PROLOG

87.6K 3.4K 26
                                    

Aku menatap pantulan diriku didepan cermin besar yang berdiri tepat di hadapanku dengan perasaan puas yang mendominasi. Merasa begitu bangga pada diriku sendiri karena berhasil mengubah image wanita dengan kemeja kantor yang membosankan menjadi wanita seksi dengan kesan anggunnya yang kuat. Malam ini aku mengenakan bodycon dress warna hitam dengan tinggi sepuluh centi di atas lutut. Berbahan beludru dengan kombinasi renda-renda kecil yang menghiasi area dada dengan tali spaghetti di bagian bahunya. Sementara untuk alas kaki sendiri aku memilih high heels tujuh centi berwarna gold pudar.

"Kamu mau kemana malam-malam begini dengan penampilan seperti itu, Deandra?" aku mengalihkan pandanganku, menatap sesosok pria yang saat ini berdiri didepan pintu kamar.

"Kamu udah pulang." Kataku sambil mengenakan anting sebagai penyempurna penampilanku. "Oh aku mau ke Birthday Partynya Michele sekalian nyari pria dengan bibit unggul yang mau mendonorkan spermanya buat aku." Sebagai sentuhan akhir, aku mengaplikasikan lipstik merah marun dibibirku. Oh god, perfect! Aku benar-benar puas dengan bakat tersembunyi milikku.

"Aku udah seksi belum? Udah bisa bikin kamu turn on?" tanyaku setelah membalikkan badan. Pria itu hanya diam, menatapku dengan pandangan yang sulit untuk ku artikan. Namun seringaian langsung muncul di bibirku mana kala pria itu nempak mengeram pelan sebelum akhirnya berjalan mendekatiku dan menyambar bibirku, menciumku dengan begitu liar, seolah tidak ada hari esok.

Sekali lagi aku menyeringai sebelum akhirnya membalas ciumannya. Bibirnya bergerak dengan begitu kasar, membawa lidahnya menerobos masuk kedalam mulutku tanpa permisi. Tangannya kirinya meremas payudaraku dengan penuh pendambaan sementara tangannya yang lain melingkar di punggungku, membawa tubuh kami semakin menempel satu sama lain. Membuat erangan nikmat keluar dari bibirku tanpa bisa di tahan.

"Ayo menikah Deandra," desisnya di sela-sela ciuman kami. Bibir tipisnya bergerak semakin liat didalam mulutku sementara tangan kirinya sudah bergerilya mengusap paha dalamku dengan cara yang memabukkan, membuatku kembali mendesah panjang, menikmati sentuhannya pada tubuhku.

"Aku minta kamu hamilin aku. Bukan nikahin aku," kataku setelah menjauhkan tubuhnya dari tubuhku. Beranjak pergi dan meninggalkan pria itu dengan kondisi 'hard', tapi siapa yang peduli?

CURE | MOVE ON SERIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang