Chapter 1

5.4K 180 5
                                    

THE WONDER OF MISTLETOE

-----------------

Vote, comment, and read!
Ok enjoy it

****

-awal perkenalan-

"Kamu, ngekost disini juga?"
suara pria itu sedikit mengagetkanku.

"I..Iya...".

"Wah, satu kost dong!
Namaku Riko. Jurusan Teknik Elektro, baru masuk semester 7 ."
Dengan sigap aku menyambut jabatan tangan itu

"Wah, sudah mau tamat dong ya... Namaku Danny, semester 1, Ilmu Komunikasi".

"Hehe Iya nih, lagi sibuk mikirin judul skripsi, aku tau dari Pak Jaka yang punya kost-an ini.
Katanya ada yang mau masuk lagi, Oh iya, kamarmu yang pintu cokelat ya...
Yang ada poster Guns n Roses didepan pintunya, itu bekas seniorku ngekost disini, dia udah lulus."

Kost Pak Jaka itu rumah dengan 3 kamar.
Disekitar kampus ini, kost inilah yang paling strategis.
Dekat dengan warnet, tempat fotokopi, rumah makan, dan halte busway.
Pokoknya aksesibilitasnya, paling mumpuni!
Kamarku sendiri menghadap 2 kamar lainnya, kamarnya Riko, dan satu lagi aku belum ketemu pemiliknya mungkin sedang diluar.
Akupun susun perlahan semua barang-barang yang ku butuhkan, mobil truk yang membawa semua barang-barang yang dikirim Ayah termasuk semua keperluan, aku menunggu diluar sembari mengangkat barang-barang itu ke kamar.
Riko melihatku mondar-mandir,
Ia lalu bangkit dan membantuku menurunkan barang-barang sambil memasukkannya ke kamar.

"Dan, ini mau ngekost apa pindah rumah ceritanya?" ujar Riko sambil tersenyum.

"Hehe, tau nih Kak, Ayah sama Ibu yang bantu ngepack,
semua dibawa kesini...".

"Wah, anak papi mami rupanya dia".

"Hahaha, siapa bilang?
Aku anak Ayah sama Ibu!" jawabku sambil terus saja mengangkat barang milikku.

Riko nampaknya keletihan setelah hampir satu jam membantu menurunkan dan menyusun barang-barangku.
Secara fisik,Riko menarik.
Ups, bahaya! Dia roommate ku!
Giginya rapih dan rata,
rambutnya hitam lebat dan dispiky, matanya cokelat dan tubuhnya putih berisi.
Tidak terlalu atletis tidak pula kurus.
Jujur, I would eat him alive! Aku dan orientasi seksual ku merupakan bagian hidupku yang aku sembunyikan sejak dulu.
Aku gak berani coming out untuk mengutarakannya, aku juga gak berani terlalu menunjukkannya.
Gay relationship hanya beberapa kali ku jalani,
walau aku menyadari kondisi ini sejak SMA, aku tetaplah Danny.
Danny yang hidup dengan realita social yang belum mampu menerima orang-orang dengan orientasi seperti ku, hah susah hidup kayak gini.

"Kak, capek? Kita lunch dulu yok... Tenang aku yang traktir.
Sekalian, ucapan makasih untuk bantuannya"
.
"Wah, Dan... Km salah orang,
urusan makan aku jangan ditanya lho....
Bisa bisa nanti jatah makan mu, buat bayarin aku!".

"Hahaha, ga papa lah...
Lagian aku juga gk enak , kk jadi keringetan gitu".

"Oke, kalo di daerah ini, yang paling fenomenal itu... Nasi Bakar Bu Hasanah, dijamin lidah bergoyang!"

Riko orangnya supel sekali. Mudah sekali akrab, dan sangat ramah dengan semua orang.
Sepanjang makan di kantin Bu Hasanah,
banyak sekali orang yang menegurnya atau sekedar say hi'. Things that I like from him, one of them is his warm personality!.

"Kakak sdh lama ya dikost ini?"

"Sudah, dari semester satu kakak disitu,
oh iya... Penghuni kost kita satu lagi Wildan, anak Hukum semester 7 juga,
tapi lagi ke kampus kayaknya..."
"...Dan, kamu suka olahraga?"

"Suka, kak. Kenapa?".

"Rencananya sih mau ada turnamen futsal, mau gabung?".

"Ah, kalo futsal I am suck at it kak! Kalo berenang atau badminton suka."
No! Jangan futsal, orang nonton bola saja suka ga ngerti rules nya,
apalagi disuruh main, poor Danny!

"Walah, kirain... Kalo gitu kapan-kapan berenang bareng lah ya...
dideket kampus ada kolam renang indoor, asik juga tempatnya".

"Boleh tuh kak, kebetulan aku udh berapa minggu ga renang".
What? ... Berenang bareng Riko?
He's so damn hot! Mulai pikiranku mengarah yang nggak-nggak.
Arrggghhh...

"Dan! Ngelamun aja...
Makan tuh habisin, gak baek disisain".

"Kenyang aku kak, tapi emang enak banget,
mau gimana lagi perutku penuh".

"Nih anak gimana sih? Abisin sana! Ga baek disisain,
kasian diluar sana banyak yang ga makan kamu disini malah buang-buang,
tau gini sepiring aja kita pesen dibagi dua."

Mata ku setengah melotot, hah! Mungkin bagi kak Riko sepiring berdua ga masalah.
Tapi bagi ku?
Noooo, it's one of the sweetest moment you know!
Tangan kak Riko mengambil piring makanan milikku,
ia menghabiskan separuh dari nasi bakar itu,
dan tidak menyisakan sedikitpun.
Pria dengan prinsip, itu yang bisa aku tangkap dari kak Riko.

***







Begitu kami sampai di depan kost,
Aku bertemu dengan seseorang yang bernama kak Wildan.

"Nah, ini namanya Wildan!
Tenang, Dan... disini urutan gantengnya aku, km, baru si Wildan ini".

Perawakan kak Wildan itu sawo matang,
beda dengan kak Riko yang putih,
badannya juga atletis sering fitness sepertinya secara muka, lumayanlah.

"Ahh, sialan lu Ko!
Ngerusak imej gue aja didepan anak baru...masih polos dia jangan dinodai".

"Eh, emangnya elu!" ujar kak Riko sambil mengacak-acak rambut kak Wildan.

"Arrrrggghhh ni orang! Gw masih mau pergi tau!"

teriak kak Wildan sambil berusaha membalas dan mengejar kak Riko yang keburu masuk rumah.
Haha, lucu sekali kedua orang itu. Sepertinya aku betah disini, apalagi dengan kedua orang itu.

.
.
.
To be continued

Hihihi, wordnya cuman dikit.
Jangan lupa comment vote & follow yah 👍😉😉

THE WONDER OF MISTLETOETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang