Chapter 3 🌛

71 11 6
                                    

Pagi-pagi Natira berdetak kesal, bagaimana tidak??, papanya yang ingin menghantarkannya untuk pergi kesekolah sekarang meninggalkannya begitu saja.

Sekarang ia masih menunggu bus Di halte dekat rumahnya. Setelah beberapa lama ia menunggu bus, bus itu pun datang. Secara spontan ia langsung naik ke bus tersebut. Di dalam bus ia tidak dapat duduk Di kursi Karena penuh sehingga ia berdiri.

Sampai di gerbang sekolahnya, ia memberikan sejumlah uang kepada knek sopir lalu ia turun dari bus. Sesampainya di gerbang, pintu pun tertutup tak ada celah sedikitpun untuk masuk

"aduhh... Telat... Gimana cara gue masuk, hari pertama aja gue telat apalagi hari ke-2,3,4,5 atau seterusnya" gugamnya dalam hati

Ia langsung punya ide untuk manjat gerbang. Kakinya lincah untuk memanjat gerbang sekolah yang lumayan tinggi tersebut. Dia pernah diajak sama papanya pergi acara manjat tebing. Setidaknya ia bisa mengetahui cara manjat yang baik dan benar. Hehehe

Ia mendengar suara motor dari kejauhan, kemudian ia menoleh ke arah tersebut. Terlihat anak cowok SMA school Risene yang mengendarakan motor ninja berwarna hitam. Ia kelihatan kakak kelas dari sekolah ini, karena baju seragamnya sama dengan baju Natira. Namun, ia menggunakan blazzar Black yang biasa dipakai oleh kakak OSIS Di Sekolah Sana

"Woii... Ngapain lo manjat-manjat. Nanti jatuh baru tau rasa. Lihat tuh rok lo pendek, dari bawah aja kelihatan paha lo" teriak cowok tersebut dari bawah

Natira langsung turun dan merapikan bajunya

"Dasar otak mesum"

"Nadhia? Ngapain kamu ada disini" tanya Alif heran.
"Bukannya kamu.......  Kamu Nadhia kan? Kok penampilan kamu kayak gini sih? Kamu kenapa?" tanya Alif lagi dengan menyebut terus nama Nadhia dengan pertanyaan yang menyakinkan hatinya

"Bukan lo salah orang gue ini Natira"

Cowok tersebut mengucek matanya berkali-kali

"Lo gapain sih? Ketemu gue kayak ketemu setan" tanya Natira dengan wajah penasaran

"Ha? Nadhia, sejak kapan kamu kasar kayak gini sama aku" kata cowok tersebut sambil memegang pundak Natira

"Hellow, Dari tadi lo manggil gue Nadhia. Siapa sih? Dan tentang gue kasar sama lo, karena lo lihat paha gue dari bawah"

"Yaelah, kan aku nggak sengaja lihatnya. Kalau nggak sengaja kan nggak apa-apa, nggak dosa kali. Ngapaain marahnya kayak jengkel gitu sih"

"Ehhh, gue peringatin lagi ke Elo ya, cowok mesum, gue Natira bukan Nadhia, ngerti!!!"

"Kamu bilang kalau aku otaknya mesum siapa? Aku? Kamu yang buat aku mesum kali. Lagian kenapa kamu jadi judes gitu sama aku" Jawabnya dengan perkataan bodoh

"Aku? Kamu? Omongan lo kayak udah lama kenal gue" judes Natira

Natira hanya bisa ngomel Dari dalam hatinya Dan mengecutkan bibirnya.

"Kamu sekolah disini? Ngapain kamu nggak nelfon aku? Kenapa kamu ninggalin aku tanpa alasan"

"Apaan sih ni orang, lo sakit ya?" kesal Natira

"Santai neng, nggak usah ngegas nanti nabrak, Baru tau sakitnya gimana" Canda cowok tersebut

Natira memutar bola Mata malas

Cowok itu langsung memeluk Natira. Natira pun terkejut

"Apa-Apa an sih lo. Meluk-meluk gue nggak jelas. Nggak sopan banget sih. Apa yang lo lakukan itu bisa dilihatin ama satu sekolah ni, bisa-bisa gue dikeluarin dari sekolah. Tau nggak lo? Tu mangkanya lo pikirin dulu baru lakuin" kata Natira langsung menjauhkan badannya dari cowok yang nggak dikenal itu

Volume CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang