Chapter. 9

1K 67 2
                                    

THE WONDER OF MISTLETOE

-----------------
Vote, comment, and read
Ok enjoy it!

****

Aku berusaha menggapai HPku yang terletak agak jauh dari kasur.
Entah kenapa badan ku terasa seperti remuk.
Seluruh persendian terasa sakit dan tubuh ku juga menjadi lebih panas.
Mencoba meraba kening dengan telapak tanganku.
Hufhh... Aku demam.
Dengan lihat jam dinding, sudah jam 7 pagi.
Biasanya, aku membuat kopi pagi hari untuk kedua kakakku.

Tapi entah mengapa pagi ini aku tiba tiba merasa tidak memiliki tenaga untuk melakukannya.
Tubuh terasa begitu berat dan sakit untuk digerakkan.
Ahh... Aku menghela nafas panjang dan masih berguling diatas kasur sambil meringkuk supaya terasa lebih hangat.

"Dan... Danny?" suara kak Wildan memanggil dari luar kamar.
Aku tidak bisa menjawab.
Aku terlalu letih untuk itu.
Kulihat pintu kamarku terbuka, oh sepertinya aku lupa menguncinya tadi malam.
"Dan? Kamu udah mendingan?" tanya kak Wildan.
Aku mengangguk pelan.
"Mana coba sini kakak periksa"
Tangan kak Wildan besar sekali sampai-sampai 1 tangan saja bisa meraba seluruh keningku.
Atau aku yang memang kecil ya? ^_^
"Kamu demam!
Kamu lebih panas dari tadi malam!
Kakak ajak ke dokter ya?"
"Ngg... Nggak usah kak...
Aku bed rest aja... Mau flu mungkin ini... Obat demam saja ya..."
"Nggak dek, takut kenapa-kenapa... Mau ya?" muka kak Wildan sedikit memelas.
Aku akhirnya menurut saja saat dibawa kak Wildan ke dokter.
"Mau kakak gendong?"
"Hah.. Gila.. Aku masih bisa jalan sendiri kok..."
"Sini...."
Tiba-tiba lengan kak Wildan menyelip diantara punggung dan kedua pahaku kemudian melingkarkan aku didadanya.
Aku diangkat!
Aku digendong!
Aaaaaahh... Aku berusaha meronta untuk melepaskan diriku dari pelukan kak Wildan. Ia menggendongku dan begitu sudah hampir sampai di pintu depan aku melompat.
"Kenapa?"
"Malu! Aku bisa jalan kok kak..."
"Ga ada yang liat juga... Hehehe" ujar kak Wildan sambil mengelus kepalaku.
Aku suka saat kepalaku di elus.
Tapi mengapa aku tidak merasakan apapun saat kak Wildan mengelus kepalaku?
Aku justru memikirkan kak Riko saat kak Wildan mengelus kepalaku.
Jelas-jelas dia masih tidur.
Kulihat kamarnya, sepi... sepertinya dia masih tertidur.

"Kak Riko kemana kak?" tanyaku.

"Ga tau tuh pagi-pagi dia keluar..."
Aku menghela napas panjang.
Kenapa kak Wildan yang peduli?
Kenapa kak Riko tak menengokku?
Kenapa kak Riko tidak menjengukku? Kenapa ??!
Pertanyaan-pertanyaan itu seperti berputar-putar di kepalaku.
Ah sudahlah...
I have to meet my doctor...

****

Dokter mengatakan kalau aku terkena flu biasa.
Sepertinya kak Wildan yang sedikit berlebihan.
Aku sih sudah mengira-ngira, eh tapi ada baiknya juga di periksa sama Dokter.
Biar lebih pasti...

"Sarapan apa Dan?" tanya kak Wildan.

"Hmm... Pengen nasi uduk..."

"Jangan ah, bubur ajalah ya?"

"No, aku maunya nasi uduk..."

"Nggak, bubur saja"
Aku cemberut dan kak Wildan menyadari hal itu.
Tetapi tetap saja dia membelikan aku bubur ayam, aku suka sih..
Tapi aku lebih suka makan nasi uduk. Hmmmph...

"Dan... Kakak ada bimbingan sama Dosen, doain ya lancar... Kalo sekali ini diterima kakak udh bisa sidang akhir untuk skripsi kakak.."

"Wah cepet ya... Udah mau sarjana berarti kak?"
Kak Wildan mengangguk.
Sepertinya dia begitu cemerlang, dia bisa menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3.5 tahun saja.
Aaaah apa aku bisa kayak dia? >.<

THE WONDER OF MISTLETOETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang