakit di tolak oleh seorang mark tuan di sertai bentakan.

"yak yak.. ke kenapa kau menangis?"
mark kembali menghentikan mobilnya, kali ini
tapi dengan pelan.

"apa kau begitu malu jalan di sampingku hyung?"
jinyoung memberi tatapan penuh air mata, membuat mark sangat panik saat itu juga.

"Ok! ok ok! hentikan tangis mu! besok kita pergi!"
mark tidak bisa berfikir jernih, dia terlalu panik dan seketika dia menyesal dengan ucapannya.

"jjinjja?"
jinyoung langsung melengkungkan bibirnya.

"huhh.. sekarang diamlah"
mark melajukan mobilnya dengan cepat, dia ingin sampai rumah secepatnya.
agar tak terjadi lagi hal-hal di luar kemampuannya.








seperti janji mark kemarin sekarang mereka sedang piknik, tapi hanya berjalan-jalan saja dengan jarak yang memisah cukup jauh.

"ini saja sudah cukup :)"
gumam jinyoung saat menatap mark yang berjalan lebih selangkah di depannya.

lelah hanya berjalan, mark memutuskan makan ice cream sambil duduk di bangku taman.
mereka kembali memasang jarak, tapi kali ini jinyoung melanggarnya dan mencoba bersandar pada mark.

dan jinyoung berakhir terduduk di tanah, mark yang terkejut mendorong jinyoung yang jatuh bersama berseraknya ice cream vanilanya.

"akhh.. waee?"
jinyoung menepuk-nepuk pantatnya.

"semua kegiatan fisik di larang di lakukan!"
mark menatap kesal jinyoung.

"teruss aku ngapain dong?"

"ya bicara aja cukup!"
mark kembali menikmati ice creamnya, dan menatap ke arah lain.

jinyoung hanya bisa duduk di ujung bangku sambil menatap sedih ceceran ice cream vanilanya.








jinyoung merengek ingin nonton bioskop dan mark muak dengan semua bujukan manja anak itu.
terpaksa saja menurutinya, mark tidak ingin anak itu berujung pada tangisan nya seperti kemarin.
bisa di anggap lain oleh pengunjung lain.

"hyung, kenapa harus film horor?"
protes jinyoung.

"ikut ga? aku ga suka romance receh!"
mark dengan cepat ngantri di loket film.

mau tak mau jinyoung ikutan, ya walau takutnya bukan main. demi nonton sama pujaan hati apapun dia lakukan.

tak lama film di mulai, mark menikmati alurnya hingga selesai. berbeda dengan  jinyoung yang tak bisa memeluk lengan mark, atau pun teriak. dia tak mau menggangu pria itu.

popcorn sudah berserak di pangkuannya, mark baru sadar saat lampu di hidupkan. dia melihat betapa pucatnya pria di sampingnya itu, mark sedikit kasihan tapi mau bagaimana lagi. gengsinya terlalu tinggi bahkan hanya untuk bertanya "baik-baik saja"















keluarga bahageaa uhh 😍💕

Jienya udah ga ngambekkan yorobun :33 vote & coments 📩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jienya udah ga ngambekkan yorobun :33
vote & coments 📩

100 days with u - markjin [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang