Eve & Sou
comedy;brotherhood
pg-13
ditulis dalam rangka ulang tahun Sou yang ke-20, tanggal 19 Agustus lalu
∞
Eve tak pernah bosan mengingatkan dirinya sendiri, bahwa tahun ini adiknya akan berumur 20 tahun.
Untuk ukuran si adik laki-laki tersebut―Sou―yang tingkahnya masih suka kekanak-kanakan (terlepas dari fisiknya yang memang awet seperti anak SMA), rasa-rasanya ulang tahun ke-20 itu merupakan hal besar. Setidaknya patut untuk selalu mampir di benak Eve jika sedang melamun di tengah-tengah pekerjaannya.
"Aku tidak ingin berumur 20 tahun," ujar Sou suatu hari, melenceng jauh dari topik pembicaraan migrasi angsa yang langsung membuat Eve bungkam sesaat.
Selaku oknum yang lebih tua, ada sebuah tuntutan bagi Eve untuk memberi jawaban bijak ala orang dewasa. Sambil menggerak-gerakan sedotan hijau Iced Americano-nya, Eve berucap dengan nada datar, "Mau tidak mau, umurmu itu bertambah setiap tahun, tahu."
Sou tidak merespon lagi, kendati Eve yakin betul perihal tersebut masih sering melayang di benak adiknya. Kiranya, Eve sedikit bersyukur karena topik itu tak pernah kembali muncul ke permukaan. Kalau Sou curhatnya pada Isubokuro atau Wolpis Kater, barangkali jawabannya bakal demikian;
"Ya sudah, tidak usah ulang tahun. Aku tidak jadi memberimu kado action figure Rem."
Yabai. Bahaya. Bisa-bisa Sou justru tidak akan berhenti membahas masalah umurnya yang hendak memasuki kepala dua itu.
Sudah cukup Eve mendengar keluhan dan rengekan adiknya soal hal-hal kecil hampir tiap hari. Mulai dari ajakan nongkrong di Starbucks padahal Sou tidak suka kopi (akhirnya Sou selalu memesan Strawberry Frappe), sampai kurir yang tiba-tiba memencet bel apartemen mereka bersama sepaket sofa navy blue digotong di belakangnya.
"Karena hari ini International Hug Day, jadi aku beli sofa."
Oh―dengan melihat sofa yang terpaksa dijejalkan di dalam kamar mungil Sou saja, sudah ketahuan betapa lelaki itu masih belum dewasa sepenuhnya. Sou masih kebiasaan memutuskan satu hal tanpa berpikir panjang. Berkatnya, peran Eve sebagai seorang kakak menjadi semakin signifikan.
Perbedaan umur mereka memang cuma tiga tahun, tapi dari tahun ke tahun Eve tak pernah berhenti menganggap Sou sebagai adik kecilnya yang perlu dituntun untuk mengambil langkah. Barangkali setelah Sou lulus dari SMA―entahlah, Eve tidak begitu ingat―sebagai kakak yang baik, Eve mewanti-wanti dirinya sendiri bahwa prioritasnya sekarang adalah kebahagiaan Sou.
Seorang Sou yang berusia mental lima belas tahun, adik yang perlu dijaga baik-baik dan disayang sepenuh hati.
"Kak Eve?"
Eve mengerjap, kemudian mendapati Sou masih berada di hadapannya dengan sedikit tanda tanya di ekspresinya. "Ada apa, Sou-chan?"
Bukannya menjawab, Sou malah menusukkan garpu menuju chiffon cake di piringnya. Ini akhir pekan pertama di bulan Agustus, cuaca di luar sedang panas-panasnya maka terbilang sangat tumben Sou mengajak Eve pergi ke luar bukannya malas-malasan saja di rumah sambil main nintendo.
Oh iya, dua minggu lagi Sou ulang tahun.
Masih dengan kesadaran yang sama, Eve memandang Sou yang mulai mengunyah potongan chiffon cake. Atensinya kemudian beralih ke piringnya sendiri, sebuah muffin kacang tersaji cantik di sana. Sou yang bersikeras membelikan muffin itu untuknya, dengan alasan Eve harus makan sedikit kudapan manis jika tidak ingin mabuk minum Americano.