Puncak

18 1 0
                                    

Author POV

Setelah berbulan-bulan berlalu,semua siswa-siswi di kelas Ica semakin kompak saja. Bahkan,hari ini mereka telah berencana buat melakukan study wisata bersama. Yap, kemana lagi kalau tidak ke puncak. Berhubung salah satu siswa dikelas mereka punya villa di puncak. Mereka berencana akan menginap disana selama dua malam. Karena mereka akan berangkat sabtu siang,dan pulang senin pagi. Senin pagi semua libur karena memang hari libur nasional.

Nah, Ica saat ini sedang mempersiapkan seluruh keperluannya nanti. Termasuk cemilan. Ica sudah pulang sekolah. Mereka berangkat setengah jam lagi. Ica dengan secepat kilat membereskan semuanya dan segera berlari keluar menunggu Alpha. Jangan heran, mereka semakin dekat karena tekad Ica ingin melupakan Surya.

Flashback on

"Woi Ca!" Ucap seorang cowo mengagetkan Ica.

"Anj.. eh lo Al." Ujarnya. Hampir saja Ica mengucapkan kata-kata kotor. Yap, cowo tadi ialah Alpha.

"Ada apa Al?"

"Jadi gini,ntar kan kita berangkat tuh ke puncak. Lo bawa mobil? Kan kita berangkatnya naik bus. Jadi lo bawa mobil ngga?" Tanya Alpha

"Kayaknya engga deh Al, trus kayaknya ga dibolehin. Kan itu mobil cuma fasilitas sama gue. Bukan punya gue. Kayaknya ntar gue naik angkot buat ke sekolah." Ujar Ica jujur

"Emm...
Kita bareng aja gimana?
Biar lo ngga terlalu ribet gitu naik angkot.
Nanti gue jemput kerumah.
Itu sih kalo lo mau"ucap Alpha sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Ica berfikir sebentar,
"Gimana yah?
Emm.. oke deh
Tapi ntar jemput yah.
Jangan lupa" ujar Ica.

"Siap bosqu,
Masa jemput bidadari gue lupa"ujar Alpha

"Elah,gaya lu ngomong
Bidadari lo bawa bawa segala" ucap Ica malu-malu dengan pipi yang tengah memerah.

"Kalo gitu gue duluan yah?" Ucap Ica berlalu dari hadapan Alpha . Karena semakin lama dia disitu,maka semakin terbang dia nantinya.

"Lo lucu Ca
Gue suka" batin Alpha.

Flashback off

Jadi saat ini Ica sedang menunggu Alpha.

Tidak lama kemudian, Alpha datang dengan mobil nya. Ica heran, bukannya mereka berangkat naik motor yah?
Alpha pun turun menghampiri Ica.

"Hei" sapa Alpha

"Eh hei...
Kok lo bawa mobil
Bukannya bawa motor. Kan ntar ini di titipin"

"Ohh iya Ca
Gue kira elo bawa banyak barang.
Makanya gue bawa mobil
Ntar dititipin deh dirumah temen kita yang deket sekolah itu.
Kalo gitu, hayuk...
Udah siap kan?
Atau masih ada yang mau diambil lagi di dalam?" Jelas Alpha

"Emm..
Engga kok..
Yaudah ayo
Ntar telat lagi." jawab Ica

"Yok.." jawab Alpha sembari membukakan pintu buat Ica.

"Haduuhhh...
Ngerepotin aja
Gue juga bisa buka sendiri kali
Kesannya lo jadi supir gue dong..
Ahahhaha"

"Elah...
Iye iye
Supir(imam) buat masa depan.."jawab Alpha dengan senyum jahilnya.

Mereka pun segera berangkat.
Setelah beberapa menit, mereka sampai disekolah. Banyak pasang mata menyaksikan mereka. Siapa lagi kalo bukan teman sekelasnya. Karena, baru kali ini mereka barengan ke sekolah. Memang, akhir-akhir ini Alpha dan Ica sedang dekat. Namun, kedekatan itu tidak dipublikasikan mereka. Dan, teman-teman mereka memang mengetahui bahwa Alpha memang selalu menggoda Ica. Namun, kali ini berbeda karena yang mereka ketahui, meskipun Alpha sering menggoda Ica, pasti godaan itu hanya untuk bercanda saja. Tidak sampai serius. Tetapi, apa yang mereka lihat hari ini tidak seperti biasa. Karena memang, Alpha pun tak pernah mengijinkan siapapun cewe naik mobil dengannya. Jangankan mobil, naik motor saja pun tidak pernah. Hal tersebut menjadi tanda tanya besar bagi mereka. Mereka pun menatap keduanya dngan tatapan mengintimidasi. Bahkan, hal yang paling jarang bahkan tak pernah mereka lihat, Alpha membukakan pintu bagi seorang cewe, sekarang mereka melihat nya.

Melihat tatapan mengintimidasi dari para teman-temannya, Ica hanya memutar bola matanya malas.

