ICA PRISILIA POV
Haii.. kenalin nama gue Ica, mungkin kalian juga udah pada tahu. Gue mau berbagi sedikit tentang kisah gue,tentang rasa gue yang entah pada siapa akan berhenti untuk terakhir.
Dulu, waktu baru masuk SMA, gue sama sekali ga kenal siapapun kecuali anak teman bisnis papa gue, siapa lagi kalau bukan sahabat gue. Mereka ga pantas disebut sahabat. Mengapa? Karena pantasnya mereka disebut keluarga, saudari gue. Ga ada seorang pun yang dapat nerima gue sama seperti mereka. Bahkan, keluarga gue sendiri.
Ngomong-ngomong soal keluarga,gue terlahir dari seorang mama, yang bahkan gue rasa tidak dapat memahami gue sepenuhnya.
Ntah dimulai darimana, tetapi jelasnya setelah gue nginjakin kaki gue di namanya SEKOLAH MENENGAH ATAS, ada yang berbeda dengan orang tua gue.
Gue gatau apa alasan mereka begitu sama gue. Mulai dari ngebentak gue tanpa alasan yang jelas bahkan sampe nampar gue.
Sebenarnya gue bukan berasal dari broken home, tapi gue terkadang ngerasa lebih baik gue tinggal sendirian. Tapi, sikap mereka berbeda ketika para sahabat gue datang. Mereka dapat bersikap sangat manis sama gue, gue gatau pasti apa alasan mereka selalu ngehirauin gue.
Dan hal itu yang buat gue terkadang dingin sama siapapun. Sebenarnya gue orangnya agak risih jika gue dingin sama orang. Gue orangnya ga pendiam, gue orangnya cerewet dan bisa aja bertindak gila di hadapan para teman teman gue
Tetapi setelah gue dapat perlakuan dari keluarga gue yang seperti itu, gue berubah. Sifat gue berubah. Dan benar, "lingkungan dan bahkan orang terdekat lo, mampu ngerubah sifat dan karakter lo" . Hal itu jugalah yang gue yakini, hal itu tepat banget ngena sama gue. Gue berubah karena orang terdekat gue.
Soal perasaan, awal masuk SMA , gue jatuh sedalam-dalamnya sama orang yang awalnya gue kira itu dingin, cuek dengan tatapan tajam nya, ternyata gue salah. Orang nya asik juga lucu. Hal yang buat gue sakit itu, ketika dia datang disaat gue udah milih buat berpaling dan mundur dari dia. Gue rela ngelepas dia buat sahabat gue. Yang gue yakini dia suka. Ternyata gue salah dan salah lagi. Disaat yang bersamaan dengan orang yang gue ingin buka hati, dia juga ngungkapin perasaannya. Tetapi, dia terlambat. Saat itu juga gue kecewa nengo dia. Kemana aja dia selama ini? Mengapa setelah gue udah buka hati gue buat orang lain, dia datang?
Tapi, gue ga mungkin buat ngecewain orang yang selama ini ada buat gue, gue milih orang yang ada buat gue saat gue ngeharapin orang lain. Terkadang apa yang lo inginkan ga sejalan sama apa yang terjadi. Tuhan punya rencana. Dan gue yakin, rencana Tuhan lebih indah dibandingkan dengan rencana kita sendiri.
Dan, gue hanya bisa berharap. Apa yang gue pilih kali ini adalah yang terbaik buat gue. Karena, yang gue tau. Yang menurut kita terbaik, belom tentu menurut Tuhan terbaik.
Gue paling ga suka sama:
Kebohongan
Dikecewain
DimarahinHal yang paling gue inginkan saat ini, setelah semua perlakuan orangtua gue ke gue,gue cuma bisa berharap. HOME ALONE.
Intinya gue suka menyendiri.
Disini,gue mau jelasin lagi. Sedikit tentang sahabat-sahabat gue.
Yang pertama,
GITA SABINA
Gita orang nya kocak, cantik, pintar,enak diajak buat curhat, suaranya...
Haddehhhh...
Keseringan dengar dia teriak ataupun dia ketawa, bisa-bisa tuli😂 ahahhahha
Becanda kalii..Dia itu sahabat gue yang paling dekat sama gue pas kelas X. Bedanya sama teman teman gue yang lain, kalo sama teman gue yang lain, gue ga terlalu terbuka banget. Terkadang gue berfikir mau nyeritain masalah gue sama mereka. Berbeda dengan sama Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Atau Dia
RomanceJika memang mundur, melupakan dan mencari penggantimu adalah yang terbaik, maka aku akan melakukan nya😊 Karna bagiku, SAHABAT lebih penting dari sebuah cinta Menceritakan seorang gadis labil, yang bingung menentukan hatinya kepada siapa. Hal tersul...