STOP!

17 1 0
                                    


"Pleasee,,,, Jangan hadir hanya untuk mengacaukan apa yang gue pilih. Karena, semakin lo ngedeketin gue, semakin gue berubah pikiran. Tapi, ku mohon,, jangan pernah ngucapin hal itu lagi. Gue udah nentuin apa pilihan gue, dan gue mohon jangan hancurin."

~ICA PRISILIA~

Setelah selesai menyanyikan lagunya semua teman temannya bertepuk tangan. Hanya dua orang yang masih diam tak berkutik. Dan, dua orang lain sedang menghayal.

Yang pertama, Alpha. Setelah Surya menyanyikan lagu tersebut, dia terdiam. Sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia tau kepada siapa lagu itu dipersembahkan Surya. Dia bingung, disini apakah dia yang salah telah memisahkan dua orang yang nyatanya saling mencintai? Tapi, dia kembali menggelengkan kepalanya. Dia bukan memisahkan, dia hanya mengutarakan apa yang dia rasa selama ini. Hanya saja, Surya terlambat untuk mengakui nya kepada Ica.

Yang kedua, Ica. Ica diam. Dia tahu, bahkan sangat tahu bahwa lagu itu dinyanyikan untuk nya. Bukan hanya itu, sedari tadi, mata Surya selalu menatapnya saat bernyanyi yang menjelaskan bahwa lagu itu memang buat Ica. Dan debaran itu kembali muncul. Setelah teralihkan beberapa saat, setelah kehadiran Alpha beberapa bulan terakhir.

Yang ketiga, Vanina. Ya, dia merasa kecewa. Mengapa hatinya tidak terima? Padahal, dia sudah bertekad tidak akan baper atas apa yang selama ini Surya berikan padanya. Ternyata dia salah persepsi. Dia kecewa, dia sakit, bahkan sangat sakit rasanya.

Yang keempat, Surya. Ya. Dia menghayal, mengapa tidak dulu saja dia mengutarakan hatinya. Namun, dia terlalu bodoh dan terlalu tidak peka akan perasaan nya selama ini. Dia menyesali itu.

"Hei..."ucap Surya kepada Ica.

"Emm..
I... iya?"jawab Ica gugup. Sekarang degup jantungnya tidak dapat dikontrol.

"Bisa ikut gue sebentar?"

Ica melirik ke arah Alpha yang memang tidak jauh darinya. Alpha pun menganggukkan kepalanya. Alpha berfikir, pasti Ica akan menentukan apa yang terbaik bagi mereka. Seandainya pun dia dan Ica harus berpisah, dia rela. Karena, kebahagiaan Ica saja sudah cukup membuat nya bahagia.

Ica hanya menganggukkan kepalanya setelah mendapat persetujuan dari Alpha.

Surya pun menuntun Ica ke taman belakang villa yang teman teman nya pun tidak mengetahui tempat ini.

Mereka duduk di kursi panjang itu. 10 menit berlalu, mereka masih diam. Bergelut dengan pikirannya masing-masing.
Karena merasa bosan, Ica menghela nafasnya kasar.

"Ca.."panggil Surya lembut.

"Gue akuin, gue telat banget buat jujur sama lo. Tapi Ca, gue ga bisa bohongin perasaan gue. Gue ga bisa Ca.
Jadi please... ngertiin gue"ucap Surya lirih.

Mendengar itu, entah mengapa air mata Ica mengalir begitu saja membasahi pipinya..

"Stop Sur..
Hiks hiks
Please.. hiks hiks..
Please jangan hadir hanya untuk mengacaukan  apa yang aku pilih. Hiks hiks..
K

arena semakin lo ngedeketin gue, hiks hiks.. semakin gue berubah pikiran. Semakin gue ga bisa mantapin apa yang gue pilih selama ini. Hiks hiks..
Tapi, kali ini gue minta sama lo..jangan pernah ngucapin itu lagi.. hiks hiks ..
Gue minta sama lo.. karena, gue udah pilih apa yang gue tentukan. Jangan aku mohon jangan hancurin hiks hiks" ucap Ica sambil terisak.

Dia Atau DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang