Pagi yang cerah, matahari sudah mulai terbit dari ufuk timur, dan ayam - ayam yang gagah sudah mulai berkokok menandakan hari yang baru akan segera dimulai
Aku terbangun dari tidurku dengan bantuan alarm jam weker ku. Mataku masih tertutup untaian - untaian rambutku yang untuk ukuran lelaki bisa dibilang sangat panjang. Perlahan aku menyapu rambut dari mukaku hingga terlihat pancaran sinar mentari yang terang
*
Aku mulai mempersiapkan barang - barang yang diperlukan untuk melakukan aksi gila ini. Target pertama ku adalah sebuah minimarket didepan komplek ku. Aku akan menyerbu minimarket itu sebelum minimarket itu buka, berarti sekitar 15 menit dari sekarangAku berjalan perlahan keluar rumah sembari memeriksa keadaan diluar agar tidak ada yang mencurigai ku. Setelah aman aku bergegas mengunci pintu dan berjalan cepat menuju target pertamaku.
Di pertengahan jalan tiba - tiba aku berpapasan dengan Nita. Panik, itulah yang kurasakan, jika Nita tahu rencanaku ini pasti dia akan menjauhi ku dan melaporkan ke bapaknya atau bahkan ke polisi.
"Mas Irham mau kemana? Kok buru - buru banget?" tanya Nita dengan nada heran
Pertanyaan itu membuatku semakin panik. Apa yang harus kukatakan padanya? Aku menggigiti bibirku seraya memikirkan jawaban yang tepat agar Nita tidak curiga
"Hmm.. Anu... Mas Irham mau ketemu temen didepan, kasian udah nungguin" jawabku
"Ohh gitu, yaudah hati - hati ya mas" mendengar jawaban itu, aku menjadi tenang kembali. Aku gak habis pikir jika saja tadi aku salah menjawab, bagaimana nasibku kedepannya
*
Sesampainya di minimarket, aku kembali memeriksa keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada yang melihat aksi ku ini. Aku mengeluarkan sebuah topeng dari tas ku lalu memakainya untuk mengakali cctv didalam minimarket itu. Aku juga mengeluarkan sebuah pistol, tentu saja pistol mainan, mana berani aku memegang pistol sungguhan, melihatnya aja sudah merinding. Aku men-cat pistol mainan itu agar terlihat mirip sungguhan.Aku merengsek masuk kedalam minimarket dan langsung menodongkan pistol kearah kasir yang sedang merapikan uang di mesin kasir
"Serahkan semua uang itu, atau ku tembak kepalamu" ancamku sambil memberikan tas kecil untuk dimasukan uang
Petugas kasir itu ketakutan, dan menurutiku untuk memasukan uang kedalam tas. Tiba - tiba dari arah belakangku datang karyawan lainnya dan segera memukuliku hingga aku terjatuh dan topeng ku lepas
Aku yang menyadari bahwa wajahku sudah terekam cctv, langsung mengambil tas dan segera berlari ke luar minimarket itu. Namun sialnya si petugas kasir itu berteriak "Rampoook!!! Rampookk!!" sehingga warga pun berbondong - bondong mengejarku
Panik, takut, dan capek tiga hal itulah yang kurasakan saat ini. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah toko yang sepertinya belum dibuka karena keadaanya masih gelap dan barang - barangnya masih ditutupi kain. Aku menghampiri toko itu berharap bisa bersembunyi didalamnya. Aku sangat beruntung, toko ini ternyata tidak dikunci, mungkin sang pemilik lupa untuk menguncinya.
Aku melihat dari balik gorden toko, para warga masih mencariku, dan aku juga yakin para karyawan minimarket itu telah melaporkan kejadian ini kepolisi dengan modal rekaman cctv yang telah merekam wajah perampoknya, yaitu aku.
Di tengah kondisi seperti ini, apa yang harus aku lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Fiksi RemajaIrham, seorang pengangguran berusia 25 tahun ini merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama negeri ini. Sudah hampir 2 tahun ia mencari pekerjaan, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai suatu hari, karena rasa frustrasinya, Irham berencan...