Beruntung sekali aku, ternyata toilet ini kosong. Aku langsung masuk ke salah satu bilik dan mengendorkan resleting jeans ketat ini. Rasa nyeri hilang dan kembali lega, adik kecilku bisa bernafas kembali.
Tanpa berlama-lama aku segera keluar dari toilet, takut ada orang yang tiba-tiba masuk dan mencurigaiku. Saking tergesa-gesanya aku sampai tidak sadar menabrak seseorang hingga aku terjatuh.
Tubuh orang yang kutabrak terasa besar dan keras seperti tembok.
"Ma..maaf mbak.. Saya gk sengaja" orang itu meminta maaf dan menjulurkan tangannya untuk membantuku berdiriAku pun meraih tangannya
"Iya.. Gak apa a..." tak sempat aku melanjutkan jawabanku karena aku terkejut melihat orang didepanku yang kutabrak tadi adalah teman SMA ku dulu Ridho"Ya ampun Ridho... Apa kabar?" aku terkejut
"Maaf... Mbak ini siapa ya? Apa kita pernah ketemu" jawab Ridho bingung
Aku lupa kalau penampilanku sekarang berubah menjadi perempuan. Pantas saja dia heran.
Aku menariknya ketempat yang sepi disebelah toilet"Lo gk inget gw?" tanyaku sambil membuka hijab ku agar Ridho dapat mengenaliku.
"Astagaaa.. Irham.. Kok lo jadi gi..." jawab Ridho terkejut tetapi aku menghentikan omongannya
"Ssst.. Jangan keras-keras nanti ketahuan" jawabku panik
"Tapi kenapa lo bisa jadi gini?" tanya Ridho berbisik penasaran
"Ceritanya panjang deh nanti gw ceritain... Btw.. Lo kok bisa disini?" tanyaku
"Gw salah satu donatur pendiri cafe ini.. Jadi gw diundang deh.." jawabnya
"Ohh gitu... Lo kesini sendiri? Apa sama pacar?" tanyaku lagi
"Nanya mulu... Mau sensus ya? Hahaha" jawabnya bercanda
"Gw sendiri kesini... Btw lu mau main kerumah gw gak? Gw kesepian nih... Main playstation lagi kita"
Ridho mengajakku ke rumahnya. Aku sih mau saja, tapi bagaimana dengan Ikhsan?
Tanpa pikir panjang aku meng-iyakan ajakan Ridho.Aku harus meminta ijin Ikhsan dulu untuk meninggalkan acara ini, karena dia yang mengajakku kesini
"San... Gw pulang duluan ya... Gak kuat nih mau istirahat" kataku
"Lo kenapa Ir? Gw anter ya.. Bentar gw ijin dulu" tanya Ikhsan khawatir.
"Udah gak apa kok... Gw bisa pulang sendiri... Lagipula udah pesan ojek online diluar" jawabku menenangkannya
"Beneran nih gak apa? Yasudah.. Hati hati ya" Ikhsan terlihat begitu khawatir. Berarti aktingku berhasil untuk mengelabui Ikhsan
"Iya" jawabku
*
Ridho telah menungguku dilobby. Aku terkejut melihat dia menaiki mobil sport yang hanya ada beberapa dinegara ini.
"Udah minta ijinnya? Ayo naik" ajaknya untuk memasuki mobil mewah ini
Ridho langsung menancap gas meninggalkan cafe itu menuju kerumahnya. Diperjalanan aku merasa gerah, dan ingin membuka hijabku.
"Udah.. Jangan dibuka.. Lo cantik juga ya kalo dandan berhijab gini" Ridho menggodaku.
"Mulai deh keluar sifat buayanya... Gak cuma cewek aja ya ternyata yang disosor.. Cowok juga diembat" jawabku
"Habis cowoknya cantik sih... Hahaha" godanya lagi
"Huhh dasar" jawabku jengkel
"Oh iya... Katanya mau cerita... Kenapa lo jadi begini.." Ridho menagih janjiku
Akupun menceritakan seluruh kejadian dari aku merampok hingga bertemu dengan Ikhsan.
Muka Ridho tiba-tiba berubah menjadi prihatin karena mendengar ceritaku.
"Berarti... Sekarang lo gapunya baju dong untuk menudukung penyamaran lo?" tanya Ridho
"Ada sih... Ya tapi cuma sedikit.. Itupun hasil rampasan" jawabku
"Oke.. Sekarang kita ke Mall aja deh... Lo boleh pilih semua yang lo butuhin dan yang lo mau... Gw yang bayar" Ridho mengajakku ke Mall
"Hah serius? Lo bercanda ya?" jawabku terkejut
"Iya serius... Tapi inget... Jangan yang mahal-mahal ya.. Haha" Ridho meyakinkanku
"Makasih banget" aku dengan reflek langsung memeluk Ridho. Meliahat ini muka Ridho langsung memerah. Akupun segera melepaskan pelukanku karena malu.
Aku memikirkan apa yang ada di pikiran Ridho saat aku memeluknya. Apakah dia merasa jijik, atau malah senang. Yang pasti pelukan tadi tidaklah aku inginkan. Tetapi tiba-tiba tubuhku tergerak untuk melakukannya.
Aku ini sebenarnya apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Fiksi RemajaIrham, seorang pengangguran berusia 25 tahun ini merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama negeri ini. Sudah hampir 2 tahun ia mencari pekerjaan, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai suatu hari, karena rasa frustrasinya, Irham berencan...