Atvarr's Point of View
Siapa yang menyangka?
Candy boy adalah satu-satunya teman bagi Fleura yang hampir semua waktunya tercurah untuk memenuhi ekspektasi pihak sekolah sebagai pemenang olimpiade. Wajar saja, tak banyak gadis seusianya betah berteman dengan seorang gadis penggila soal dan materi biologi. Dengan banyak istilah dan nama ilmiah saja sudah cukup untuk membuat teman-temannya menjauh. Aku bisa menebak, cap kutu buku, gadis penyendiri, dan banyak julukan lain pasti sudah diterimanya. Astaga, Fleura."Kau tahu Varr, ini juga salah satu alasan aku tak bergaul dengan siapapun. Apa aku seorang pengecut?"
Aku menghela napas, bagaimanapun juga ini salah. Ia berhak mendapatkan teman, kehidupan remaja yang layak, serta kesempatan bersenang-senang. Tapi Fleura, ia tampak biasa saja menghadapi semuanya, seakan ini bukan sebuah masalah besar.
"Fleura, honey, ini bukan salahmu sedari awal. Kau bukan seorang pengecut. Aku yakin, pasti kau akan mendapatkan kebahagiaanmu segera."
Ah, ia tersenyum, "terima kasih. Aku tak apa. Oke, mau kemana kita selanjutnya?"
Fleura berbalik, bahunya tampak sedikit bergetar. Aku tak kuasa memandangnya begini. Begitu banyak beban yang sudah ditahannya sendiri. Tak heran jika ia mengirim surat pada saudaranya, ia tak pernah punya teman untuk berkeluh kesah. Candy boy yang merupakan satu-satunya teman baginya berakhir menjadi seorang yang disukainya.
Tergerak hatiku untuk meletakkan kedua tanganku di bahunya yang bergetar, berusaha mengirimkan dukungan padanya. Semoga pesanku yang tersirat ini sampai padanya.
"Apa kau tahu Fleura?" kuhentikan ucapanku sejenak, "aku ada disini, dan akan selalu disini. Jadi jika suatu saat kau butuh pendengar, aku akan mendengarkan. Kalau kau butuh bahu untuk menutupi wajahmu yang memerah menahan tangis, bahuku siap menerima. Kalau kau ingin mengeluh, lampiaskan semua padaku. Bahkan jika kau ingin memukul orang, pukul saja aku."
Seperti seorang anak yang kehilangan balonnya, Fleura menangis begitu saja. Pilu dan menyayat hati. Tangisan seorang gadis yang selalu menyimpan semua masalahnya seorang diri, aku tak pernah menemui gadis yang begini sebelumnya. Fleura memang unik. Dia kuat, tegar, tak pernah ingin membebani orang lain. Di sisi lain, ia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Hingga di satu titik, ia lelah. Layaknya orang yang bekerja terlalu keras, ia memaksakan dirinya untuk menanggung semua beban sendirian. Aku adalah obat buatmu Fleura, dengan berada di sisimu, akan menjagamu, melindungimu, dan menghabiskan waktu yang menyenangkan bersamamu. Hanya denganmu.
x+x
Seperti itu saja.
Begitulah kencan pertama kami berakhir. Ada perasaan lega ketika Fleura tersenyum manis di depan kamarnya, saat ia mengucapkan selamat malam dari bibirnya yang mungil, dan berterima kasih karena sudah menghabiskan waktu dengannya hari ini. Ada pula perasaan tak rela mengakhiri hari ini ketika kuucapkan sampai jumpa. Apa begini rasanya kencan pertama?
"Varr!"
Sesaat sebelum aku membuka pintu kamar, Fleura memanggilku. Tentu saja suaranya membuatku menoleh tanpa bisa menahan bibirku untuk tak membentuk lengkungan simpul.
"Baca pesanku, ya.'
Oh? Ia mengirimiku pesan duluan? Seperti bukan dirinya yang biasanya. Menggemaskan sekali.
Kugaruk leherku yang tiba-tiba saja dingin, kuulangi, dingin bukan gatal.
"Yah, aku mau belajar. Bagaimana jika tak usah dibaca?"
"Akan kuadukan pada kepala sekolah."
Lucu sekali melihatnya manyun begitu. Mata lebarnya tampak bulat seperti boneka.
![](https://img.wattpad.com/cover/162083158-288-k365841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evening Primrose
Novela JuvenilKarena cinta datang tanpa kau tahu, tumbuh perlahan tanpa kau sadari, dan bahkan pergi sebelum kau mengerti...