7. Markus adalah mimpiku

286 16 0
                                    

Devan terbangun dalam gelap. Tangannya  ia rentangkan ke sisi lain tempat tidurnya.

Kosong.

Ia menepuk-nepuk kasurnya untuk memastikan bahwa tak ada manusia lagi yang berbaring di sebelahnya. Devan pun berdiri dan mencari sakelar lampu.

Lampu pun menyala dengan terang.

Devan melirik ke seluruh penjuru kamarnya, tetapi hanya terdapat kopernya dengan isi yang sudah berantakan.

Ke mana Markus?

Ia bergegas keluar kamarnya dan mengetuk pintu kamar sebelah.

Tak ada jawaban untuk waktu yang lama.

Devan dikejutkan saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia berbalik secara refleks, berharap ia melihat Markus di sana.

Namun,

"Maaf, Mas. Apa yang anda lakukan di depan kamar ini pagi-pagi buta?"

Seorang karyawan hotel menyambut Devan dengan wajah penuh curiga. Devan bahkan tak tahu jam berapa sekarang.

"Em.. saya ingin bertemu dengan pengunjung yang tinggal di kamar hotel ini."

Pria di depannya itu menggeleng dengan wajah kebingungan

"Tapi, tidak ada yang tinggal di sana sejak dua hari yang lalu, Mas."

Wajah Devan membeku.

Bagaimana mungkin?
Apa yang terjadi di sini?

"Mas pasti melakukan kesalahan," tuduh Devan.

"Saya membersihkan lorong ini setiap hari. Jadi, saya pasti tahu kamar mana yang kosong dan tidak."

Devan merasa ia sudah gila. Jelas-jelas selama beberapa hari, ia bersama dengan sesosok manusia bernama Markus. Dan sekarang, sosok itu hilang tanpa jejak. Bahkan, karyawan hotel tak tahu sama sekali akan keberadaan Markus.

Apakah selama ini ia bersama dengan hantu yang menghuni hotel ini?
Atau ia hanya memimpikan segalanya.

Devan meninggalkan karyawan itu dan melesat ke kamarnya. Ia perlu menjernihkan pikirannya.

Markus, kau di mana?
Apakah kau hanya nyata di mimpiku?

Devan melemparkan dirinya di tempat tidur. Ia menutup matanya dan berusaha tidur. Ia yakin Markus itu nyata. Pikirannya mulai merangkai rasionalisasi dari kejadian ini. Ia berusaha tidur setengah mati, berharap saat ia membuka matanya nanti, Markus sudah di sebelahnya lagi.

Beberapa menit telah berlalu. Ia membuka matanya kembali dan menyadari Markus memang tak ada di sana.

Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh menuruni pipinya.

Apakah ini yang namanya kehilangan?
Aku tak tahu apa yang mesti aku lakukan.
Yang aku inginkan hanyalah dia kembali di sisiku.
Namun, itu hanya akan menjadi anganku.
Karena Markus tak pernah di sini.

It's Forbidden But Okay [MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang