Whats Wrong With Me?

6.3K 32 6
                                    

Sinar matahari masuk dari jendela dan membangunkanku dari tidur yang amat nyenyak. Dugaanku benar, setelah istirahat, sesak napas dan pusing dikepalaku sirna. Aku segera men-cek ponsel ku. Kebiasaan anak muda zaman sekarang setelah bangun tidur, hal pertama yang dicari pastilah handphone. Baik yang sudah berpacaran maupun yang jomblo sepertiku.

Namun, kali ini ada yang berbeda. Aku melihat ada 2 notifikasi pesan di ponsel ku. Tidak lain tidak bukan pesan itu berasal dari 2 orang pria tampan yang sama-sama telah membantuku kemarin. Ya Ikhsan dan Ridho

 Ya Ikhsan dan Ridho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat pesan dari kedua pria itu entah mengapa malah membuat hatiku senang bukan kepalang, seperti mendapat pesan dari seorang pacar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat pesan dari kedua pria itu entah mengapa malah membuat hatiku senang bukan kepalang, seperti mendapat pesan dari seorang pacar. Aku langsung membalas kedua pesan itu

 Aku langsung membalas kedua pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari menunggu jawaban dari mereka, aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, sikat gigi, dan cuci muka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari menunggu jawaban dari mereka, aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, sikat gigi, dan cuci muka. Tak lupa aku memakai wig saat keluar kamar agar tidak ada yang curiga. Untuk memakai wig, tentunya aku harus melihat cermin agar wig ku terpasang rapih. Saat memghampiri cermin, aku terkejut.

"Haaaaaaaaaaaa!!!" aku berteriak ketika melihat bayangan di cermin. Bukan karena hantu, tetapi karena ada 2 benjolan besar menggantung di dadaku. Tidak hanya itu, rambutku juga menjadi lurus, lembut, dan memanjang hingga sebahu. "Ada apa dengan diriku sampai aku jadi begini?" batinku

Tiba-tiba dari luar terdengar suara ketukan pintu, dan juga suara seorang perempuan. "Irma!! Irma!! Kamu gapapa kan... Buka dong pintunya"

Sepertinya itu adalah suara Kinar dan Intan. Mereka mendengar teriakan ku tadi sehingga mereka khawatir. Aku panik, aku harus bilang apa ke mereka. Tidak mungkin aku memberitahu kejadian yang sebenarnya. Bisa-bisa mereka curiga.

Aku membuka pintu kamarku. Mereka langsung masuk menghampiriku.
"Kamu kenapa ir? Cerita aja sama kita" tanya Intan

"Gapapa kok tadi cuma mimpi buruk aja.. Mungkin efek kecapekan" alasanku

Suaraku pun tiba -tiba berubah menjadi lebih lembut tanpa aku buat-buat

"Beneran gapapa ir? Kita khawatir banget lho" tanya Kinar meyakinkanku

"Iya gapapa" jawabku

Kinar dan Intan pun lega mendengar jawabanku. Dan akupun lega karena alasanku bisa diterima oleh mereka

"By the way, kata Ikhsan, kamu lagi cari kerja ya ir?" tanya Intan

"Iya, buat biaya berobat ibuku, jadi aku merantau deh kekota" jawabku

"Mau ikut kerja sama kita gk? Gajinya lumayan lho" Kata Intan

"Memangnya kerja apa?" tanyaku bingung

"Ada deh.. Yaudah kamu siap-siap dulu gih.. Kita tunggu ya" Kata kinar

Kerjaan seperti apa yang mereka tawarkan kepadaku? Tak apalah yang penting bisa untuk membiayai kehidupanku yang aneh saat ini.

Aku melanjutkan perjalananku ke kamar mandi. Tidak lupa dengan wig dan juga handuk beserta seperangkat alat mandi yang aku bawa. Aku makin penasaran dengan perubahan tubuhku ini. Apa yang menyebabkannya? Ketika aku ingin pipis, aku melihat adikku tertunduk lesu. Tidak seperti biasanya yang setiap pagi dia selalu berdiri tegak bagaikan pedang ksatria. Aku mulai meraba-raba tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kulitku terasa lebih halus dan licin. Bulu-bulu dadaku hilang, tidak hanya dada, tapi seluruh bulu di badanku lenyap.

*
Mandi memang selalu membuat pikiranku menjadi lebih segar dan aku menjadi lebih tenang menghadapi perubahanku ini. Apa yang sudah terjadi, jalani saja agar tidak menjadi beban. Life must go on.

Aku mulai bersiap-siap untuk pergi bersama Kinar dan Intan. Aku memilih baju yang tidak terlalu terbuka, agar tidak terlalu memamerkan tubuh baruku ini.  Tak lupa juga aku memoleskan make up. Seperti biasa, hanya menaburkan foundation dan lipstick saja. Karena aku masih belum terbiasa dengan alat makeup lain. Walaupun sebenarnya Ridho telah membelikanku set alat makeup yang lengkap. Aku tidak perlu lagi memakai wig. Karena rambutku telah memanjang sampai bahu, sama seperti panjang dari wig itu. Aku hanya perlu merapikan sedikit rambutku agar terlihat lebih Indah.
Dan persiapan terakhir adalah sepatu. Aku memilih sepatu hak yang tidak terlalu tinggi. Karena jika terlalu tinggi aku masih belum bisa menjaga keseimbangan tubuhku.

Persiapan telah selesai. Saatnya aku menemui Kinar dan Intan di ruang tengah.

"Aku udah siap nih... Memangnya mau kerja apasih" tanyaku

"Nanti juga kamu tau.. Yuk jalan, taksinya udah nungguin tuh" jawab Intan

Kami beriga masuk kedalam taksi dan pergi menuju ke tempat kerjanya Kinar dan Intan.

*
Sampailah kami di sebuah mall besar yang tak asing bagiku. Ini adalah mall yang semalam aku datangi.
"Kita kok kesini? Katanya mau cari kerja" tanyaku heran

"Ya kita kerjanya disini" jawab Kinar

"Udah ah kita masuk yuk.. Udah telat nih" seru Intan

Perkataan mereka membuatku semakin penasaran. Apa sebenarnya pekerjaan mereka?





Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang