Aku sampai di kos pukul lima lalu mandi sebelum didahului teman kosku yang lain sekaligus menghindari antrean panjang. Selesai mandi aku tiduran di ranjang sembari menunggu unduhan salah satu drama Korea yang kini sedang booming. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya unduhanku selesai dan saat aku hendak membuka file tersebut terdengar bunyi bip pada smartphone.
Daria, sudah makan malam?
Aku menghela napas panjang melihat isi pesan Kak Ethan lalu dengan cepat membalasnya. Dari tadi siang aku sudah memutuskan untuk membeli tahu telur di penjual yang biasanya keliling jam delapan malam.
Belum, masih nunggu tahu telur keliling
Kakak udah lama nggak makan tahu telurnya Pak Jayen, gimana kalau Kakak jemput kamu, terus kita makan malam bareng?
Dari isi pesannya, entah kenapa Kak Ethan tampak ingin bertemu denganku. Aku tidak tahu apa yang membuatnya bersikap tidak sabar seperti ini. Besar kemungkinannya kalau kami bertemu Kak Ethan kembali membicarakan kelanjutan hubungan kami walaupun sampai saat ini aku merasa masih membutuhkan waktu untuk berpikir. Dengan berbagai pertimbangan yang ada dalam kepala, aku memutuskan untuk menolak undangan makan malan tersebut.
Nggak usah deh, Kak. Kelamaan nunggu Kakak. Aku udah keburu mati kelaparan.
Oh, ok.
Aku mengernyit. Setelah hampir sepuluh menit pesan penolakanku terkirim, hanya itulah jawaban Kak Ethan. Rasa bersalah segera menyerang. Ada satu sisi dalam hatiku yang mengatakan kalau tindakanku sedikit berlebihan. Sudah tiga hari aku bersikap dingin tetapi sampai saat ini Kak Ethan belum mengeluh dengan sikapku dan tetap memperjuangkan perasaannya.
Kak?
Kakak nggak marah, kan?
Nggak.
Dengan mudah aku bisa menyimpulkan kalau Kak Ethan marah hanya dengan melihat jawaban singkatnya. Aku harus mencari cara untuk mengakhiri drama ini secepatnya.
Kalau gitu kita ketemu di Pak Jayen aja. Kakak nggak usah jemput aku.
Apa kamu nggak kelaparan nanti?
Aku menggeleng tidak percaya melihat jawabannya. Kak Ethan ternyata lebih mudah dibujuk daripada anak kecil. Aku tersenyum kecil tetapi kemudian senyum itu menghilang seketika tatkala sekelebat ingatan bertengker dalam kepalaku.
Nggak, masih tahan.
Ok, kalau gitu kita ketemu di Pak Jayen.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Old Enough... to be your LOVER
RomanceBagi Daria, Ethan adalah cinta pertama yang membuatnya mampu melakukan hal-hal konyol. Bahkan demi memikat Ethan, dia rela menonton film porno--meskipun secara tidak sengaja. Daria harus memikat Ethan sebelum keberangkatan pria itu untuk mengambil g...