"Tuan, ini daftar pendukung Kim Yunho dari partai kita" seorang laki laki muda berusia tiga puluhan yang menjabat menjadi penasehat sekaligus sekretaris pribadi seorang Kwon Jiyoung lawan Yunho dalam pemilihan calon presiden saat ini.
Disalah satu rumah mewah bergaya eropa, Kwon Jiyoung sedang menikmati certunya sambil mendengarkan semua informasi yang di dapat dari tangan kanannya. Jiyoung menyuruh sekretarisnya untuk membuat daftar dan memata matai siapa saja orang yang menjadi pendukung Yunho padahal orang orang itu masih di bawah bendera partai pendukungnya. Jiyoung tidak akan membiarkan dirinya kalah dengan cara apapun Jiyoung akan memenangkan pemilihan calon presiden kali ini. Bahkan jika itu sampai mengorbankan nyawa seseorang, Jiyoung akan lakukan. Seperti kejadian lima belas tahun lalu saat ayahnya menjadi pemimpin partai oposisi yang terus menentang dan melawan presiden terpilih kala itu. Dengan dorongan dan rencana licik ayahnya, Jiyoung dengan tega membunuh sahabatnya beserta keluarga.
Sifat itu mendarah daging di Jiyoung dan membuat dirinya gelap mata, Jiyoung sudah buta karena kekuasaan dan materi. Dia tidak peduli karena perbuatannya dulu ada sejumlah orang yang menderita kehilangan sahabatnya dan ada seseorang yang menderita kehilangan keluarganya.
"Lakukan rencana kita yang berikutnya, aku mau memilih dasi yang cocok untukku hari ini" suruh Jiyoung pada sekretarisnya.
🐰🐰🐰🐰
Siang ini Yerim sedang berada di bagian administrasi di departementnya mengurus kelengkapan surat yang menjadi syarat Yerim mengikuti acara tahunan yang diadakan fakultasnya. Sebenarnya Yerim malas saat harus mondar mandir mengurus berkas berkasnya namun tidak ada cara lain. Saat tahu Yerim ada di bagian administrasi, semua orang disana langsung menyambutnya hangat dan menawarkan bantuan. Tapi itu yang membuat Yerim muak, dia sudah hafal betul bagaimana orang orang memperlakukannya dan ujung ujungnya mereka hanya akan memanfaatkan nama besar kedua orang tuanya. Di hari seperti ini siapa yang tidak berlomba mencari muka saat tahu anak dari calon presiden paling kuat untuk menang sedang kerepotan mengurus berkas berkasnya.
Yerim hanya tersenyum kecut dan menolak semua tawaran bantuan untuknya. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana sifat Kim Yerim jika di kampus yang dingin, jutek dan acuh tak acuh. Yerim tidak ambil pusing dengan komentar komentar jahat teman teman sekampusnya, Yerim sudah kebal akan hal itu. Bagi Yerim lebih baik dirinya dicap jahat tetapi menjadi dirinya sendiri daripada dia harus tebar senyum dan ramah kepada semua orang tetapi dia kehilangan jati dirinya.
"Yerim, lo ikut acara tahunan ?" saat Yerim sudah selesai mengurus semuanya ada beberapa gerombolan mahasiswi yang menyapa Yerim.
"Iya" jawab singkat Yerim dengan wajah dinginnya.
"Lo bisa bareng kita kita ntar disana"
"Gak usah, makasih" seperti biasa Yerim menolak ajakan dari teman sekampusnya dan melengang pergi begitu saja."Tuh anak nyebelin emang ! Kita udah akting baik baikin dia masih aja dingin, dasar !"
"Mentang mentang anak calon presiden jadi sombong dia !"
"Kita harus kasih pelajaran buat tuh anak biar kapok !"
"Gue tahu caranya"Seharian ini Yerim benar benar sibuk dikampus, setelah mengurus berkas berkasnya, Yerim harus pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari dosen yang dikumpulkan hari itu juga. Yerim sebenarnya sudah dibantu Seulgi dan Hoseok untuk mengerjakan tugas tetapi Seulgi dan Hoseok tidak bisa membantu banyak karena mereka juga mempunyai jadwal yang sibuk juga. Alhasil sampai pukul lima sore Yerim masih bertahan dengan tumpukan buku di perpustakaan kampus.
"Finally !" Yerim merengangkan tubuhnya yang pegal pegal karena duduk berjam jam di perpustakaan dan akhirnya tugasnya selesai. Yerim mengedarkan pandang di sekitar perpustakaan ternyata masih banyak teman temannya yang konsentrasi mengerjakan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
FanfictionKim Yerim, anak politikus terkenal dan ayahnya akan di usung sebagai calon presiden pada periode jabatan yang akan datang. Perperangan di medan pertarungan politik tidak hanya menguras otak, energi dan materi tetapi keselamatan masing masing calon d...