Kesal...
Takut...
Panik...
Tiga hal yang tengah aku rasakan kini. Berada dikepungan dua orang berandalan yang badannya sangat besar dan bau. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan sekarang.
Ingin sekali aku meremukan kepala kedua orang ini, tetapi dengan penampilanku sekarang rasanya aku tidak bisa melakukan itu. Aku merasa begitu lemah dan tak berdaya dihadapan kedua berandal ini.
Apa yang terjadi denganku? Apakah aku terlalu menjiwai penyamaran ini?
Tiba - tiba dari arah belakangku terdengar suara teriakan.
"Heh... Lepaskan dia!!! Beraninya sama perempuan!!"
Mendengar teriakan itu aku merasa lega, tetapi juga merasa kesal. Kesal karena secara tidak langsung aku merasa tersindir dengan kata perempuan, seolah olah aku ini makhluk yang lemah. Tetapi keadaanku saat ini memang sedang memerlukan pertolongan, itulah yang membuatku lega
Aku mencari sumber suara dari teriakan itu, rupanya suara itu berasal dari seorang pemuda. Wajahnya lumayan tampan, kira - kira umurnya sepantaran denganku.
"Eh.. Ada pahlawan kesiangan nih ceritanya" jawab salah satu berandal itu
"Siapa lo!!! Beraninya gangguin kita!!" sambung teman si berandal itu
"Siapa gue itu ga penting... Sekarang juga lepasin cewek itu!!" Bentak si pemuda itu
"Ohh.. Nyolot lu ya berani sama kita??" jawab si berandal kesal
Tanpa basa-basi si pemuda itu langsung meninju perut salah satu berandal itu hingga memuntahkan darah. Aku langsung berlari mendekati pemuda itu ketika tanganku dilepaskan si berandal
Teman si berandal itu panik dan langsung membawa si berandal pergi dari situ sambil berbisik
"Urusan kita belum selesai, lihat saja nanti"*
"Mbak gak papa? Ada yang luka?" tanya pemuda itu khawatir"Gue gak papa kok.. By the way makasih ya udah nolongin, entah apa yang terjadi klo gak ada lo" jawabku dengan nada yang lembut agar tidak dicurigai sebagai lelaki
"Iya sama-sama... Emang mbak ini dari mana mau kemana?"tanya pemuda itu lagi
Aku bingung apa yang harus kukatakan ke pemuda ini, apakah aku terus terang saja kalau aku ini sebenarnya laki - laki? Kurasa jangan, karena pemuda ini bisa aku manfaatkan untuk membantuku mencari tempat kost atau bahkan mencari pekerjaan
"Hmm.. Gue dari kampung mau cari tempat kost disini, sekalian cari kerja" jawabku
"Ohh.. Kebetulan nih.. Tante gue punya kost - kostan masih ada yang kosong... Lo mau gak ngekost di kost an tante gue?" tanya pemuda itu
"Tapi... " belum sempat aku melanjutkan dia sudah memotong omonganku
"Tenang... Biayanya gak mahal kok"sambungnya
"Bukan itu... Tapi..." lagi lagi dia memotong omonganku
"Tenang aja itu khusus perempuan kok. Gue bisa jamin keamanannya... Percaya deh.. Daripada lo cari lagi, nanti diganggu preman lagi"tambahnya lagi
Sepertinya dia bersikeras agar aku mau tinggal di kost an tantenya.
"Apakah dia suka kepadaku? Masa iya, dia bisa suka sama cewek jadi - jadian kayak aku. Mungkin aku memang terlihat seperti cewek tulen kali ya" batinku
Tapi ada benarnya juga omongan dia. Daripada aku mencari kesana kesini, dan diganggu preman lagi. Lebih baik aku terima tawaran dia, toh tidak ada ruginya
"Okedeh.. Gue mau.. Tapi bener ya keamanan terjamin?" tanyaku memastikan
"Nah gitu dong... Soal kemanan gak usah khawatir.. Gue yang jamin" jawabnya. "by the way... Nama lo siapa" tambahnya.
Aku menantikan pertanyaan ini, karena aku sudah menyiapkan nama yang bagus untuk penyamaranku sejak tadi.
"Gue Irma, lo sendiri?" aku bertanya seraya menjulurkan tangan
"Gue Ikhsan.. Salam kenal ya Irma" jawabnya dengan menjabat tanganku
Ternyata pemuda tampan itu bernama Ikhsan. Entah kenapa ketika dia menjabat tanganku aku merasakan perasaan berbunga-bunga dihatiku, seperti seorang anak gadis yang sedang kasmaran.
Mengapa aku begini? Apakah sekarang aku memiliki naluri seorang perempuan? Sadarlah Irham, kau itu LAKI - LAKI
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Teen FictionIrham, seorang pengangguran berusia 25 tahun ini merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama negeri ini. Sudah hampir 2 tahun ia mencari pekerjaan, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai suatu hari, karena rasa frustrasinya, Irham berencan...