Prologue : The Autumn Maple Girl

328 23 28
                                    

Aku seorang gadis belia yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun. Aku seorang gadis yang merasakan patah hati pertamanya di masa SMP. Hanya seorang gadis biasa yang terlalu takut untuk kembali jatuh hati pada kaum adam. Alasannya klise. Menurutku mereka egois, selalu mengedepankan keinginan mereka tanpa memperhatikan keadaan terlebih dahulu. Begitulah, para gadis juga ingin didengar keinginannya tahu!

Hmm, kalian menanyakan alasanku takut jatuh hati?

Ah tidak apa-apa, bukan hal yang tabu untuk dibicarakan. Semua bermula dari rasa kagum. Dia pemuda yang baik, lembut, pengertian, suka berbagi pengetahuan, dan murah senyum. Sekilas tampak sempurna. Hanya dengan menyadari tatapannya mengarah padaku, ia dapat membungkamku, dan memaksa detak jantungku untuk berpacu lima kali lebih cepat dari biasanya. Haha, tipikal romansa anak SMP yang biasa kita kenal dengan frase cinta monyet.

Faza Alta Afrazan.

Sebuah nama yang diberikan orangtuanya melekat dalam ingatan, dan begitu sulit untuk dilupa. Aku kenal Alta saat usiaku 13 tahun. Angka 13, yang sering disebut netizen sebagai angka sial. Haha. Jika angka 13 mengingatkan mereka pada Friday the 13th, aku malah teringat pada seorang Faza Alta Afrazan yang memiliki senyuman yang sulit dilupakan. Masa itu sangat indah untuk disebut cinta pertama yang manis. Yah, sialnya aku tidak tahu bahwa Alta akan menjadi kesialan termanis yang Tuhan beri padaku.

Seorang Alta yang membelah penghapus miliknya menjadi 2 ketika semifinal olimpiade biologi berlangsung karena penghapusku terjatuh dan hilang entah kemana. Seorang Alta yang tersenyum begitu manisnya setelah aku mengenalkan diriku dan berterima kasih padanya. Dia orang pertama yang mengatakan namaku indah, seindah lavender yang bermekaran di padang hijau. Sebelumnya aku tak pernah mengira, hati ini akan bermuara pada dirinya.

Pertemuan kedua kami adalah ketika aku menjatuhkan deretan mie instan di minimarket seberang jalan utama kota kami, Alvaron. Apa? Tidak, dia belum sebaik itu untuk mengambilkan bungkusan plastik yang memenuhi lantai porselen pasar modern mini kala itu. Dia hanya tertawa kecil, menunjukkan barisan gigi putihnya yang membuatku iri. Tawanya kala itu membuatku terdiam lama menatapnya.

"Ah, gadis ceroboh yang menghilangkan penghapus pas OSN yaa rupanya,"

O-ow, ia mengenaliku. Ia menunjukku dengan tangan kanannya, membuatnya menjatuhkan kaleng susu bergambar beruang yang digenggamnya. Sontak aku tertawa. Pemuda tolol. Dia mengataiku gadis ceroboh tapi ia juga seorang yang tidak berhati-hati. Dasar! Kumaafkan kau kali itu Alta, karena senyummu sangat manis. Ia membalas tawaku. Jadilah kami menertawakan kebodohan kami berdua. Haha. Dua maniak belajar yang aneh bertemu kembali. Momennya juga aneh, tapi seperti disengaja oleh Tuhan. Manis, begitu pikirku kala itu.

Masa bodo dengan ekspresi mukaku setelah itu. Alta mengatakan padaku dimana ia tinggal dan ternyata rumahnya berada di kompleks yang sama dengan keluargaku! Hanya berjarak 2 rumah. Rumah Alta bernomor K-13 dan rumahku K-17. Lagi-lagi 13, 'kan? Haha. Jangan bilang padaku kalian juga ingin memperingatkanku tentang kesialan angka 13. Sejak saat itu aku menjadi lebih dekat dengan Alta. Pergi ke sekolah bersama, begitu juga dengan pulangnya. Mirip denganku, Alta juga sering mengisi waktunya dengan mengerjakan soal latihan olimpiade. Mungkin itu juga faktor kedekatan kami.

Hingga, hari itu tiba. Alta masih berada di sekolah. Entah apa yang ia lakukan. Siang itu mendung. Alta mengirim pesan padaku, untuk memasukkan jaket biru favoritnya yang ia jemur di balkon kamar karena tidak ada orang di rumahnya. Ia juga menyampaikan padaku untuk membuka pintu rumahnya dengan kunci yang diselipkannya dibawah pot bunga. Aku melakukannya. Ketika kulipat jaket tersebut, aku menemukan secarik kertas di kantong jaketnya. Untuk memastikan bahwa itu bukan sampah, kubuka lipatannya. Ternyata tulisan acak-acakan. Khas Alta.

x+x

Happy 15 years old Viona, wish u all da best
Kamu pasti kaget, 'kan? Aku udah cek ramalan cuaca dan hari ini cuma mendung aja :v
Makasih yaa dua tahun ini udah jadi temen makan, temen nongkrong, temen belajar
Hmm apa lagi yaa?

Ur best friend, Alta

x+x

Namaku Fara Fleura Viona, kini aku seorang pelajar Reguetta High. Hal ini membuatku harus menempati rumah bibiku karena Reguetta High ini terletak 60 km jauhnya dari rumah keluargaku. Aku akan merindukan keluargaku karena itu. Tapi yah, bagusnya adalah aku tidak perlu melihat Alta lagi setidaknya selama aku ada di Kota Baguelle ini, bukan begitu?

Kututup diariku yang setia menemaniku sejak sebelum aku mengenal Alta. Masa orientasi sudah berakhir, jadi mulai besok aku harus tiba di sekolah setidaknya jam 8.15. Aku harus tidur sekarang. Aku tidak ingin ms. Mary menemukan lingkaran hitam dibawah mataku dan memintaku untuk tinggal di ruang kesehatan selama upacara pagi esok hari hanya karena beliau khawatir aku akan pingsan terpapar sinar mentari.

^v^

Selamat malam, rembulan.
Semoga kau tidak lelah menyinari gelap malamku.
Meski kau selalu sendiri, tanpa bintang di sisimu.

Credits of the video : Ziva Magnolya VEVO
AAAKKK MY FAV SONG😭
DIA YANG NYANYIIN JADI NYESEK BET 'KANN

The Evening PrimroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang