Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo berdiri di depan kelas Jinyoung, menunggu lelaki itu keluar setelah meneleponnya terlebih dahulu tadi. Ini sudah sore, sudah waktunya pulang juga padahal.
“Ada apa, Soo?” tanya Jinyoung saat dirinya behadapan dengan Jisoo.
“Soal kemarin lusa. Aku benar-benar minta maaf kalau aku sangat egois. Apa... kita bisa kembali berteman seperti dulu?” tanya Jisoo ragu, ia hanya takut jika Jinyoung tak mau menerimanya lagi.
“Baguslah kalau kau sudah mengerti. Tentu saja bisa, ayo kembali berteman seperti dulu, Soo. Aku juga kemarin sudah minta maaf pada Taeyong, sepertinya hubungan kita semua akan baik-baik saja, ‘kan?” tanya Jinyoung balik.
Jisoo tersenyum senang. “Terima kasih karena masih mau berteman dengan ku, Jinyoung-a,” ujar Jisoo lagi.
“Tentu saja, Soo! Aku tak akan membenci mu, bukan tak akan, tapi tak bisa. Ini sudah sore, kau harus pulang, ‘kan?” tanya Jinyoung lagi.
“Ya, aku harus pulang. Tapi ada yang harus ku bicarakan dengan Taeyong lebih dahulu setelah ini,” jawab Jisoo. Jinyoung mengangguk mengerti.
“Baiklah kalau begitu. Aku pulang dahulu, jika ada apa-apa hubungi aku,” ujar Jinyoung sambil tersenyum dengan manisnya.
“Oke!” balas Jisoo sambil tersenyum lebar.
Sepeninggal Jinyoung, Jisoo langsung menghubungi Taeyong dan meminta lelaki itu untuk menemuinya di taman belakang kampus. Ini masalah serius.
ㅡㅡㅡ
Taeyong sudah menunggu Jisoo di tempat janjian mereka sejak dua puluh menit yang lalu, namun gadis itu belum muncul juga, kemana dia? Taeyong melihat arloji di tangannya, sudah sore sekali ini.
“Yong-a...”
Taeyong menoleh dan melihat Jisoo yang sudah berada tak jauh darinya itu. Kemudian Taeyong berjalan mendekati Jisoo.
“Ya? Kau mau bicara apa? Tumben sekali menghubungi ku duluan?” tanya Taeyong pada Jisoo.
“Hmm..” Jisoo menggigit bibir bawahnya, ragu untuk menjawab pertanyaan Taeyong. Sementara Taeyong terus memperhatikan Jisoo dengan senyuman kecil di wajahnya.
Jisoo mengangkat wajahnya, kemudian ia menyadari sesuatu ketika ia menatap wajah Taeyong. “Yong-a, apa kau sedang sakit lagi?” tanya Jisoo dengan kening berkerut.
Taeyong menyentuh wajahnya sendiri. “Memang kenapa?” tanyanya kemudian.
“Wajah mu tampak pucat, kau baik-baik saja?” tanya Jisoo lagi. Jujur, ia khawatir.
“Mmm.. tak apa, hanya sedikit pusing belakangan ini,” jawab Taeyong dengan senyuman lembutnya yang seperti biasanya itu.
“Hey, ayo kau mau bicara apa? Sepertinya sangat penting,” ujar Taeyong lagi.