"Acieeee....
Tumben nih Al gebet cewe..
Biasanye kan ngga." Celetuk salah satu temannya.

"Bacot..
Gue masih normal ye...
Lo kira gue maho" jawab Alpha.

"Ca, sini deh"panggil Vanina

"Lo lagi deket sama si curut?"tanyanya

"Eh? Hah?
Deket?
Ahah
Ya enggak lah.." jawab Ica sembari mengalihkan pandangnnya ke arah lain agar Vanina tak menyadari bahwa Ica sedang berbohong. Ica berfikir bukan ini saatnya ngasih tahu sama mereka.

"Eh?
Lo kok kek gugup gitu.
Jujur aja napa sih"desak Gita

"Emm..
Iya"jawab Ica kikuk

"Ehm.. brakakakkakakak" seketika gelak tawa mereka berempat membludak.
Ica hanya tertunduk, dan merutuki kebodohannya yang dengan mudah mengakui itu. Tapi, bukan sahabat namanya kalo masih menyimpan rahasia satu sama lain.

"Udah elah..
Gue maluu..
Btw, jan kasih tau sama siapa-siapa yah"ujar Ica dengan wajah memelasnya.

"Hadohh...
Lo kesambet apaan Ca?" Tanya Gita menahan tawanya.

"Ho oh..
Kesambut apaan lo..
Sampe lo mau pdkt sama tu anak mesum?
Di pelet lo?" Ujar Andra yang sedari tadi ingin berhenti menertawakan Ica. Tapi tetap saja tak berpengaruh. Andra masih saja berusaha menahan tawanya.

"Hush..
Pelet pelet..
Lo kira si curut mainnya gituan?
Lagian yah, mending gue nerima tuh curut daripada nungguin orang yang ga pasti. Sementara ada orang di belakang gue yang selalu ada buat gue" jawab Ica dengan bijak.

"Memang yah,
Jatuh cinta sama bego itu hampir sama"ujar Windah

"Ah elah,
Bukan nya ngedukung malah nyudutin
Sahabat macam apaan lo pada" omel Ica dengan bibir mengerucut.

"Udah Ca
Kita kita pasti ngedukung apa yang terbaik kok buat lo
Selama itu buat lo tersenyum"ujar Vanina bijak.

"Iya..
Dengan begini juga, gue bisa lepasin dan ngelupain orang yang bahagianya bukan buat gue.
Salah satunya, ya ngelupain orang yang bahagianya buat elo" batin Ica

"Heheheh
Nah gitu dong
Ngedukung" ujar Ica dengan senyuman lebarnya, lebar memang. Tapi tak seorang pun yang tau bahwa senyum tersebut merupakan senyum paksaan, kecuali Ica.

"Heii ceciwi..
Pada jadi ikut kagak?" Teriak sang ketua kelas, siapalagi kalo bukan Josheva.
Yap dia ketua kelas.

"Yee ikutlah, gimane sih lo.
Santai aja kali, gosah nge gas" jawab Andra jutek seperti biasa.

"Lah, siapa yang ngegas?
Kan gue cuma nanya Andraaa kuu" jawab Josheva.

Krik krik

"Eh anjayy..
Malah gue ditingggal" batin Josheva karena hanua dia yang tinggal diparkiran sekolah. Semua teman-temannya telah masuk kedalam bis.

Di dalem bis, Ica masih duduk sendiri sedangkan keempat sahabtnya telah duduk bersama dan bersisian. Karena Ica paling terakhir naik di antara mereka berlima. Baru saja Ica ingin menutup matanya, seseorang duduk disampingnya. Dan berkata: "kalo mau tidur, tidur di pundak gue aja" ucapnya.

Ica pun menoleh, dia kaget.

Degg

Alpha?
Ica ga menghayal kan?
Seketika jantung Ica berdegup kencang, memperhatikan muka Alpha yang sangat dekat dengannya.

"Udah ih..
Ngedip Ca
Biasa ajah ngeliatinnya
Iya, gue Alpha
Bukan orang yang selama ini lo harapin"ucap Alpha dengan senyum lebarnya.

Ica kikuk, dan kemudian menutup matanya. Karena dapat dipastikan muka Ica sekarang berubah merah.

3 jam perjalanan mereka sampai di sebuah villa punya seorang siswi yang bernama Thalia. Diperjalanan tadi, mereka semua tertidur karena mungkin kecapean.
Dan selama diperjalanan pula, Ica dan Alpha tidur dengan kepala Ica dipundak kiri Alpha,dan kepala Alpha di atas kepala Ica.

Setelah sampai mereka masuk ke dalam ruang kamar yang telah disediakan. Namun, hanya barang lah yang mereka masukkan ke ruang kamar tersebut. Karna rencananya mereka akan tidur bersama di ruang tamu.



Maaf gaje
Typo bertebaran
Pemula😅

Dia Atau DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang