01. STRAWBERRY (M)

10.9K 648 55
                                    

.

(REPOST)

.

Disclaimer : BTS - BigHit Entertainment

Catatan : AU. Produser Min Yoongi dan penyanyi idola Park Jimin yang melewati akhir Desember setelah empat puluh lima hari tak bertemu. Tak ada kembang api, hanya wangi pagi dan Jimin yang memakai kemeja Yoongi.

.

.


Memang tidak biasanya dia bangun sepagi itu di hari Minggu, terutama dengan selimut tebal dan udara dingin dari jendela kamar yang agak terbuka di seberang sana. Tapi karena tak mendapati Jimin yang harusnya masih tertidur kelelahan usai kegiatan mereka semalam, mau tak mau Yoongi berguling turun dari tempat tidur. Kaki pucatnya menggantung di tepi, kepala dikibas ke kiri dan kanan beberapa kali, berusaha memulihkan pandangan seraya bertanya-tanya mengapa dia merasa butuh menemukan pemuda itu dan tak kembali terlelap saja sampai tengah hari. Tapi sudahlah, berunding solo terdengar jauh lebih bodoh dibanding kenyataan bahwa dia lupa membeli pengaman saat tiba di apartemen Jimin.

Sekali-sekali keluar di dalam tak ada salahnya.

Baiklah, ucapkan selamat pagi pada lamunan kotor dan Min junior yang mendadak berdenyut tak diminta. Yoongi melengos, berniat menampar dirinya sendiri meski urung terhalang bayangan jika sang empunya rumah akan mencecar seperti perkutut begitu memergoki pipinya membiru.

Bergeming kosong, Yoongi beringsut memasang celana yang berhasil diraih entah darimana. Sepasang mata berputar mengamati. Kemeja yang dipakainya semalam telah raib dari lantai, tersisa singlet putih milik Jimin di atas bufet. Opsi pertama, mungkin kemejanya teronggok di luar sana akibat ulah kekasihnya yang tak sabaran. Opsi kedua, mungkin sedang dipakai oleh Jimin, batinnya sembari menggaruk rambut dan berjalan terhuyung menuju wastafel. Diraihnya sikat, pasta gigi, juga mencuci muka sekenanya, sengaja tak bercukur meski bagian dagu mulai terasa kasar ketika diraba. Sebagai komponis yang lebih banyak menghabiskan waktu di ruang tertutup, tak ada aturan khusus mengenai penampilan. Jauh berbeda dengan penyanyi seperti Jimin yang dituntut untuk selalu sempurna dalam berbagai hal. Suara, cara berpakaian, air muka, gaya berbicara, hingga teknik memoles wajah. Meski Jimin sering menegur bila Yoongi mampir dalam kondisi belum mandi tiga hari dan rambut yang amat berantakan, tapi pemuda itu tak pernah mengusirnya pergi atau mengejeknya sebagai laki-laki usang yang tak menghargai tuan rumah. Jimin justru akan terkikik geli, mendorong Yoongi masuk ke kamar mandi, kemudian berkicau jumawa tentang orang-orang di luar sana yang merugi karena tak memiliki kesempatan menyaksikan Yoongi dalam keadaan bersih.

"Hyung cuma boleh terlihat keren di depanku."

Egois. Tapi manis.

Diputusnya sambungan dengan manajer Jimin selesai mengobrol beberapa saat. Hari ini tiga puluh satu dan tiket di samping lampu meja menunjukkan jam keberangkatan ke Beijing tanggal tiga Januari dini hari. Sepertinya Jimin sengaja mengosongkan jadwal dua hari ke depan, sesuai dengan janji untuk melewati tahun baru bersama-sama. Satu setengah bulan memangkas jarak antara Korea dan Inggris menggunakan telepon tentu tidak sama dibanding menatap Jimin dengan mata kepalanya sendiri. Jika lain waktu ada undangan narasumber dan tawaran pekerjaan di luar negeri, Yoongi akan memeriksa tenggat kontraknya penuh kewaspadaan. Tak boleh melebihi tiga puluh hari, atau dia bisa sekarat karena overdosis kopi.

"Tak bisa seenaknya dong, hyung," tegur Jimin suatu hari, "Klien adalah raja dan hyung harus bersikap profesional. Kalau hyung langsung mengiyakan waktu kutinggal tur berbulan-bulan, kenapa tidak menyanggupi hal serupa untuk pekerjaanmu? Supaya kita impas dan aku tak merasa bersalah sendirian."

MEILI | BEAUTIFUL (YoonMin)Where stories live. Discover now