Aku ingin berselingkuh sekalian, pikir Kayla saat ia merebahkan tubuhnya masuk ke dalam bak mandi yang sudah dipenuhi busa sabun. Jika itu dapat mencabik-cabik harga diri pria itu aku ingin sekali melakukannya. Permasalahannya, aku melakukannya dengan siapa? Aku tidak bisa menahan diriku untuk tertawa miris. Sebelum menikah aku tidak punya banyak teman. Sekarang? Teman bicaraku hanya Bella dan dia.
Bahkan untuk menyebut namanya di pikiranku saja aku muak.
Luka di tubuhnya sudah mulai membaik. Tidak ada luka luar, hanya lebam yang tersisa. Dan air hangat dapat menenangkan tubuhnya yang sudah lama sakit. Sejak suaminya mengakui perselingkuhannya, suaminya semakin jarang di rumah-yang Kayla yakini pasti berada di tempat lain. Mencari kepuasan dengan perempuan itu. Perempuan yang tak pernah tergantikan oleh siapa pun.
Meski suaminya sudah menjadikannya istri.
Alamat tempat tinggal perempuan itu sudah ada di genggamannya. Suaminya sendiri yang menyodorkan padanya. Satu minggu berlalu setelah ia mengetahui keberadaan Anastasia, ia enggan untuk menemuinya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat berhadapan dengan perempuan itu. Dia harusnya marah, sakit hati, dan melampiaskannya pada perempuan itu.
Tapi Kayla memikirkan anaknya.
Kebutuhan anaknya dipenuhi oleh suaminya. Anaknya bisa bersekolah di tempat yang paling baik di New Zealand. Anaknya tidak kekuarangan apapun seperti yang Kayla alami dulu. Kayla tidak mau anaknya memiliki kehidupan yang pahit seperti masa lalunya. Jika Kayla menyakiti perempuan yang ia tahu dicintai suaminya, suaminya tidak akan segan-segan menyakitinya, atau lebih parahnya mengusirnya seperti yang Orlando lakukan dulu.
Ketika itu terjadi, ia dan Bella akan kehilangan semua fasilitas yang diberikan Ikram Karjadi.
Bukan Kayla perempuan yang materalistis. Dia kan punya hak juga untuk menikmati apa yang dimiliki suaminya, terlebih apa yang diberikan suaminya padanya. Dia tidak mau gegabah dengan membiarkan emosinya menguasai dirinya dan dia harus berjuang lagi dari awal. Mungkin lebih buruk. Suaminya pernah mengatakan sekali padanya,
"Lebih baik kamu mati daripada harus dimiliki pria lain."
Suaminya mengatakan dengan nada tenang, tidak mengandung ancaman sama sekali. Namun setelah penyiksaan yang dialami Kayla, ia tahu suaminya akan melakukannya jika Kayla meminta bercerai dan kemudian move on. Kayla tertawa lagi dalam hati. Jangankan berselingkuh! Kayla tidak sependapat saja dengan suaminya tahu-tahu tangan suaminya sudah melayang ke tubuhnya.
Kayla memejamkan matanya di dalam bak sambil menyandarkan kepalanya. Jika aku bisa membuat suamiku mencintaiku, bisakah dia berhenti menyakitiku, renung Kayla. Atau... Entahlah. Dulu aku mengira cinta itu ada. Ternyata sama saja seperti kisahku yang dulu. Orlando mencintaiku sedikit, dan memberikan semua cintanya pada Davina. Suamiku juga begitu. Dia tidak mencintaiku sebesar dia mencintai perempuan berambut pirang itu!
Suaminya sudah jarang di rumah, dan itu artinya ia jarang pula mendapat kesempatan untuk menganiaya Kayla. Hanya dua kali dalam seminggu Kayla melihatnya di rumah, itu pun saat suaminya pulang dini hari kemudian paginya berangkat lagi kerja (atau itu alasan yang Kayla tahu-bisa saja kan suaminya berbohong?). Kayla tidak berani menanyakannya daripada harus dicecar dan dipukul lagi.
Pagi keesokan harinya, Kayla terbangun dan melihat suaminya telentang di sebelahnya masih dengan berpakaian lengkap-kemeja dan celana formal kerjanya-dan memeluknya dari belakang. Saat itu posisi suaminya sedang memunggunginya. Ia peluk suaminya hanya sekadar untuk menyambut suaminya saja, tidak lebih. Dia turun dari tempat tidur dan berhenti sejenak.
Inilah saat-saat Kayla bahagia dalam hidupnya. Saat suaminya tidur. Tidak ada tekanan. Tidak ada bentakan. Dan tidak ada penganiayaan. Tapi hari itu Kayla merasa sangat sedih. Dia tidak tahu kenapa dia gundah dengan situasi itu. Apakah karena dalam hatinya ia mencurigai suaminya yang semalaman berada di tempat Anastasia? Atau alasan baiknya adalah suaminya memang orang yang sibuk. Jika dia betul semalaman bekerja, Kayla tidak bisa menahan rasa ibanya. Satu fakta yang tidak bisa diubah tentang suaminya adalah suaminya orang yang paling diandalkan di keluarga Karjadi. Hanya dia yang diharapkan oleh orangtuanya untuk meneruskan usaha. Anggota keluarga Karjadi yang lain hanya menikmati jerih payahnya di perusahaan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband's Obsession (Sequel of Ex-Husband) COMPLETED
Romance"Kamu harus lapor semua kegiatanmu pada saya setiap satu jam sekali. Kamu mandi, kamu makan, kamu masak, semuanya! Dan tentu saja kamu harus memperhatikan suamimu. Kamu harus ingatkan saya makan. Kamu harus ingatkan saya untuk tetap sehat. Ya, kamu...