Aku Dia dan Ayahnya

40 3 0
                                    

"Yaudah kalo gitu temenin aku kerumah"

Spontan Dila kaget mendengar pernyataan dari Rangga.

"Apa!, Mau ngapain?"
Dila bertanya seperti orang bodoh namun Rangga tak menghiraukan pertanyaan dari Dila.

Dila yang bingung berusaha untuk bertanya lagi pada Rangga dalam perjalanan mereka.

"Mau ngapain?, Heh Lo mau bawa aku ke mana?, Eh jawab, kalo gak aku teriak!"
Pertanyaan bertubi tubi dengan suara yang bervolume sedang keluar dari mulut mungil Dila.

"Sttssss"suara motor Rangga yang berhenti tiba tiba.

Dila yang tadinya ribut dengan pertanyaan tak habis habis segera diam membisu.

"Udah selesai ngomongnya?, Yaudah turun sekarang" ucap Rangga dengan kepala yang masih tertutup helm dan tak sedikit pun menoleh ke arah penumpang nya.

Mendengar perkataan rangga, Dila melihat sekitarnya ternyata sekarang mereka di jalanan yang sepi, memang sekarang belum gelap tepatnya jam tiga tiga puluh wib.

Tapi berhubung mereka berada di gang sepi jadi hanya sedikit orang yang lalu lalang, atau tepatnya tak ada yang lewat untuk saat ini.

"Yaudah turun!" Ucap Rangga
"Kok turun di sini sih, anterin aku pulang"

"Eh Lo pikir gua tukang ojek hah!, Lo bilang ke sana!, harus ke sana?, Lo bilang ke sini! harus ke sini? Hah!" Rangga berucap dengan nada membentak tanpa turun dari motornya begitu pula dengan Dila masih tetap di boncengan Rangga.

Mendengar itu, Dila hanya diam, dan tanpa menunggu lama Rangga menjalankan motornya. Tak sampai sepuluh belas menit mereka sampai di rumah Rangga.

"Gua masuk dulu" ucapan Rangga dan masuk kerumahnya dengan meninggalakan Dila di depan rumahnya, Dila hanya berdiri di samping pintu rumah mewah Rangga.

Satu menit berlalu Dila masih berdiri manis dengan pakaian sekolahnya serta jilbabnya yang masih rapi.

"Eh neng mau ngapain?" Tanya seorang perempuan tua

"Oh.. ya Assalamu'alaikum Bu, saya temennya Rangga bu"

"Oh.... Temennya nak Rangga, saya asisten di rumah ini neng, nama saya mijah"

"Iya, bu kok gak jawab salam saya, hukum menjawab salam wajib Lo Bu" Dila seolah memberi nasehat pada ibu tua itu.

"Oh iya lali ibu, Wa'alaikumussalam.., eh neng masuk dulu"

"Ah gak usah Bu"

"Neng takut ya, kalau nak Rangga macem macem, Tenang neng ibu temenin, klo nak rangga macem macem,  ibu yang duluan turun tangan, eh tapi nak Rangga gak gitu orangnya neng, nak Rangga sangat menghargai perempuan, yaudah kita masuk ya neng"

Dengan terpaksa Dila masuk ke rumah mewah bercat putih dengan tembok yang terlihat kokoh itu.

Sekarang Dila tengah duduk di sofa empuk nan besar itu, mata Dila melihat sekeliling rumah mewah itu dan takjub melihat ke mewahan di dalamnya.

"Neng ibu, ngambil minum dulu ya"

"Gak usah bi, saya gak haus kok"

"Gak apa apa tunggu sebentar ya" kemudian pergi ke dapur.

Setelah Bu mijah pergi datanglah tiga orang pria, dua di antaranya berbadan tegap dan berotot besar, dan yang satu lagi terluka lebih tua.

Pria itu masuk dan heran melihat Dila duduk di sofa rumahnya, ya dia adalah William, ayah Rangga.

Namun setelah melihat Dila pria itu berlalu pergi bersama dua pria yang berada di belakangnya.

Dila membatin" mungkinkah ini ayah Rangga?"

Perhiasan DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang