Hadiah

4.9K 216 7
                                    

     Selia melirik bosan ke arah samping kanannya. Saat ini dia sedang berjalan pulang dari warung sate Bang Roni, dan dipaksa diantar oleh Zafran

     "Bu Selia, kamu sering makan disana ? Satenya enak banget ya.."

     "Lumayan sering."

     "Jangan sering keluar malem lho. Apalagi suasananya sepi begini."

     "Saya bisa pulang sendiri,Za. Sana pulanglah!"

     "Bahaya bu Selia. Kamu kan perempuan. Sudah kewajibanku sebagai laki-laki menjamin keamananmu. Sampai masuk rumah. Kan perginya denganku."

     "Aku sudah biasa." gerutunya jengah.

     "Mulai sekarang.." kata Zafran menghentikan langkahnya sambil menatap wajah Selia serius, "kalo mau keluar malem ajak temen. Diluar itu kejam. Banyak pemabuk kaya anak-anak tadi. Kalo kamu digodain gimana coba ? Apalagi kamu cantik." Zafran mengangkat sebelah alisnya. Menanti respon.

     "Oke. Oke... Lain kali saya ajak pacar saya !" Jawab Selia ketus yang dibalas kekehan pelan.

     "Kenapa kamu senyam senyum ?!"

     "Mana coba pacarmu.. Aku mau liat kira-kira siapa yang lebih ganteng.." ucapnya songong

     "Sok iya kamu !" Selia mendengus dan jalan duluan sementara Zafran mengikuti sampai di depan pagar. Dengan mengucapkan terimakasih yang terpaksa, akhirnya ia bisa mengusir pemuda berkulit putih itu untuk segera pulang.

***

      Selasa pagi pukul 06.45 di SMA 8

     Selia baru turun dari bus dan berjalan anggun menuju sekolahnya, hingga ia sampai di lorong dan berpaprasan dengan seorang guru muda

     "Selamat pagi Bu Lia..."

     "Pagi Pak.... Eeerr ?"

     "David, guru kesenian." David dengan senyum terbaiknya memperkenalkan diri.

     "Oh, iya pak David.."

     "Bu lia mengampu kelas berapa ?"

     "Sebelas IPA dan duabelas pak."

     "Wah, seharusnya udah ketemu Zafran dong ?"

    "I-iya.. Kenapa ?" Selia menatap Pak David dengan perhatian seratus persen tertuju pada wajahnya.

     "Hati-hati aja bu. Dia anaknya bandel banget. Jarang masuk, sekalinya masuk bikin Pak Suprapto masuk angin. Sering-sering aja kasih hukuman. Biar dia belajar bertanggung jawab." kata David seolah paling mengetahui siapa Zafran.

     Selia melihat matanya sedikit melebar saat dia bilang hukuman.

     Hiperbolis.. Batinnya

     "Saya guru BK. Tugas saya membimbing yang salah agar benar. Bukan menghukum seenaknya. Memang itu efektif ? Apa dengan membuat siswa malu atau kecapean pesan kita bisa masuk ? Mereka mungkin kapok lalu taat. Tapi mereka taat bukan karena mengerti, tapi takut dihukum. Dan itu bukan prinsip saya." Selia memberi jeda sebentar untuk menghela nafas,..  "saya ingin mereka mengerti disiplin itu untuk dirinya sendiri. Dengan atau tanpa diawasi, mereka akan taat. Itu yang menurut saya paling penting"

Dibawah Senja Yang Sama [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang