Izinkan aku menjadi makmummu

5 3 0
                                    


Dila POV

Sudah sebulan berlalu kejadian itu menjadi cerita dalam diriku, tapi aku trus mencoba melupakannya, walau masih membekas. Ya kejadian dimana aurat ku di lihat banyak kaum Adam, walau hanya seperdetik.

Dan tak lama lagi aku akan meninggalkan sekolah, menempuh sebuah tujuan yakni cita, dimana aku akan berpisah dengan semua temanku, yang selalu menjadi penghibur hati.

Hanya tinggal menghitung hari saja, semua akan pergi menggapai tujuannya masing masing.

"Dila Abang kamu dah mau berangkat, ayo cepat turun sayang" suara umi membuyarkan lamunan ku. Akupun turun menemui kak Ilham yang telah menunggu di dalam mobil.

"Lama amat dandannya" ucap umi yang ku jawab dengan senyuman dan pamit untuk berangkat ke sekolah.

"Iya umi, Dila pamit ya, Assalamu'alaikum" ucapku seraya masuk ke dalam mobil.

Aku dan kak Ilham membelah jalan pagi ini, dan beruntungnya kami jalan belum macet.

"Dek, nanti malam kakak,umi,dan Abi mau pergi" ucap Ilham membuka pembicaraan.

"Tumben Abi ikut, mau ngapain" jawabku karena mendengar kata Abi membuatku tak bersemangat dengan topik pembicaraan yang di buka kak Ilham.

"Kenapa?, Jutek amat, udahlah dek kamu lupain kesalahan Abi dulu ya, Abi udah punya kehidupan baru bersama keluarga nya, dan sekarang hubungan kita baik baik aja" balas kak Ilham tanpa menoleh e arahku karena fokus menyetir.

"Yaudah sih kak Dila belum bisa maafin Abi, itu aja" jawabku seadanya.

"Gak boleh gitu dek, sampai kapan Abi itu tetap Abi kita dan kamu harus maafkan itu, ingat ya dek Allah aja Al Ghaffar( maha pengampun), sedangkan kita cuma manusia biasa, apakah kita tidak bisa meneladani sifat Allah?"
Kak Ilham memberi ku nasehat, yang sudah kesekian kalinya ku dengar.

"Iya kak, iya, aku udah maafin Abi, tapi aku belum bisa sekarang dulu, Eh tapi kak, Abi, umi memang nya mau kemana?" Tanya ku penasaran.

Kak Ilham menghentikan mobil, karena kami sudah sampai di depan sekolah.

"Gini dek, insyaallah kakak akan mengkhitbah seorang gadis" jawab kak Ilham menatap ku dengan mata yang membulat kaget.

"Serius kak, jadi kakak nikah juga?" Ledekku dengan tawa kecil, dan kak Ilham menarik hidungku karena geram.

"Ye... Emang kakak segitunya, udah sana keluar tar telat lagi" kak Ilham membuka kan pintu mobil.

"Eh iya kak tunggu, siapa yang bakalan jadi kakak ipar aku itu?" Tanya ku mengintrogasi.

"Tar malam aja, adek pulang jam tiga kan, nanti kakak jemput oke, sekarang keluar"
Kak Ilham mendorong badanku ke luar.

"Eh salam dulu( ku raih tanganku kakak) Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawabnya dan segera pergi.

Akupun segera menuju kelas ku.

💞💞💞💞💞

Kelasku yang penuh dengan aksi para remaja membuatku selalu tersenyum, ya belakangan ini kami tidak melakukan kbm lagi, di karenakan sibuk dengan ujian ujian yang akan kami hadapi.

"Dil apa kabar?, Sehat kan dil?"
Tanya Azam saat ia masuk ke kelas pada jam delapan lewat.

"Alhamdulillah sehat, baru datang zam?" Tanya ku padanya dan di jawab oleh Muti.

"Dil dil, kayak gak tau Azam aja, ini aja dia udah kecepatan datangnya biasa juga, jam sembilan lewat" Dila menjawab dengan tatapan sinis pada azam.

"Eh kok lu yang jawab, lu Azam atau gua(Azam menunjuk dirinya), atau jangan jangan lu suka sama gua terus lu yang mewakili gua ya?"
Azam dengan pedenya merayu Muti.

Aku hanya bisa tertawa dengan tingkah teman temanku ini.

"Paan sih, yang ada gua yang suka sama lu( Muti tak sadar dia salah ngomong), Eh... Maksudnya elu"
Muti tampak kikuk.

Azam memukul meja
"Dil! Lo denger dia bilang apa kan?( Azam naik ke atas meja dan berteriak) we pengumuman Muti suka sama gua!!!!"

Semua diam tercengang melihat aksi Azam.

"Tepuk tangan dong" pinta Azam dan semua tertawa serta menepuk tangan.

Sementara Muti mulai emosi dan....
"AZAM!!!!!,(teriak Muti), awas lu ya"
Dila mengejar Azam kian kemari.

Ya seperti biasa, dan semua tertawa renyah karena tingkah mereka.

💞💞💞💞💞💞

Di kantin yang sudah ramai aku duduk sendiri sambil menunggu pesananku aku membaca Alquran di smartphone ku.

"Assalamu'alaikum" ucap Muti dengan nafas tersengal-sengal,

"Wa'alaikumussalam, udah selesai kejar kejaran nya?" Tanya ku pada muti dan di sertai kak indah yang membawakan jus wortel pesananku.

" Ini jusnya dek" kak indah meletakkan jus pesananku.

"Oh iya kak, makasih" jawabku

"Kak Muti jus oranye ya" sambut Muti.

"Oke" kak indah pun pergi berlalu.

"Paan sih dil, kok senyum senyum?" Tanya Muti padaku yang sedari tadi senyum sendiri melihatnya.

"Gak kok" jawabku dengan gelengan kepala.

Muti menghela nafas
"Kirain lu mau ngelak gua juga, Eh dil lu dah tau gosip belum?" Tanya Muti antusias.

"Ih Muti, gak boleh gosip, dosa ingatkan pelajaran kita,barang siapa yang menceritakan aib orang lain maka ia bagaikan memakan bangkai saudaranya sendiri".

"Iya iya ustadzah, tapi ini gak aib, tapi info"jawabnya bersemangat.

"Ih iya mut, aku juga punya info Lo"
Tawarku pada nya

"Ini dek jus nya" kak indah memberi pesanan Muti.

"Iya kak makasih, info lu penting gak?, Klo gak penting gua aja dulu"
Jawab Muti.

"insyaAllah penting" jawabku mantap membuat Muti penasaran.

"Apa dil, ayo cerita" Muti memang tipe orang yang punya rasa ingin tau yang kuat, bukan hanya saat belajar gosip juga.

"Gini, insyaAllah malam ini aku bakalan nemenin kak Ilham untuk khitbah seorang gadis"

Muti sempat terdiam dengan pikiran yang melayang, ya aku tau dia menyukai kakak ku, tak seharusnya ini ku ceritakan.

tapi ini harus agar dia tak lagi berharap dengan kakaku. Dulu dia juga pernah keceplosan mengatakan kalo nama pria yang dia sebut dalam do'anya adalah kakaku.

"Mut, Muti"
aku melambaikan tanganku

"Hah iya iya dil( aku melihat ada linangan air mata di mata indahnya, yang degan cepat di seka oleh tangan putih nya), wah Alhamdulillah lah, turut bahagia ya dil. Jawabnya menutupi kesedihan nya.

"Maaf ya mut, aku juga pernah jodoh jodohin kamu sama kakak aku, tapi mau gimana lagi mut, ternyata kalian belum berjodoh" ucapku memeluknya.

"Ih Dila apaan sih,( dia melepaskan pelukan ku perlahan) gak deh, gak apa apa kok, mungkin aku terlalu berharap sehingga ALLAH timpahkan padaku betapa pedihnya berharap selain dia, dan mungkin aku belum dizinkan untuk menjadi makmumnya"

"Cie.... Udah dewasa temen aku"
Ledekku pada muti yang dan kamipun tertawa bersama.

Assalamu'alaikum🤗😁, gimana part nya?, Kira kira siapa ya perempuan yang akan di khitbah sama Ilham, sampai Muti nangis,😁😁😁

Tunggu kelanjutannya, dan jangan lupa vote mentnya😉😊💖.

Jangan lupa baca Al-Quran😊🙏

Wa'alaikumussalam

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perhiasan DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang