Sunyi dan senyap
Itulah yang kini tengah terjadi di kelas XI-IPS-1, ketika pelajaran bahasa inggris tengah berlangsung.
Bu Dena, guru cantik yang terkenal killer itu, tampak serius menulis di papan tulis. Dan sesekali, ia akan berbalik kemudian menjelaskan apa yang ia tulis kepada anak didik nya.
"Nov, mata gue udah spaneng nih." bisik raisa tepat di telinga Novie yang duduk di samping nya.
Novie menoleh ke samping, dengan mata kantuk nya. Bukan hanya raisa saja yang merasa mengantuk, dia juga. Atau bahkan hampir seluruh murid kelas ini merasakan nya. Sungguh pelajaran bu dena itu, melebih-lebihi pelajaran sejarah.
Apa yang di tengah di terangkan bu dena itu, seperti dongeng pengantar tidur, bikin kantuk saja.
Saat tengah asyik nya bu dena menulis di papan tulis, tiba-tiba pintu kelas ada yang mengetuk.
Hal itu, menghentikan kegiatan bu dena. Dan membuat seluruh atensi para murid tertuju pada bu nikke, si pelaku ketukan pintu tadi, yang kini berjalan ke arah bu dena lalu membisikkan sesuatu, setelah nya kedua guru itu keluar kelas, membuat kegaduhan seketika muncul di kelas itu."Gila.. Ya ampun tadi bu dena ngejelasin apaan sih kagak ngarti gua."
"tulisan bu dena bikin gue pusing gila, kecil-kecil banget, kayak bakal musnah gitu."
"Eh anjirr... Mending tulisan bu dena meskipun kecil tapi bagus, lah tulisan lo, udah gede kayak ceker ayam lagi."
"Tulisan gue tuh bukan tulisan ceker ayam, tapi tulisan abstrak, seni yang harus di lestarikan."
"Gaya lo pe-a."
"Lah apa kabar elu, mony*t."
"Najisin aku."
"Halalin akuh."
"Pengen muntah aku."
"Pengen cipok kamu,aku."
Dan seketika penghuni kelas pada ketawa, menertawakan tingkah teman mereka. Doni dan iqbal, apalagi ketika mendengar percakapan mereka yang absurd namun menghibur. Begitulah mereka, kedua sohib yang menjadi moodbooster nya kelas XI-IPS-1.
Namun itu tak berlangsung lama, keadaan kelas menjadi sunyi kembali ketika kedatangan bu dena, bersama ke lima remaja laki-laki, yang mampu membuat siswi di kelas itu memekik tertahan.
"Ya ampun mereka ganteng banget."
"Saoloh.. Rejeki nomplok gue itu."
"astajim.. apa gue udah mati ya, kok gue ngeliat malaikat disini."
"Anjir, mereka ganteng. Gue bawa satu ah, lumayan buat pajangan."
Begitulah, bisik-bisik tetangga para siswi, membuat keadaan kelas menjadi gaduh kembali.
"Hey.. DIAM." sentak bu dena, sambil meggebrak meja, membuat kelas senyap kembali. Bu dena menghela nafas nya kasar, mata nya menatap nyalah satu persatu murid di kelas itu.
Dan tatapan nya berhenti, tepat di bangku ketiga dekat jendela, dimana ada dua siswi yang tampak anteng dan merasa tidak terganggu, tengah menelungkup kan kepala mereka di meja.
"siapa disana yang tidur?." tanya bu dena sambil menunjuk kedua siswi itu.
"Novie sama Raisa bu." jawab seorang murid.
Yunira yang mendengar nama kedua sahabat nya itu disebut pun menoleh kebelakang, ia menghela nafasnya kasar, kala melihat begitu nyenyak kedua sahabat nya itu tertidur, bahkan suara bu dena yang udah kayak toa pun tak membuat mereka terusik dari tidur nyenyak nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/160615785-288-k995749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Boys
Teen FictionKenyataan nya hidup itu seperti air, mengalir begitu saja tanpa tau akan kemana air itu bermuara. Banyak lika-liku kehidupan, yang selalu membuat kita terombang-ambing, perasaan yang tak dapat di pahami, hingga permasalahan yang datang silih bergant...