Latar waktu : tahun 2017, pertengahan semester 1...
"Za, lo dipanggil guru BK buat konsul, buruan ya. Ini sangat penting"
Zafran mendengus membaca pesan ke 12 dengan isi yang sama. Ia kembali membayangkan wajah Pak Supra dengan ceramah panjangnya disertai percikan hujan lokal.
"Hiiiii..." Pemuda yang penampilannya acak-acakan itu bergidik horor di tengah hiruk pikuk teman-temannya di jam kosong pertama.
"Za, ke BK sana ah... Di panggil juga." gumam Aris yang duduk di sebelah Zafran
"Ogah !" daripada bajunya basah 'kehujanan', "mending online."
Lalu tiba-tiba ia terhenyak karena wifi sekolah tidak dapat disambungkan.
"Kenapa nih wifi ?"
"Ditutup." Aris melihat Zafran dengan tatapan hampir menangis, "ditutup Za ! Katanya sampai lo mau konsul ke BK !" ratapnya lebih seperti rengekan.
"Kok gue ?""BK yang nutup."
"Rupanya Pak Supra bermanufer.. Ah, sial !" Zafran yang hilang kesabaran mengacak rambut nya yang sudah berantakan.
"Bukan Pak Suprapto, tapi Bu Lia.." Aris menjawab dengan binar aneh dimatanya, "guru baru. Begini,Za!" sambungnya sambil mengangkat dua jempol tinggi-tinggi.
"Udah kesana aja Za.. Itung-itung ngeliat Bu Lia"
"Oke deh, oke. Gue ke BK sekarang. Demi hotspot dan kebahagiaan kalian !"
Zafran bangkit diiringi sorak sorai teman-temanya.
***
Satu menit setelahnya, Zafran sudah tiba di ruang BK dengan wajah malas-malasan, ia mengetuk pintu ruangan yang sudah terbuka itu. Lalu wajahnya berubah menegang dan siaga saat melihat sosok lain di balik meja selain Pak Suprapto.
Cantik..
"Kamu Zafran Alcantara ?"
"I-iya,."
"Silakan duduk."
Baiklah mungkin ini berlebihan, tapi pertama kalinya Zafran melihat seorang wanita dengan wajah alami dan rambutnya? Pasti sangat lembut hanya dilihat dari kilaunya.
Dia pasti bukan manusia, mungkin makhluk seperti bidadari tanpa....
"Kemuliaan.."
"Maaf, bu ?"
"Zafran artinya adalah kemuliaan." Zafran tersenyum canggung dan seketika hilang saat Bu Lia melanjutkan,"tapi tidak ada kemuliaan untuk orang yang suka bolos. Tiga hari ? Kamu bisa jelaskan alasannya?"
Selia terus mengamati ekspresi Zafran yang tidak terbaca. Bukannya menjawab, dia hanya mengumbar senyum polos nya, "saya mau lihat buku saku mu, Zafran."
Pemuda itu mengangguk dan berbalik ke arah meja pak Suprapto, "Pak Supra, Bu Cantik mau liat buku saku saya. "
Selia mendelik mendengar ucapan lantang Zafran,
Kurang asem, dasar anak kelebihan hormon! Maki nya dalam hati.
"Ini bu Cantik.." ulangnya dengan nada tanpa dosa"Panggil saya bu Lia!" Selia membuka buku saku tentang catatan pelanggaran dan daftar hukuman yang luar biasa beragam. Mulai dari terlambat sampai bolos pelajaran. Dia menghela nafas dan kembali melihat Zafran yang kali ini tersenyum sampai lesung pipinya terlihat dan matanya yang sipit jadi semakin sipit.
"Gini ya.. Saya kasih kamu kesempatan sekali lagi. Kalau sampai kamu melanggar lagi, saya panggil orang tuamu." ucap Selia tegas, "tapi kali ini kamu harus saya hukum."
Zafran menyeringai membayangkan hukuman ringan yang pernah diberikan pak Supra kepadanya. Hanya push up, lari keliling lapang dan paling sering hormat bendera di istirahat ke dua.
"Aduh bu, jangan berat-berat ya. Saya nggak bisa kalo harus lari-lari." rengeknya. Selia menatap awas wajah Zafran yang sekalipun cemberut tapi alisnya sedikit terangkat. Sombong.
"Baiklah." katanya ringan, lalu meraih sebuah buku tebal dimeja, "selesaikan ini dalam dua hari, dan ringkas. Tolong ringkasannya kamu kasih saya hari Kamis pagi sebelum bel."
"Ap-apa ? Ini sangat sangat tebal lho bu. Man selesai aku dalam dua hari.." rengeknya lagi, "errr, lari aja deh bu cantik, ya ya ya ?"
"Tidak. Kamu hanya harus meringkas." ucap Selia yang tak mau dibantah. Lalu menyerahkan buku saku kepada Zafran "silakan keluar, saya sudah selesai."
Oke, mungkin Zafran kan menghilangkan pemikiran bahwa ibu BK itu bidadari. Saat Zafran hampir keluar ruangan, sebuah panggilan menghentikan langkahnya.
"Minum ini." Selia menyodorkan air mineral dalam kemasan kepada Zafran yang ditanggapi dengan tatapan heran"Bibirmu kering, banyaklah minum air putih, Zafran!" ucapan Selia membuat Zafrn tersenyum sambil kembali ke meja Selia umtuk menerima air mineral itu.
"Terima kasih perhatiaanya,bu..." Zafran melihat buku sakunya yang bertuliskan dipertanggungjawabkan oleh : Selia Selistya. " bu Selia."
"Panggil saya Bu Lia"
"Saya lebih suka Selia." ucapnya sambil lalu.
Selia memberenggut dan hampir mengumpat jika tidak ingat pak Supra yang terbatuk di meja sebelahnya.
Dia benar-benar bidadari tak bersayap..
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Senja Yang Sama [Repost]
ChickLitSuka sama Bu Guru itu berat. Terlebih guru BK.. Kamu nggak akan kuat. Biar Zafran aja.. Part hingga tamat pindah ke Fizo "Mengejar Bu Guru BK" author N.Zafran...