Rendezvous [Bomberman]

426 46 6
                                    

Chainbomber/Bomberman
Again, Ivu, Sou, Bee, Meychan, Yukimi

comedy;ramadhan!AU

pg-15

"Kenapa mukamu itu jelek banget, sih?"

Seruputan kuah soto tidak jadi menghangatkan kerongkongan Meychan, malah salah masuk ke saluran hidungnyaーia tersedak. Beruntung sesendok sambal belum sempat dicampurkan ke dalam semangkuk soto ayam tersebut. Lelaki itu batuk-batuk, segera menyambar gelas es kelapa muda yang isinya sisa setengah, niatnya untuk diminum nanti.

"Dramatis banget, padahal udah biasa diejek jelek, 'kan?"

"Nggak sopan betul," jawabnya setelah pura-pura membanting gelas di atas meja (memang sok dramatis).

"Minum air putih dong, Mey."

Sang pemuda memandang curiga ke arah Ivu, lawan bicaranya yang susah ditebak itu. Baru sedetik lalu mengatainya jelek, tahu-tahu sudah menyodorkan sebotol air mineral berlogo gunung yang masih tersegel.

"Beneran, nih?"

Satu anggukan.

Tiga tegukan.

"Besok gantinya traktir aku takjil di pasar, ya."

Meychan nyaris tersedak sekali lagi.


"Belikan itu, dong."

"Apa?"

"Itu, loh. Es pisang lumut."

"Es pisang ijo kali?"

"Nah iya itu."

Again mengangguk-angguk semangat. Sou menggeleng-geleng kuat. "Aku nggak pernah bilang mau traktir Again, loh," ujarnya dengan tegas.

"Kan Soniki yang ngajak jajan."

Sou cemberut. "Jangan panggil aku Soniki."

Langkah-langkah kecil Sou menciptakan distansi antara dirinya dan sosok kucel Again yang ternyata belum mandi dari kemarin sore (tapi masih ganteng). Tidak mau kehilangan sumber takjil gratisnya, Again segera berlari-lari menyusul lelaki itu.

"Kenapa?"

"Aku nggak suka Again."

Jawaban itu terlontar begitu saja dari mulut Sou, sementara pandangannya tak perlu repot-repot dialihkan dari ramai lalu-lalang manusia di pasar takjil sore itu. Apa gara-gara aku bau? batin Again dengan tanda tanya di wajah.

Agaknya suasana hati Sou hari ini tidak terlalu baik. Again jadi merasa bersalah karena tiba-tiba memaksa kawannya itu menepati janji hunting takjil bersama. Memang, Sou sendiri yang menjanjikan, katanya buat perayaan Again yang baru selesai operasi tenggorokan. Tapi mereka belum menentukan jadwal, dan berhubung Again hanya ada waktu luang hari itu, mau tak mau dia harus menagih janji. Lebih baik daripada cuma jadi wacana sampai puasa tahun depan.

Again menghela napas, diam-diam melirik Sou yang masih berjalan dalam diam. Pemuda tersebut baru mengecat rambut lagi, sekarang warnanya hazelnut terang, Again sampai lupa bagaimana rupa Sou yang berambut hitam dulu. Kapan, ya? Sekitar empat tahun lalu, mungkin?

"Ehー"

Ayunan tungkai Again terpaksa berhenti karena sebelah tangan Sou menghalau bagian depan tubuhnya, sementara telunjuk tangan satunya diacungkan ke arah jam sepuluh. Dengan kesadaran yang seolah mendadak ditarik kembali dari bayang-bayang masa lalu, Again butuh waktu lumayan lama untuk memproses apa yang tengah terjadi. Ia mengikuti arah telunjuk Sou, memicingkan mata sambil digosok sesekali.

𝙐𝙩𝙖𝙞𝙩𝙚 𝙊𝙣𝙚𝙨𝙝𝙤𝙩(𝙨)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang