.
(REPOST)
.
Disclaimer : BTS – Big Hit Entertainment
Catatan : AU. Pak Guru Min Yoongi dan mahasiswa Park Jimin. Didukung sikap yang mencurigakan dan perilaku di luar kebiasaan, Jimin menduga jika seseorang tengah berselingkuh dengan Yoongi, pacarnya sekaligus guru musik di sekolah menengah yang malas bebersih rumah.
.
.
"PACAR GELAP?!"
"Ssssshhh!" Jimin buru-buru membekap mulut Jungkook yang sepertinya langsung tersedak potongan pisang di kunyahan kedua. Diinjaknya salah satu kaki pemuda berambut hitam itu sembari memasang muka cemberut, "Belum terbukti! Cuma dugaan! Dugaan saja lho!"
"Tapi itu artinya kau menuduh kan, hyung?" Jungkook meneguk setengah isi botol minumnya lalu terbatuk sekilas, "Lagipula, apa ada alasan logis untuk mengambil kesimpulan seperti itu? Bukan aku bermasud membela Yoongi-hyung, tapi menilai tindak-tandukmu yang terlalu gegabah, ceroboh dan seenaknya, bisa saja asumsi itu ngawur maksimum. Tambahkan kebiasaanmu yang selalu ingin tahu dan suka ikut campur urusan orang lain."
"Aku tidak sejelek itu!"
"Aku tidak bilang kau jelek."
"Peh," Jimin membuang muka, tangan terlipat di depan dada, "Aku hanya curiga, akhir-akhir ini Yoongi-hyung selalu menjauhkan ponselnya setiap menerima pesan, kadang malah dibawa keluar apartemen jika ada telepon. Aneh kan? Biasanya dia santai saja membalas pesan di sebelahku atau berbicara tanpa menyuruhku menyingkir sebentar. Wajar kalau aku berpikir ada hal yang tidak beres. Benar kan? Aku benar kan?"
Jungkook mengunyah sisa pisangnya lalu membuang kulit buah tersebut ke kotak sampah dekat bangku tempat mereka duduk, menyeka mulutnya dengan pergelangan, lalu disusul gelengan kepala. Suaranya terlontar lantang, acuh pada kondisi taman depan kampus yang penuh mahasiswa berlalu-lalang, "Dengar ya, hyung! Jangan sembarangan menuduh yang bukan-bukan pada kekasih sendiri! Apalagi kalau kau sama sekali tak mempunyai bukti kuat untuk menguatkan pendapat. Siapa tahu dia sedang mengalami masalah pribadi yang tak bisa diceritakan pada orang lain. Hak memiliki rahasia itu kan harus dihormati dan dihargai, bukan malah diusut sembarangan."
"Jadi kau sekarang ada di pihak Yoongi-hyung?" Jimin makin merengut. Junior di sampingnya menggaruk pelipis sambil berdecak tak senang.
"Aku hanya tidak mau melihat kalian ribut karena hal sepele."
Rambut tengkuk Jimin berdiri terbalik, "Sepele katamu? Ini menyangkut hubunganku dengan Yoongi-hyung, tahu! Harusnya kau memberiku saran bagaimana cara mengetahui siapa yang sering diteleponnya dalam dua-tiga minggu ini. Aku tidak bisa tenang karena membayangkan dia berkencan dengan orang saja sudah membuatku pusing. Jungkook-aaaaah, apa yang harus kulakukan?" diguncang-guncangnya bahu kokoh Jungkook yang kini bersedekap dengan wajah datar. Matanya melipir melirik ekspresi Jimin sambil bertanya-tanya tentang kelebihan yang dimiliki oleh pria bermulut pedas itu sampai sang tetangga apartemen menjadi sebegitu khawatir. Tampan? Ha! Ha! Ha! Jungkook berani bertaruh bila rekan-rekan kuliahnya yang kerap menawarkan tumpangan pulang (dan sangat tertarik pada Jimin) tampak jauh lebih menarik baik dari segi wajah maupun penampilan dibanding Yoongi. Mengecualikan poin krusial jika Yoongi terbilang mapan, hampir tak ada hal keren lain yang bisa dibanggakan dengan berlebihan. Tapi yah, selera Jimin memang sukar dipahami dan Jungkook tak berminat merusuh. Asmara adalah masalah yang harus dihindari jika ingin menjalani hari dengan damai.
"Kenapa tidak ditanyakan sendiri?"
"Tidak berani, Yoongi-hyung pasti marah," Jimin menurunkan tangannya lalu memutar-mutar ibu jari berlawanan arah, "Nanti dia bilang aku terlalu cerewet atau suka menduga yang tidak-tidak."
YOU ARE READING
MEILI | BEAUTIFUL (YoonMin)
Fanfiction[BTS - YoonMin/SugaMin] Segalanya yang ada pada Jimin itu cantik, termasuk sepasang mata yang membius Yoongi hingga ke dalam sukma. Tapi jika diminta bercerita, Yoongi akan berpikir dua kali karena buku tulis setebal apapun tak akan cukup menampung...