Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅡ Enjoy dan jangan lupa vote komennya ㅡ
Jisoo mengganti pakaiannya dengan cardikan tebal malam itu, ia merasa jika ia tak enak badan karena ia terus memikirkan Taeyong yang sedang sakit. Apa dia baik-baik saja? Apa ia sudah tak meraa sakit lagi? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus berputar di kepalanya.
Tok tok tok
Jisoo yang mendengar suara ketukan pintu lantas segera berdiri dan berjalan menuju pintu depan. Di bukanya dengan pelan pintu rumahnya.
“Taeyong?! Sedang apa disini?! Bukan kah seharusnya kau masih berada di rumah sakit?” tanya Jisoo tak percaya saat melihat Taeyong ada di depan rumahnya.
“Lihat baju mu, kau bahkan tak memakai jaket! Di luar sedang dingin, Yong-a!” omel Jisoo lagi saat menyadari jika Taeyong hanya menggunakan kaos berwarna hitam dan juga celana panjang serta topi untuk menutupi sebagian rambutnya.
“Akan ku telepon Doyoung untuk menjemput mu kemari, aku yakin ia sedang mencari mu sekarang—“
Taeyong yang sedari tadi diam mendengarkan ocehan Jisoo kemudian memeluk gadis itu secara tiba-tiba, membawa gadis itu ke dalam pelukkannya yang hangat untuk pertamanya kalinya selama mereka menjadi sepasang kekasih.
“Y-Yong-a?” tanya Jisoo gelagapan.
“Aku hanya ingin memeluk mu, Soo.” Suara Taeyong yang kecil masuk ke dalam indera pendengaran Jisoo.
“Hem, ini pertama kalinya kita perpelukan, ‘kan?’ Jisoo kemudian membalas pelukkan Taeyong dengan lembut. Ia baru sadar, ternyata pelukkan Taeyong sangatlah nyaman dan membuatnya tenang juga hangat. Kenapa... semuanya datang terlambat?
Taeyong tiba-tiba melepaskan pelukkannya, kemudian menatap mata Jisoo dalam. Jisoo ikut menatap Taeyong sebagai balasannya, dan ia juga baru menyadari jika tatapan Taeyong begitu hangat.
“Yong—“
“Sudah waktunya,” potong Taeyong ketika Jisoo baru akan bicara.
“Maksud mu?” tanya Jisoo tak mengerti.
Taeyong mengangkat tangannya yang terkepal di depan Jisoo, kemudian membuka sedikit kepalan tangan itu dan membuat sebuah kalung menjuntai ke bawah. Jisoo langsung memegang lehernya ketika melihat kalung berbentuk bunga matahari itu.
“Itu...”
“Iya, sudah waktunya melepas ini,” ujar Taeyong.
“Dan juga melepas mu,” sambungnya sambil tersenyum kecil. Jisoo menggeleng, kemudian mencoba mengambil kalung itu dari tangan Taeyong, namun dengan gesit Taeyong menyembunyikan kalung itu di balik punggungnya.
“Soo, aku tahu semuanya. Soal kau yang bahkan tak pernah mencintai ku dan kau yang menyukai Jinyoung Hyung. Aku tahu semuanya, Soo. Hanya saja aku selalu menyembunyikannya selama ini dan bertingkah seperti orang bodoh di depan mu,” lanjut Taeyong tanpa melepas pandangannya pada Jisoo.
