Aku dan Ridho pun tiba di sebuah mall besar nan megah dibilangan kota ini. Pasti barang-barang disini harganya tidaklah murah. Apakah Ridho benar-benar serius membelikanku barang disini?
Ridho membawa mobil sporty nya ke lobby. Dia menggunakan jasa vallet untuk memarkirkan mobilnya. Aku heran mengapa dia mempercayakan mobilnya kepada orang lain. Mengapa tidak dia sendiri saja yang memarkir mobilnya, toh mobilnya pun bukan mobil yang murah.
"Lo gk takut mobil lo dibawa kabur? " tanyaku heran
"Gk bakal kok.. Dia kan memang udah langganan parkirin mobil gw.. Lagipula klo dibawa kabur kan tinggal beli yang baru hahaha" jawab Ridho santai
Ridho mengatakan itu dengan enteng sekali. Sepertinya memang dia memiliki harta yang sangat banyak. Teman seperti ini lah jangan sampai disia siakan.
Ridho mengajakku ke gerai baju-baju muslimah yang ada di mall itu. Mall ini ternyata merupakan tempat langganan Ridho dan keluarga untuk berbelanja. Tetapi ditengah perjalanan Ridho tiba-tiba berhenti. Dia tampak memikirkan sesuatu.
"Eh Ham... Lo gak mau nyoba baju yang lebih terbuka gitu?" tanya Ridho
"Maksud lo baju-baju model you can see gitu? Gak gak ah" jawab ku kesal
"Tapi kan kalo lo pakai hijab begini kan sama aja lo melecehkan hijab.. Lo kan cowok" Ridho mencoba membujukku
"Kalo gw gak pakai hijab.. Gw bakal gampang ketahuan dong" jawabku
"Kan bisa pakai wig Ham... Jadi lo gak bakal gampang ketahuan" Ridho mencoba meyakinkanku lagi
Mendengar jawaban-jawaban Ridho tadi, aku mulai mempertimbangkan keputusanku yang pasti akan merubah segalanya lagi.
"Ok deh gw coba.. Tapi kalo sampai gw ketangkap polisi.. Lo harus bantuin gw ya" jawabku sambil mengancam
"Siap tuan putri" jawab Ridho gombal
Mendengar Ridho mengucapkan itu membuatku teringat dengan Ikhsan. Dia juga pernah memanggilku tuan putri. Seketika aku jadi memikirkan Ikhsan. Apakah dia mencari-cariku atau tidak ya?
Ridho dengan semangat memilihkan baju yang cocok untuku. Karena aku tidak terlalu mengerti tentang fashion. Jadi aku mempercayakan Ridho untuk memilih bajuku.
Setelah memilih baju yang banyak, Ridho menyuruhku untuk mencoba beberapa baju yang dipilhnya. Akupun masuk keruang ganti, sementara Ridho menunggu diluar. Setelah selesai berganti aku memanggil Ridho untuk menilai penampilanku. Muka Ridho tampak heran dan jidatnya mengkerut.
"Kenapa? Aneh ya? Kan udah gw bilang tadi gw gak cocok" kataku kecewa
"Eh enggak kok.. Cuma ada yang kurang aja... Coba lo pakai ini" jawab Ridho sambil memberiku sebuah benda
Ridho memberikanku sebuah wig panjang sebahu berwarna hitam. Aku pun langsung memakainya. Awalnya memang terasa aneh saat memakai wig, karena aku tidak terbiasa dengan rambut yang panjang.
"Tuh kan bener... Cantiknya maksimal haha" Ridho menggodaku
Bukannya merasa risih karena dibilang cantik oleh temanku sendiri. Aku malah merasa senang. Mungkin karena ini yang pertama kali setelah sekian lama dia tidak memujiku.
*
Semuanya telah terpenuhi, dari mulai baju, sepatu, tas, alat makeup, sampai aksesoris telah Ridho belikan untukku. Dia pun tidak berat dalam mengeluarkan uangnya untuk membelikanku barang-barang yang tentunya tidak murah itu. Bahkan dia mengatakan kalau sama pacarnya dulu, dia tidak pernah mengeluarkan uang sebanyak ini.Apakah aku begitu special dimatanya? Padaha saat SMA dulu kita tidak terlalu dekat. Dia bahkan pernah bermusuhan denganku, karena aku merebut pacarnya. Mungkin keadaanku saat ini merupakan karma atas perbuatanku itu. Tapi sudahlah, itu hanya peristiwa masa lalu yang harus dilupakan.
*
Ridho mengajakku untuk makan disebuah restoran khas prancis. Awalnya aku menolak, tetapi karena Ridho telah memberikan semua keperluanku, aku mengiyakan saja ajakannya.Bau-bau dari masakan khas prancis membuatku pusing dan mual-mual. Melihatku tidak enak badan, Ridho langsung memberiku sebuah obat. Tidak tahu obat apa itu, karena aku pusing, langsung saja aku meminum obat itu. Kata Ridho itu adalah vitamin untuk menghilangkan rasa pusing dan mual.
Setelah makan, Ridho mengantarku pulang. Aku meminta Ridho hanya mengantarku sampai depan gang kost-an ku. Karena tidak mungkin aku membawa cowok kedalam kost-an cewek, walaupun sebenarnya aku cowok sih haha.
Aku berpamitan dengan Ridho dan bertukar kontak untuk bisa saling berhubungan.
*
Didepan gerbang kost. Ada Ikhsan yang tampak sedang menunggu seseorang. Setelah melihatku, Ikhsan langsung menghampiriku dan memelukku. Aku heran dan langsung melepaskan pelukannya"Kamu dari mana aja?.. Aku khawatir tau.. Tanteku juga udah marah-marah tadi" tanya Ikhsan
"Tadi tukang ojeknya nyasar jadi lama deh pulangnya" jawabku
"Ooh.. Tau gitu tadi aku izin aja buat nganterin kamu" jawab Ikhsan merasa bersalah
"Gapapa kok, lagipula aku Udah pulang dengan selamat kan" jawabku menenangkan
"Tapi kok kamu pakai baju ini?... Baju kamu yang tadi kemana? Terus barang bawaan kamu juga banyak banget?"
Pertanyaan Ikhsan membuatku panik dan pusing. Akupun berusaha menghindari pertanyaan itu
"Hmm ceritanya panjang... Besok aja ya aku cerita.. Sekarang udah malam aku capek mau istirahat" jawabku mencoba menghindar
"Oh yaudah deh.. Selamat istirahat" jawab Ikhsan pasrah
Ikhsan terlihat begitu khawatir karena aku telat pulang. Padahal anak kost lainnya kinar, dan intan bahkan belum juga pulang. Tetapi mengapa hanya aku saja yang dikhawatirkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Teen FictionIrham, seorang pengangguran berusia 25 tahun ini merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama negeri ini. Sudah hampir 2 tahun ia mencari pekerjaan, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai suatu hari, karena rasa frustrasinya, Irham berencan...