Chapter 16

741 50 2
                                    

The wonder of mistletoe
'Chapter 16'

------------

Vote, comment, and read
Ok enjoy it

****

~pengorbanan~

“Brew...”

“Hmm???”

“Selain ngurus surat itu, kamu kemana lagi? Kok bisa ketemu Allan?”

“Ng... Ng... Itu, nggak kok.. Aku ketemu dia pas dijalan pulang..”
Kak Riko berbohong. Aku tau itu.

“Oh,... Aku Cuma pengin kamu tau Brew, aku selalu dipihakmu, selalu percaya sama kamu...”

“Aku juga gitu ke kamu, Blew...” ujarnya sambil mengusap rambutku.

“Air hangatmu mau kucek dulu tuh udah panas belum”

Aku berjalan gontai ke dapur. Aku berusaha menahan sebisaku.
Mataku kosong menatap bulirn buliran gelembung udara yang perlahan mulai banyak.
Seperti perasaan yang berkecamuk padaku saat ini.
Saat aku tau bahwa kami berdua sama-sama berbohong.

.. ... .. .. ..

“Brew... Air hangatnya sudah siap..” ujarku pelan.

Kak Riko beranjak dari kasurku. Perlahan berlalu menuju kamar mandi. Aku menarik lengannya.
Ia seperti tersentak.
Mataku menatap tajam matanya.
Kami saling beradu pandang.
Aku mencari sosok yang sama, dengan tatapan yang sama saat melihatku.
Aku masih melihat tatapan itu. Aku masih merasa ia mencintaiku.
Cup. Bibir kami saling berpaut satu sama lain.
Saling mengecup, berkejar-kejaran. Permainan yang begitu bergairah. Seolah menyulut lagi apa yang sempat hilang kemarin.
Aku masih mencintainya dan masih ingin mencintainya.
Tetapi jika ingat bahwa kami sudah saling tidak jujur hari ini, aku merasa tercekik.
Aku dorong kak Riko.
Ia nampak bingung dan berusaha memelukku, tapi aku mendorongnya lebih keras.

“Kamu... Kamu mandi saja...”

“Oh, okay...”
Ia berlalu.
Membalikkan badan. Meninggalkan aku.

... ..... .. .

“Well, ternyata lu orang yang cukup sabar ya...” suara Allan menghancurkan ketenangan yang selama 30 menit terakhir aku cari.

“Maksud lu?” tanyaku.

“Yah, saat pacar selingkuh dan lu tau kalau gue sengaja merebutnya... Dan
Lu masih belum bertindak...
Sabar juga...hahahah”

“It’s enough Allan, kami saling mempercayai satu sama lain.”

“Oh ya? Gue ngeliat lu sama Wildan tadi sore.
Kalian baru mau masuk resto itu.
Tapi ga jadi... Apa karena ada gue sama Riko?
Takut ketauan selingkuh juga?”

“Gue bukan selingkuh! Gue Cuma nepatin janji ke kak Wildan...
Dia yang maksa..”

“I don’t believe it, Danny...
Jangan jadi orang sok suci... Daripada lu setengah-setengah sama Riko, mending kasih ke gue aja... Biar ga tambah ribet”

“You’re sick!”

“Well, I am sick... So what?”

Aku tidak berbicara sepatah kata lagi.
Aku mendekati pintu kamarku dan menutupnya.
Klek. Ku kunci rapat pintu kamarku. Tidak untuk malam ini, tidak untuk saat ini.
Aku tidak ingin bertemu siapa-siapa.
Aku melihat gantungan Mistletoe kecil yang dulu aku buat untuk jimat keberuntungan. Aku raba, sedikit berdebu.
Semua memori kembali terputar. Apa yang dulu terekam jelas di otakku.
Kini terputar kembali.
Bagaimana kami melewati semua perjalanan ini.
Sampai kisah ini terjadi.
Ku dekap erat hiasan mistletoe itu.
Kemana keajaibanmu sekarang?
Kenapa saat aku membutuhkan keajaiban untuk aku dan kak Riko, aku tak mendapatkannya?
Aku mulai tak mempercayai legenda ini.

THE WONDER OF MISTLETOETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang