Skandal

3.4K 146 5
                                    

Selia menjatuhkan tubuhnya di kasur setelah selesai mencetak artikel mengenai cara menghafal dengan otak kanan. Gadis bertubuh kurus itu tersenyum mengingat perdebatan panjang dengan Zafran untuk judul yang akan dia pilih. Dia ingat betapa pemuda bermata sipit itu bersikukuh memilih cara menentukan jenis kelamin bayi berdasarkan posisi. Ya ampun... Mereka masih terlalu unyu untuk memikirkan jenis kelamin anak.

"Ih gila apa.. Seakan aku nyuruh abis lulus langsung pada nikah.."

Selia lagi-lagi tersenyum dan meraih kotak pemberian Zafran tadi. Sebuah parfum merk AKSA dengan aroma dominan coklat..

"Ini buatku ?" Selia mengangkat parfum itu dan dibalas anggukan Zafran.

Entah apa yang dipikirkan pemuda itu, tapi dia harus menghargainya. Selia membuka penutupnya dan menyemprotkan di pergelangan tangan. Wangi yang,, familiar ?

"Makasih ya.. Tapi kan, ini parfum cowok, Za.."

"Itu parfum yang biasa ku pakai. Jadi.." katanya menjeda tiga detik, " kalo kamu kangen tinggal semprot ini di bantal, terus dipeluk sampe pagi.."

"Terus kangennya sembuh ?"

"Nggak sih, kecuali paginya ketemu aku."

Gadis bermata hitam pekat itu meubah posisinya menyamping sambil memeluk guling.Lalu Selia sekali lagi menyentuh pipinya. Hangat. Mungkin sekarang sedang merona. Kira-kira bagaimana besok jika dia bertemu Zafran ? Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya cepat. Sungguh hanya memgingatnya saja dia malu. Sesaat sebelum pemuda berlesung pipi itu pulang tadi...

"Sels aku pulang ya. Kamu cepet tidur dan jangan lupa.."

"Cuci kaki ?"

"Jangan lupa merem." Selia tertawa sambil mengantar Zafran hingga ke motornya. Tapi tiba-tiba laki-laki yang lebih tinggi sepuluh sentimeter itu berhenti dan menyentuh lengan Selia. Seakan ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.

"Kenapa ?"

"Ada bulu mata jatuh, tuh.." Zafran mengangkat telunjuk dari tangannya yang bebas hingga hampir menyentuh kelopak mata. Hal itu membuat Selia refleks terpejam.

Cup..

"Hheeeii !!!" Selia memegangi pipinya sambil memukuli Zafran. Mengejarnya sampai dapat dan memukulnya lagi.

"Sels tunggu dulu.." dengan wajah seriusnya Zafran menangkap tangan Selia sambil melihat sekeliling. " kenapa aku ngerasa kita diawasi ?"

"Nggak usah cari alesan.."katanya sambil mendaratkan satu pukulan ke lengan Zafran.

"Serius Sels, tunggu.." Zafran yang sudah curiga berlari ke arah gerbang, dan disaat yang bersamaan sebuah motor matic menjauh dari sebelah rumah Selia. Bayangan seseorang memakai jaket dan helm fullface.

"Siapa ?"

"Bukan kok.. Jangan dipikirin.. Masuk gih, aku mau pulang." katanya buru-buru menuju motor. "Dadah Sels.. Jangan kangen ya.." ucapnya sambil lalu, bahkan sebelum dia pakai helm. Pasti laki-laki itu mau mengejar orang tadi.

Tadi itu, seorang Zafran berani mengambil pipinya. Selia yang sedang merona menggelengkan kepala kuat-kuat.
Dia masih kecil, Selia ! Ya ampun, enam tahun ! Selisih enam tahun itu bukan waktu yang pendek. Lalu bagaimana delapan tahun yang akan datang ? Bila mereka masih bersama, Selia sudah dapat keriput pertamanya, sementara Zafran sedang tampan-tampannya sebagai laki-laki dewasa.

Gadis berpiama minion itu menghela nafas lelah. Dari dulu dia menginginkan laki-laki dewasa yang matang dan mapan. Siap menikah tanpa pacaran mengingat usianya sudah sangat siap jadi ibu rumah tangga. Dan bukan tidak ada yang mendekati wanita cantik ini, hanya dia belum merasa cocok.

Dibawah Senja Yang Sama [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang